Aku gak tau ini Wattpadku ada masalah apa sih. Tiba-tiba beberapa part ter-unpadate sampe aku harus re-upload lagi. Mana lagi cerita ini urutan partnya berantakan bangt padahal udah aku perbaikin.
Serah deh, masa bodoh lah gue.Maap ini berantakan, ga sempet revisi. Yang baca cerita ff ini, sehat-sehat deh pokoknya.
Enjoyyyy
***
Seekor burung terbang di atas pepohonan yang rindang, sayapnya membimbingnya melintasi langit yang tak berujung. Yang lainnya, seekor burung gereja yang ingin berkicau, melantunkan melodi yang harmonis.
Bunga-bunga halus yang bermekaran di bawah kaki mereka berdiri kokoh dan bangga, tak mampu terombang-ambing oleh angin sepoi-sepoi. Seekor kupu-kupu, dengan warna keemasan yang kaya, melayang-layang, seolah-olah sedang menari dan berkibar selaras dengan kicauan burung.
“Aku hanya akan pergi karyawisata, kenapa kalian mengantarku seperti aku akan pergi jauh” kata Sasori jengah.
Dia menatap bosan pada neneknya, tetangga baru yang berisik, Tenten, dan pria besar mengerikan di samping kamarnya, Kakuzu.
“Nenek hanya ingin mengantarmu, Sasori-kun” tutur wanita tua itu.
Kakuzu memberikan kotak itu kepada sasori yang berisi bento untuk menemani perjalanannya. “Makan ini”
Meskipun sungkan, Sasori tetap menerimanya. “Terima kasih”
Bagaimanapun kakuzu telah membuatkan yang makanan dia tidak mungkin menolak pemberian pria besar, lalu lalu tetangga berisik itu –Tenten– juga memberikan sebuah minuman untuknya.
“Ini minuman untukmu, kau bisa meminumnya di jalan. Hai-hati di jalan Sasori-kun, pastikan kau pulang sebelum hari pernikahanku”
Sasori menahan diri untuk tidak memutar bola matanya, “Tenten-san, pernikahanmu dua bulan lagi. Aku hanya akan melakukan penelitian selama sebulan..” sekali lagi pemuda merah itu menatap neneknya. Dia memeluk wanita us itu, “aku tidak akan lama nenek”
Nenek Chiyo mengangguk, dia tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran di wajahnya yang biasa menunjukkan senyuman tu. Sasori menghela nafas panjang, langkahnya terasa berat.
“Kakuzu-san, Tenten-san, aku menitipkan nenekku pada kalian
Tolong jaga dia… ini hanya sebulan”Kakuzu mengangguk, dia mendekati nenek Chiyo dan berdiri di belakangnya. Meskipun agak kaku, dia meletakkan tangan besarnya ke bahu wanita tua yang hanya setinggi dadanya, “nenekmu aman bersama kami”
“Hati-hati" tutur Tenten.
Sasori akhirnya menaiki kereta itu, melaju dengan cepat sepersekian detik. Kedua mata onyx milik sang wanita terus menatap sedih, rasanya baru beberapa detik sejak terakhir kali dia merasakan kehadiran cucunya.
“Mari pulang..”
Kakuzu membimbing nenek Chiyo berjalan sebelum Tenten ketika merangkul wanita tua itu, “jangan khawatir nenek, aku akan menemanimu selama Sasori pergi. Aku juga ke biasanya kesepian karena Neji biasa tidak pulang beberapa hari”
Nenek Chiyo tersenyum, “yah, terima kasih nak”
Mereka bertiga lalu segera pulang ke apartemen dengan berjalan kaki Kakuzu melihat sosok pria tua yang pernah ditemuinya malam itu sedang duduk sendirian. Mungkinah di datang untuj mengenang istrinya ekali lagi.
Dia ingin menghampiri pria tua itu itu sebelum ponselnya berbunyi dia bisa melihat nama 'ibu mertua' memanggilnya,“Sakura tidak mengangkat teleponnya, anak kurang ajar itu! Aku tidak mau tahu, kalian harus mengunjungi kami akhir pekan ini! ”
Bahkan sebelum Kakuzu berbicara, sambungan ponsel itu terputus.
![](https://img.wattpad.com/cover/355586328-288-k146294.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Kakazu
RomanceWarning : Lemon Inside (Beberapa bab berantakan, silahkan baca berdasarkan nomor) Keseharian Haruno Sakura yang dimana menikah dengan seorang Kakuzu mantan pegulat yang sudah pensiun kini menjelma menjadi seorang suami sekaligus bapak rumah tangga...