26► mixed feelings we received (lhs)

158 36 32
                                    

Pertandingan persahabatan yang seharusnya menjadi ajang untuk mempererat hubungan antarsekolah, kini justru menjadi tinta merah dalam sejarah ikatan persaudaraan mereka. Babak pertama ditutup oleh serangan akhir dari Heeseung, tetapi Dalton High School terpaksa menyisihkannya karena kecelakaan beberapa saat silam.

Usaha keras panitia untuk menertibkan keributan tampaknya hanya berakhir sia-sia. Kebanyakan orang lebih rela berdesakan sambil memotret kejadian di lapangan demi kepentingan update status daripada memedulikan kenyamanan pihak yang berselisih.

Heeseung mungkin terlihat memaksakan diri sewaktu bermain, padahal kenyataannya tidaklah demikian. Ada semacam perasaan yang ingin dilampiaskan dan Heeseung menggunakan basket untuk melepaskan gejolak tertahan itu.

Kabar tentang keributan di lapangan indoor sepertinya belum menyebar luas, terbukti karena kebanyakan orang di pusat bazar dan pintu masuk masih sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Beberapa detik kemudian, bunyi sirine ambulans menjadi penyebab ketenangan itu musnah. Tiga panitia yang mendapat kabar buruk dari tim kesehatan lekas berlari ke gerbang untuk mengosongkan jalan. Para siswa refleks saling pandang sambil bertanya-tanya keadaan darurat apa yang terjadi di lapangan indoor.

Koridor yang awalnya penuh sesak kini mulai lengang. Manusia-manusia dengan beragam aktivitas menepi secara otomatis seperti bulu kucing yang disisir menyamping. Mereka berjajar rapi ketika dua orang ber-id card mengangkut Heeseung dengan tandu.

Rambut Heeseung basah sejak setengah permainan dimulai, tetapi kali ini bulir-bulir air itu mengalir hingga menetes di alas tandu. Rasa nyeri di lututnya makin menggila akibat guncangan yang jelas tidak akan berhenti sebelum dia sampai di rumah sakit.

Bicara soal cedera, Heeseung sebenarnya hanya ingin melakukan yang terbaik demi tim. Center dari Dalton High School itu mendapat rebound untuk melancarkan serangan balik. Setelah melakukan dunk, dia berhasil mencetak skor dan membawa timnya menuju final.

Sayangnya, Heeseung kehilangan keseimbangan saat hendak mendarat karena tekanan dari pemain lawan. Alhasil, dia jatuh dengan lutut dan lengan terlebih dahulu.

Sekilas dapat Heeseung lihat Jake menyusul dengan ponsel di tangan. Orang di sekitar pun turut menatapnya iba. Sialnya, dia hanya bisa pasrah. Perawatan dari petugas kesehatan sepertinya tidak berarti apa-apa. Sekejur tubuhnya seolah remuk perlahan-lahan.

"Lo pada ke mana, sih?" Satu decakan dari Jake berhasil menarik atensi belasan pasang mata yang sebelumnya tertuju pada Heeseung. "Sumpah, ga guna kalian punya hp."

Jake merutuk karena sampai detik ini status chat-nya belum berubah. Mengizinkan Jay dan Sunghoon keluar bersama adalah keputusan buruk. Yang satu miskin kuota, satunya lagi penggemar mode silent. Dia jadi susah mengabari mereka saat terjadi hal genting seperti ini.

Samar-samar terdengar orang berbisik dan membuat Jake merasa tidak nyaman. Tiga orang gadis tiba-tiba muncul dari balik kerumunan padat, tetapi raut masam Jake seketika mematahkan semangat mereka yang ingin mengajaknya foto bersama.

Jake terkenal memiliki kepribadian yang baik dan ramah pada semua orang, sehingga mereka tertarik untuk mengenalnya lebih dekat. Namun, siapa sangka itu malah berakhir menjadi angan semata. Baru kali ini mereka melihat sisi tak tersentuh laki-laki manis itu.

"Udah, langsung berangkat aja." Di belakang ambulans, salah seorang tim kesehatan hendak melapor pada supir setelah memastikan Heeseung sudah berbaring dengan benar.

"Bentar, tadi ada laporan. Satu orang lagi juga cedera." Seorang gadis berambut sebahu yang baru saja datang dari gedung lain tiba-tiba mencegah. "Dia jatuh dari tangga."

Foreshadow | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang