part¹²

927 146 14
                                    

سْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

" allahumma sholli 'ala sayyidina muhammad wa 'ala sayyidina muhammad"

Ambil baiknya buang buruknya!

---------

"Lisa, kamu gapapa kan kalo anak aku jadi tuan muda tertua dikeluarga Tareeq. Kamu nggak bakal benci aku sama anak aku kan, kamu tidak marah kan" fathia menatap alisa dengan mata bersalahnya, alisnya sedikit berkerut menunjukan rasa tidak enaknya.

Alis tajam jungkook terajut mendengar apa yang dikatakan Fathia" alisa tidak memiliki sifat seperti itu fathia, kamu jangan terlalu banyak berpikir dan jangan berlebihan" tegur jungkook, kali ini dia tidak dapat menyembunyikan ketidaksenangan pada apa yang fathia katakan yang seperti mengatakan alisa adalah seorang yang muda marah dan membenci.

Fathia terdiam kaku menatap jungkook dengan ketidakpercayaan dimatanya, karena tangannya sedang memegang bayi dipelukannya. Fathia hanya bisa menundukan kepalanya dan menggigit pipi bagian dalamnya untuk melampiaskan keluhan, keengganan dan kemarahannya pada sikap jungkook yang ditujukan padanya barusan. Sorot matanya sangat tersembunyi, jika orang dapat melihatnya maka orang itu akan merasa ngeri dan tidak percaya pada apa yang mereka lihat.

"Maaf mas, aku--aku tidak bermaksud. Aku hanya terlalu takut dan gugup" fathia mencicit, dengan kepala tertunduk. Dia tampak menyedihkan.

Jungkook menarik nafas dalam"apa yang kamu takutan sangat tidak perlu fat, dan aku sudah setuju dengan permintaan kamu yang mau mengadopsi anak dari teman kamu. Begitu juga dengan lisa, untuk masalah memasukan nama anak itu kedalam silsilah keluarga Tareeq. Aku yang akan mengurusnya, kamu sebaiknya naik keatas dan tidurkan anak itu dikasur. Lihat, dia tidak terlihat nyaman tidur dipangku seperti itu" kata jungkook, nadanya melembut. Fathia melihat bayinya dan apa yang dikatakn oleh jungkook memang benar adanya, lagipula bayi ini sudah dari sejak diperjalanan dia pangku sampai berbicara dengan jungkook. Dan dihitung-hitung, itu hampir memakan waktu dua jam lebih.

"Iya mas, aku akan membawa bayinya kekamar. Lisa.. untuk perkataan aku tadi, aku benar-benar tidak bermaksud. Aku minta maaf lisa" fathia terlihat jujur dan bersungguh-sungguh, alisa sendiri tersenyum dan mengangguk pada fathia tanpa mengatakan apapun.

Fathia pergi keatas dengan bayi itu yang belum memiliki nama, alisa menatap punggung fathia. Entah kenapa dia seperti merasakan ada sesuatu yang salah dengan sikap fathia, namun alisa tidak menemukan dimana letak salahnya.

"Sayang, kenapa melamun" alisa tersadar oleh elusan tangan hangat jungkook dikepalanya, dia tersenyum. menggelenglan kepalanya menjawab pertanyaan jungkook barusan.

"Jam setengah lima, aku temenin jalan-jalan ditaman. Mau" jungkook menatap alisa bertanya, sorot matanya sangat lembut.

Kehamilan alisa sudah mau memasuki usia delapan bulan, setiap pagi dan sore. Alisa biasanya berjalan-jalan ditaman, rutinitas seperti ini disarankan oleh dokter. Jungkook sendiri kadang menemani alisa jika dia dalam keadaan tidak sibuk.

"Mau" alisa mengangguk, dia tersenyum manis. Jungkook segera berdiri dan membantu alisa beranjak dari sopa tempat istrinya itu duduk.

Tangan jungkook merangkul alisa, alisa berjalan pelan. Jungkook mengelus perutnya dan tendangan kecil datang dari calon bayi mereka, alisa tersenyum merasakan pergerakan bayinya. Tangannya juga ikut mengelus perut buncitnya.

"Zauji, itu tukang kebun lagi nanam bunga apa" alisa mendongak bertanya pada jungkook, jungkook pun melihat kearah beberapa tukang kebun yang bekerja sama menanam bunga.

Perfect a L. O. V. E.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang