“Ohh jadii gitu yaa.. kalian nonton bioskop ngga ngajak-ngajak anaknya nihh.” Ucap Jenandra yang sibuk memeluk tubuh sang Momy.
“Iyaakan tadinya emang pengen menghabiskan waktu berduaan gitu,” ucap sang Daddy yang kini mengelus rambut sang istri, Momy menatap sang suami lalu memberikan senyuman yang manis.
“Jen…dengerin Momy sayang.” Jenandar sedikit melonggarkan pelukannya lalu menatap sang Momy dengan lekat.
“Momy sedih banget nonton film itu, langsung teringat anak kesayangan Momy yang selalu nurutin semua perkataan Momy, padahal kamu punya keinginan kamu sendiri. Momy sadar bahwa Momy banyak salah sama kamu Jen, Momy minta maaf yaa sayang.” Ucap sang Ibu sembil memeluk tubuh anak kesayangannya, Jenandra tentu saja memeluk tubuh sang Ibu dengan pelukan tak kalah erat.
“Ngga apa-apa Mom, lagian kalo Jen ngga nurut sama Mom Jen bakalan jadi anak durhak karena buat Momy sedih,” Jenandra menghapus buliran bening yang meluncur dengan tidak sopan di pipi kesayangannya.
“Mulai sekarang kamu bebas memiliki pacar yang kamu cintai, walaupun dia tidak bisa memasak tidak apa-apa Momy dan Dad akan belikan restoran termahal di Jakarta buat kamu.”
Momy mengelus surai lembut milik sang anak, walaupun kini keningnya masih terasa panas.
“Momy serius? Jadi sekarang Jen boleh punya pacar?" Tanyanya secara antusias, Momy menangguk dan mereka kembali berpelukan.
“Ekhmm bisa ngga sih…kalian berdua itu inget sama Dad, ajak pelukan juga kek.”
Keduanya melepaskan pelukan mereka dan saling memandang satu sama lain saling melemparkan senyuman mengerti pikiran masing-masing. Keduanya menerjang tubuh tegap sang kepala keluarga Bratadikara, meraka tertawa bahagia.
Biarkan malam ini keluarga Bratadikara merasakan kebahagiaan, karena mereka tidak akan tau bagaimana kedepannya mereka menjalain kehidupan. Karena….Dunia di luar sana begitu jahat, dan penuh akan tipuan.
Keesokan harinya.
“Padahal kemarin malem indah banget, ehh sekarang malah sepi kaya gini.” Gumam Jenandra, tak mau berlama-lama lagi, ia memutuskan untuk berjalan ke sofa dan membaringkan tubuhnya untuk beristirahat karena ia belum mambaik juga.
Jenandra merasa akan mati kebosanan jika terus berdiam diri di rumah, tidak melakukan apa-apa, Momy nya tadi mengirim pesan lewat grup keluarga bahwa dirinya tak dapat pulang sore, ia banyak mengurus ini dan itu yang di perlukan untuk pengelolaan cabang baru.
Lalu bebarapa jam kemudian di susul oleh sang Daddy yang sama tidak dapat pulang karena akan bertemu dengan kolaga dari luar negri.
“Ini mereka kenapa sih mementingkan seluruh perusahaannya, ngga inget apa anaknya lagi sakit gini, Jen tau sihh Jen udah besar tapikan Jen juga butuh Momy…” Ucapnya secara galau brutal.
Jenandra tidak membaik karena banyak memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak untuk dipikirkan dalam kondisi yang seperti ini. Waktu berjalan begitu cepat karena Jenandra tertidur bejam-jam lamanya efek dari meminum obat.
Jenandra tertidur di sofa dan ia terbangun dengan keadaan tubuh yang sakit karena pegal. Jenandra memutuskan untuk berandam untuk kembali menyegarkan tubuhnya.
Setelah mengahabiskan beberapa waktu untuk membersihakn tubuhnya, kini ia tengan makan malam sendirian, asinten rumah tangganya sudah membuatkan bubur untuknya atas perintah sang Momy.
“Momy lama banget sih pulangnya.” Gumam Jenandra sembari menyendokan bubur ke mulutnya.
Setelah selesai Jenandra memutuskan untuk pergi ke kamarnya ingin segera membaringkan tubuhnya lagi, Jenandara meminum obatnya lalu kembali tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ Anagata👑 ]
Teen FictionJenandra menuruni tangga sembari menenteng jasnya, dua kancing baju teratasnya di biarkan terbuka begitu saja. Dia tersenyum melihat Momy nya sedang memasak, dia juga sempat melirik Daddy nya yang tengah menikmati teh (?). Jenandra memeluk tubuh Mo...