1. Cincin

516 40 4
                                    

Typo bertebaran, Gaje, OoT maybe.
Untuk yang membaca ff ini, sangkyuuu <3

****

Haruno Sakura- wanita yang baru saja keluar dari ruangan operasi yang membuatnya berdiri hampir lima jam, dia membuka masker yang melekat di wajahnya dan menarik nafas dalam-dalam. Dia juga melepas beberapa atribut yang melekat pada tubuhnya, mengibaskan helai merah mudanya yang lepek karena keringat. Diikuti beberapa perawat lainnya, melepas atribut yang sebelumnya mereka gunakan.

"selamat dokter Haruno, operasinya berjalan lancar"

"ini juga berkat kalian"

Mereka saling menepuk punggung, memberikan dorongan rasa bangga dengan hasil kerja sama yang bagus. Satu lagu operasi  yang menyelamatkan hidup seseorang, tidak ada yang lebih membahagiakan. Terlebih lagi bedah kepala yang dilakukan pada Hyuuga Hiashi karena dia mengalami Traumatic Brain Injury akibat kecelakaan mobil.

Wanita yang berprofesi sebagai dokter bedah saraf itu berjalan ke arah ruangannya, duduk di kursi kebangaannya sembari memijat kepalanya yang terasa pening. Kesenangan itu menguasai dirinya, membuat lututnya lemah bagaikan jelly. Memang tidak ada yang semanis keberhasilan. Namun tetap saja dia lelah jiwa dan raga. 

Pintu itu dibuka menampakkan sosok wanita pirang yang sudah bersahabat dengannya sejak belasan tahun lalu. Yamanaka Ino, dokter anestesi. "selamat pinkyku, operasimu berhasil"

"terima kasih, Ino. Ini berkat kerjasama tim yang bagus"

Wanita yang dipanggil Ino itu, menepuk punggungnya. "ah kau berhasil melewati satu operasi lagi, kau memang hebat, jidat"

"jangan terlalu memujiku, babi. Kau bisa membuatku besar kepala" katanya sembari melepas sarung tangannya.

"tch dasar kau ini" 

Sakura menyandarkan kepalanya di kursi empuk itu, menatap lampu yang berpijar terang. "Hyuuga Hiashi, aku sangat gugup menanganinya. Dia CEO dari Hyuuga Corp, salah sedikit kepalaku bisa di penggal. Bisa-bisanya aku dipercayakan untuk menanganinya, bukan para tetua itu"

"Tch mereka tidak ingin mengambil resiko besar, terlebih lagi dengan kondisi yang seperti itu. Mereka lebih baik mengalihkannya ke dokter muda dengan alibi sialan mereka" sahut Ino.

Wanita merah jambu itu meregangkan tangannya ke atas. "huum, syukurlah operasinya berjalan lancar..." dia menatap jari jemarinya, seketika wanita merah muda itu gelagapan. Dia seperti mencari sesuatu, merogoh di seluruh saku kain yang ia kenakan. Lalu membuka tiap laci di mejanya.

"ada apa pinky? apa yang kau cari?"

"Cincinku! aku menghilangkan cincinku!"

Ino yang mendengarnya ikut mencari sekeliling ruangan, kepanikan yang Sakura alami menular padanya. "coba cari di ruang operasi"

Mereka berdua pergi ke tempat ruangan yang sebelumnya Sakura gunakan untuk operasi bedah kepala, beberapa petugas terlihat bersiap-siap untuk membereskannya.

Sakura menelusuri ruangan itu, memeriksa wadah dan perlengkapan disana. Dia lupa dimana menaruh cincinnya, seingatnya sebelum operasi dia seperti meletakkannya di suatu tempat.

"ada yang bisa kami bantu, Sakura-san?"

"apa kalian melihat cincin?" tanya Sakura.

"kamu belum membereskannya, tapi sejauh ini kami belum menemukan cincin apapun"

Sakura memutuskan mencari cincinnya daripada beristirahat, dia tidak bisa berhenti memikirkan benda yang yang menghiasi jari manisnya itu.

Salah satu petugas kebersihan bertanya, "itu pasti sesuatu yang penting"

Married With KakazuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang