"Akhir-akhir ini gue lihat lo deket sama Kak Yeonjun. Ada apa?"
Semilir angin sore itu membuat Retha menggigil, apalagi saat Sunoo tiba-tiba melontarkan pertanyaan. Mereka jarang pulang bersama karena Sunoo selalu dijemput. Namun, sekali punya waktu berdua, Sunoo malah menghujani Retha dengan topik-topik sensitif.
"Rahasia." Retha mengeratkan pegangan pada hoodie army-nya. Seperti biasa, dia meminjam barang milik Jay. "Sesuatu pokoknya."
"Oh, gitu? Sekarang lo main rahasia-rahasiaan sama gue? Okay." Nada suara Sunoo terdengar kecewa. Dia yang awalnya duduk setengah meter di sebelah kanan Retha, kini langsung memperlebar jarak.
"Ga terlalu penting buat lo, Sunoo," balas Retha sembari menatap datar Sunoo yang baru saja bersandar pada tiang halte.
"Gue ga suka."
Alis Retha terangkat satu. "Hah?"
"Jangan deket-deket lagi sama dia."
Sontak saja Retha tertawa. Pandangannya kembali mengarah ke jalan raya yang mulai sepi. "Tiba-tiba banget lo ngomong gitu. Kenapa emang?"
"Dia udah punya pacar," jawab Sunoo refleks, membuat Retha tertegun.
"Sorry?" Retha membenarkan posisinya agar dapat menatap Sunoo sepenuhnya. "Lo ngelarang gue karena lo pikir gue bakal jadi pelakor?"
"Astaga! Ga gitu!" Raut muka Sunoo tampak frustrasi. Dia jengkel karena Retha sering sekali menyalahartikan ucapannya. "Gue cuma—"
"Unfriend kita," potong Retha, cemberut.
"Cuma antisipasi aja!" Sunoo mendekati lagi. Tangannya hampir saja iseng mencubit lengan Retha, tetapi dia dapat mengontrol amarah itu hanya dengan embusan napas. "Mereka tu senior kita, Re. Kalo ada rumor yang ga jelas dan lo yang jadi pihak tersangka, bisa-bisa rame seantero sekolah."
"Tau gua."
"Mau mint choco ga?" tawar Sunoo tiba-tiba. Sunoo memang selalu punya cara untuk mengalihkan topik. "Gue punya dua bungkus kukis. Kalo lo mau—"
"Ogah."
"Enak tau, cobain sekali aja!"
"Rasanya aneh njir. Kek nelen pasta gigi," balas Retha sambil menggeleng kuat beberapa kali, trauma pada percobaan pertama.
Sunoo tertawa. Mendengar kata pasta gigi, dia justru teringat Sunghoon yang juga punya alasan serupa. "Justru itu yang jadi ciri khasnya."
"Lo tau sendiri gue ga suka COKELAT," sungut Retha yang secara tidak sadar menirukan suara karakter ikan di kartun kesukaannya dulu.
"Kenapa kalian pada ga pengin rasain, sih?" tanya Sunoo bermonolog.
"Kalian?" Retha menoleh pada Sunoo yang mengembungkan pipinya, setengah berpikir maksud 'kalian' pada kata-kata laki-laki itu.
"Reaksi lo kayak mereka! Sebel gue."
"Berarti terbukti sekte pemuja mint choco cuma lo!" Intonasi Sunoo membuat Retha ikut meninggikan suaranya. Tepat di saat itu pula, bus datang dari arah barat. "Dah, sana! Bagi mintcho ke keluarga lo aja!"
Sunoo menatap sedih Retha yang masuk bus lebih dulu. Mood laki-laki asli Korea itu memakan kukis hilang seketika. Dia lekas berdiri untuk menyusul Retha, tetapi kemudian berhenti lagi begitu ada kucing oranye lewat di depannya.
"Cing, mau coba ga?"
🦊 ENHYPEN 🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
Foreshadow | ENHYPEN
Hayran Kurgu"They shine with their own light. I love them, always and forever." Sebelumnya kamu hanya mengagumi suara mereka dari compact disk milik kakakmu. Namun, siapa sangka semua anggota band itu adalah orang-orang yang selama ini sering mengganggumu. Mere...