6

110 9 4
                                    


Itu karena ada dua orang yang bernama Romeo di kelas.

Memang... persamaan nama mereka adalah sebuah kebetulan luar biasa yang pernah terjadi di kelas XI MIPA 4. Jadi sebagai satu-satunya perempuan bernama Juliet, anak-anak kelas pernah mengolok-olok Juli dan mencomblangkan Juli dengan mereka berdua; Romeo yang kesatu dan Romeo yang kedua.

Waktu itu, teman-teman Juli di kelas mendapati Juli membawa salah satu buku karya William Shakespeare. Setelah mereka mengetahui kalau buku yang Juli bawa itu berkisah tentang percintaan antara Romeo dan Juliet, hari itu juga, Juli di ledek dan di ganggu terus-menerus di kelas, terutama oleh geng Evelin. Mereka memaksa Juli mendekati kedua Romeo itu dengan merayunya di depan kelas. Harus dihadapan seluruh teman kelas. Tentunya, Juli menolak dan hanya bisa menahan diri ketika terus di ledek.

Selain itu, Juli juga tidak berani menatap mereka berdua ketika sedang digoda teman-teman kelas yang menjodohkannya dengan kedua Romeo itu. Juli hanya tahu bahwa Romeo satu tidak merespon apa-apa saat di goda teman-teman kelas, sementara Romeo dua kadang hanya menyahut, "Berisik deh, lo pada."

Sebenarnya, Juli risih sekaligus tidak enak ketika di ledek seperti itu. Selain karena Juli merasa rendah diri, baik Romeo satu maupun Romeo dua adalah murid yang sama-sama populer di sekolah. Mereka pun berteman baik. Juli sering melihat mereka berdua berada di satu circle, seperti saat sedang di kelas, jamkos, kantin, tanding bola, atau pun ngumpul di luar.

Juli jarang sekali berbicara dengan mereka berdua, kecuali jika karena tugas atau urgent mengenai kepentingan kelas. Selebihnya, mereka kadang sama-sama tidak mengingat kalau Juli ada di kelas, dan begitupun sebaliknya. Juli dan kedua Romeo itu punya kehidupan masing-masing dikelas. Kehidupan dengan nasib yang berbeda.

Romeo kesatu alias Romeo Dirgantara Ale punya nama panggilan Romi. Menurut Juli, Romi adalah sosok yang pintar, tampan, menawan, namun... sangat misterius. Dengan rambut kecokelatan khasnya, kadang Juli berpikir kalau laki-laki itu mungkin keluar dari komik kesukaan yang pernah dibacanya pada saat SD.

Memiliki kedua mata yang teduh, perangai yang ramah dan dingin sekaligus, Romi seperti sosok yang sebenarnya terlahir sebagai seorang selebriti, namun memilih untuk peduli pada prestasi akademiknya-terbukti karena Romi termasuk juara lima besar di kelas.

Itu tidak mengherankan karena Romi memang anak seorang selebriti yang dulu cukup terkenal di televisi. Namanya Aya Prastia. Dia adalah bintang sinteron yang dikenal dengan perannya sebagai mantan yang sudah mengkhianati sang pemeran utama, namun masih berharap mendapatkan kembali cintanya meski pemeran utama sudah bertemu seseorang baru-sang protagonis perempuan.

Peran antagonisnya itu cukup melekat di sosoknya. Tetapi, semenjak menikah dan melahirkan anak, Aya sudah jarang sekali muncul. Sesekali hanya muncul membagikan vlog di akun Youtube pribadinya.

Selain itu, Romi merupakan anak basket. Banyak perempuan yang terkagum dengan sosoknya yang lincah dan cekatan saat bermain bola basket, melempar, atau mendribblenya. Saat bermain bola basket di lapangan, senyum merekah selalu terpancar diwajahnya, bahkan ketika matahari sedang terik, atau tim Romi kalah sekalipun.

Senyum itu yang sering membuat anak-anak perempuan tergila-gila, bahkan tak jarang mereka meneriaki namanya. Romi dua kali lebih populer di kalangan perempuan. Hampir semua perempuan di sekolah terpesona olehnya... termasuk Juli.

Juli hanya bisa ikut terpesona dan mengagumi sosoknya dalam hati. Dan diantara gerombolan anak-anak perempuan yang sedang sibuk menonton mengangumi Romi dilapangan, Juli kadang hanya ikut diam berdiri di sudut mereka, berjarak tak terlalu dekat dengan mereka karena Juli tahu mereka bisa risih dengan kehadirannya. Juli melakukannya karena pernah benar-benar menyukai laki-laki itu.

On rainy days, be my epiphany || taennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang