</bab 13>

30 18 1
                                    

Pagi itu Naretta berangkat lebih siang dari biasanya. Efek semalam ia tidak bisa tidur hingga pukul 2 malam tanpa alasan. Tapi entahlah, bayang-bayang ia bermain basket dengan lelaki itu hingga malam, kemudian Alvindra yang inisiatif mengantarnya hingga halte bus terdekat, cukup membuat alasan ia tidak bisa tidur dalam semalaman penuh. Ya, ia telah menghabiskan malamnya dengan jantung yang terus berdegup kencang karena kesempatan tak terduga yang didapatinya Bersama lelaki yang dikaguminya itu.

Beruntung pagi harinya, Reva yang punya insting tinggi itu membangunkannya terlebih dahulu sebelum berangkat ke kampus karena melihat lampu luar di rumah gadis itu masih menyala tak seperti biasanya. Jadilah mereka berdua berangkat menggunakan motor milik Reva dengan kecepatan yang tinggi hingga menyalip beberapa pengendara mobil dan motor.

Maka ketika Naretta baru pertama kali menginjakkan langkahnya di lab komputer, suara dari Andika langsung masuk pertama kali terdengar ke telinganya "Yah telat lo telat, ritual nya baru aja beres"

Sebelum membalas perkataan lelaki itu, Naretta terlebih dahulu mengalihkan pandangannya kearah meja paling depan yang posisinya menghadap kearah komputer para mahasiswa. Huh, beruntung sang dosen juga ternyata belum datang padahal biasanya beliau akan datang terlebih dahulu 5 menit sebelum mata kuliah dimulai, yang artinya bisa dikatakan Naretta beruntung hari ini.

"Habis ritual apa nih?" kekeh Naretta bertanya, ia mengambil duduk di meja baris ketiga seperti biasanya. Sebelum itu, ia bertos ria dengan Andika dan beberapa teman sekelasnya yang lain sambil melalui meja-meja Panjang itu.

"Biasa ritual pagi, menyatu dengan coding" balas Andika

Naretta hanya membalasnya dengan terkekeh kecil, ia kemudian memusatkan pandangannya kearah Alvindra yang terlebih dahulu datang lebih cepat darinya, lelaki itu duduk tepat di bangku kedua dan tepat di depannya satu jajar yang sama.

Ia masih senyum-senyum membayangkan kejadian kemarin ketika Alvindra mengajarinya bermain basket dengan bonus mengantarkannya, meski hanya sebentar tapi ia bersyukur setidaknya diberikan kesempatan untuk berdekatan.

Saat sibuk memperhatikan punggung tegap laki-laki itu yang dibalut kaos hitam berlengan pendek, tanpa diduga Alvindra membalikkan tubuhnya ke belakang sehingga membuat dua pasang mata mereka bertemu.

Entah mengapa Naretta merasa tatapannya kali ini terasa berbeda. Ia tahu kedua bola mata lelaki itu memang tajam seperti biasanya, tapi ada perbedaan yang kontras di pagi hari ini. Tatapan itu menyiratkan ketidaknyamanan pada dirinya. Bukan tatapan seperti biasa yang membuatnya berdebar atau jatuh cinta, tatapan di pagi hari ini terasa berbeda.

Mencoba berpikir positif, Naretta tetap memberikan senyumannya kepada lelaki itu yang ternyata tidak ditanggapi seperti biasanya. Lelaki itu bahkan langsung berbalik agar tidak menatapnya.

Zafnan yang baru saja masuk kedalam kelas langsung menyapa teman-temannya dan beros ria. Lelaki itu kemudian maju ke meja paling depan dan bertepuk tangan dua kali untuk mengalihkan focus teman-temannya "Guys minta perhatiannya dulu sebentar. Attention, please" ucapnya lantang

Membuat suasana lab komputer yang tadinya berisik pun kini menjadi hening, mendengarkan perkataan Zafnan selaku Kosma Kelas.

"Pak Gibran barusan chat gue, katanya dia ada urusan sebentar makanya masuknya agak telat" beritahu Zafnan

Mendengar kabar gembira tersebut tentunya membuat seisi kelas langsung bersorak senang "Yeayyy!!!"

Beberapa lelaki diantaranya bahkan sudah ada yang bersiap membuka aplikasi game "Valorant aja yok Valorant!" serunya

Zafnan berdesis "Gue belum selesai ngomong woy! Sssttt!"

"Heh ssst itu si Zafnan belum selesai ngomong!" ucap Aresa membantu Zafnan karena teman teman sekelasnya banyak yang tidak mendengarkan dan malah sibuk dengan urusannya masing-masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE PROGRAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang