27👑

131 73 2
                                    

Kini hari yang di tunggu oleh Momy, ia mencoba memasak makanan yang dapat di makan oleh calon menantunya itu.

"Sayang.. Kamu dimana?" Panggil sang suami.

"Di dapur Yang.., sini dehh," jawabnya secara berteriak.

"Aduhh istri aku rajin banget sih, udah ada di dapur aja nihh padahal baru jam 09.25 lohh." Ucap sang suami sembari memeluk tubuh sang istri dari belakang.

"Iya.. Aku udah ngga sabar banget ketemu calon menantu, ehh iya Yang.. Kamu tau ngga nama pacarnya Jen?"

"Tau.. Mungkin namanya Athea."

Momy mengerutkan keningnya "Kirain aku Karina, Karina yang di bawa terakhir kalinya kesini sama Jen."

"Ohh kalo sama Karina katanya emang udah putus Yang, kan anak mu itu selalu menuruti apa yang ibunya ucapkan." Ucap Daddy Dovan yang mencolek hidung Momy dengan gemas.

"Iya.. Aku jadi ngerasa bersalah banget sama anak aku." Ucapnya dengan lesu.

"Kamu tenang aja Yangg, Jen udah dapet pasangan yang dia mau ko, kayanya kamu juga bakalan suka deh sama Athea."

Momy megangguk setuju, "Gimana pun Athea, bakalan Momy terima. Momy pengen liat Jen bahagia."  Sang suami megangguk.

"Oh iyaa.. Kamu kapan mau berangkat ke kantor? Katanya siang ini kamu sibuk."

"Iya sihh Yang.. Bentar lagi aku berangkat, cuman sebentar ko janji."

"Yaudah sana, temuin tuh selingkuhan kamu. Dia pasti udah pegel banget ngga di pegang-pegang sama kamu." Ucap Momy dengan mendelikan matanya, malas melihat suaminya itu.

Daddy Dovan tertawa terbahak mendengar penuturan sang istri, tanpa menunggu omelan manis itu lagi Daddy Dovan mengecup pipi sang istri lalu pergi dari sana.

Momy yang di perlakukan seperti itu hanya tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.

"Eh iya ini matengnya kapan ya? Ko dari tadi kue nya belum juga mateng?" Momy kembali sibuk berkutat dengan alat tempur memasaknya.

...

"Pagi Pak Jen, ini ada dokumen yang harus segera anda tandatangani dan ini ada sahabat berengsek lo nihhhh." Ucap Jemery dengan segera mendekat ke arah meja Jenandra di ikuti sosok yang tengil di belakangnya.

Jenandra mendongak lalu menerima berkas dokumen itu, lalu ia fokus membaca dan menghiraukan kehadiran sang sepupuh sekaligus orang yang berwajah tengil itu.

"Yaelah Jen, sekali-kali lo tolak kek pas si Jarami ngomong gitu. Lagian lo kan baru sembuh mau-mau nya aja kerja, kalo gue mah udah nolak aja, keun bae." ucap si tengil dengan nada kesal, ia mendudukan bokongnya di kursi hadapan Jenandra begitu pula dengan Jemery.

"Yeuh." Jemery menggeplak lengan si tengil yang berada di sampingnya itu.

"Yaa mau gimana lagi, ini kan pekerjaan gue. And lo mau ngapain duduk di sini? Go away, I don't want to see you." Ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas putih yang berisikan tulisan itu.

"Shit." Umpat Jemery dan Haikal secara bersamaan, lantas mereka segera membangkitkan dirinya.

"Eh tunggu Jem, Kal," panggil Jenandra yang membuat Jemery dan Haikal sedikit kesal.

"Naon lagi sih Jen? Kata maneh tadi urang kudu indit, maneh mah kumaha sih." Ucap Haikal dengan nada yang kesal.

Jenandra meletakan berkas dokumen itu.

[ Anagata👑 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang