Pesta ulang tahun bernuansa hitam-putih itu perlahan makin meriah. Rumah megah berhias lampu taman gaya victoria milik keluarga Choi tampaknya berhasil menyihir tamu yang datang. Mereka terlihat sangat bersenang-senang. Terdapat banyak gadis dan lelaki bersenda gurau dengan minuman di tangan.
Heeseung mengecap mocktail-nya lalu duduk di tempat yang telah disediakan. Mengingat Jay masih dalam perjalanan, tidak banyak yang bisa dia lakukan di sini. Mayoritas yang hadir adalah kakak kelas. Dia agak malas berinteraksi dengan mereka.
"Gimana soal cewek yang lo ceritain kemarin?" tanya seseorang yang kini sedang mencari posisi terbaik untuk ber-selfie.
Tawa khas Heeseung menyambut pertanyaan itu. "Dia suka sama cowok lain, angkatan lo katanya."
"Sad banget, sih." Eunha terjungkal melihat ekspresi Heeseung. Entah sudah berapa kali dia mendapati adik kelasnya itu gagal mendapatkan kekasih.
"Gue kurang apa lagi coba?"
"Kurang sadar diri." Kata-kata Eunha meluncur tanpa filter. "Sekali-kali lo fokus ke satu cewek aja, jangan nyabang."
"Dih, gue udah tobat kali."
"Masa?" Eunha menggeleng-geleng. "Sulit dipercaya."
"Tai, ah." Heeseung menendang pelan heels Eunha. "Lo sendiri gimana sama pacar lo? Gue curiga dia punya cewek lain di Amerika."
"Mulut lo mau gue tabok pake heels?" sungut Eunha. Dia memang sensitif jika ada orang menyinggung soal hubungan jarak jauh.
Heeseung meminum sisa mocktail-nya. "Ya, siapa tau, kan? Ga ada yang mustahil di dunia ini."
Belum sempat Eunha menanggapi, tiba-tiba terdengar sorak-sorai ketika selusin lelaki keluar dari tiga mobil. Semua orang tahu siapa mereka. Eunha memperhatikan sambil membenarkan midi dress-nya yang tersingkap.
"Wah." Eunha refleks menepuk-nepuk lengan Heeseung. "Lihat ke parkiran, Hee."
"Apa?" Pandangan Heeseung bergerak menuju arah yang Eunha tunjuk, tepatnya di belakang gapura berjalan—Kim Mingyu. Dia sedikit tertegun melihat orang yang dimaksud Eunha. Ternyata Retha juga diundang ke pesta ini.
"Udah kayak couple aja mereka," kekeh Eunha pada dua gadis yang berpenampilan sangat berbanding terbalik. Satu di antaranya memakai gaun off shoulder dengan pita manis melingkari pinggang, sedangkan yang lain justru mengenakan vest tanpa lengan dan ripped jeans hitam dengan aksen rantai.
Heeseung mendengkus. "Shocked, but not surprised."
🦌 ENHYPEN 🦌
Jay membelah kerumunan sambil mengulum permen stiknya. Musik yang diputar dengan volume tinggi membuat lelaki itu terpaksa menajamkan mata untuk mencari seseorang. Berulang kali dia berdecak karena kesal. Di sana lebih banyak remaja yang bermesraan daripada teman sebayanya."Bang Jay!" Tiba-tiba terdengar suara imut. Jay berbalik, tetapi tidak menemukan sosok yang dicari karena jarak pandangnya terbatas.
"Sunoo?" panggil Jay lalu lekas berpindah tempat selagi ada kesempatan. Ruangan itu sangat sesak. Bau menyengat menguar seperti parfum yang disemprot berlebihan.
"Bang!" Lambaian tangan terlihat. Sunoo tersenyum kala Jay berhasil menemukannya.
"Kalian ke mana aja, sih?" sungut Jay kesal pada teman-temannya yang ternyata sudah duduk santai di meja dekat jendela.
"Harusnya gue yang nanya, lo ambil jaket apa keluyuran?" Sunghoon menatap Jay dingin. Sebenarnya tadi dia sempat menunggu Jay di dekat parkiran, tetapi akhirnya pergi juga karena teman sebangkunya itu tidak kunjung kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Foreshadow | ENHYPEN
Fanfic"They shine with their own light. I love them, always and forever." Sebelumnya kamu hanya mengagumi suara mereka dari compact disk milik kakakmu. Namun, siapa sangka semua anggota band itu adalah orang-orang yang selama ini sering mengganggumu. Mere...