Typo dan kegajean bertebaran, jika menemukan ke-cringean silahkan tanggung sendiri.
Btw selamat berpuasa kalian yang menjalankannya hari ini.
****
“aku kira kau pergi bekerja, Sakura-san..”
Tenten menatap wanita merah jambu yang berbaring di sofa sambil mengunyah kripiknya. Bukannya makan sembari tertidur itu tidak baik, seharusnya seorang dokter tahu hal itu.
“aku tidak punya banyak kegiatan hari ini…siftku dimulai jam satu siang” tuturnya. “aku masih lelah dengan perjalanan ke Konoha kemarin”
Wanita bercepol dua itu mengangguk lalu ikut mencomot keripik yang telah di sodorkan Sakura. masuk ke dalam. “kukira jam kerja dokter hanya 8 jam, tapi kau selalu berangkat jam 8 pagi dan pulang sekitar jam 8 sampai 9 malam”
“yah begitulah, bagaimanapun aku seorang dokter. Biasanya kami dipanggil jika hal itu benar-benar mendesak. Tetapi di rumah sakit cabang ini kami kekurangan dokter karena beberapa sudah pensiun” kata Sakura meregangkan tubuhnya, dan mulai makan duduk. “tapi tidak lama lagi kami kedatangan beberapa dokter magang, dengan begini jam kerjaku bisa kembali normal”
“ah begitu yah, ngomong-ngomong apa Kakuzu-san pergi bekerja?” tanya Tenten.
“Ya, dia selalu bersemangat setiap saat” kata Sakura meregangkan tubuhnya, “dia sangat menyukai anak kecil, ngomong-ngomong…apa ada sesuatu yang bisa kubantu?”
Tenten terlihat ragu pada awalnya kemudian akhirnya dia menyampaikan tujuannya, “...nee Sakura-san, mau menemaniku?”
“Kemana?”
“ke butik…aku ingin melihat perkembangan gaun pengantinku” tutur Tenten.
Sakura yang tadinya ke mode malas-malasan seketik tersiap, “ayo!”
Kedua wanita itu menyusuri kota sembari berjalan kaki, bangunan tinggi itu berjajar dengan rapi. Mereka tampak melihat-lihat barang yang terpajang di toko.
Itu sudah sejak lama Sakura bisa berjalan-jalan dengan seorang wanita, kesibukan di rumah sakit membuatnya jarang melakukan itu. Dia tidak ingat kapan terakhir kalinya, yang pasti dia selalu berjalan-jalan seperti hanya bersama Ino dan ibunya.
Sebelum menuju butik, Sakura dan Tenten memutuskan mampir ke salah satu cafe untuk memaniskan mulut.
Sakura memesan animitsu dan juga milkshake strawberry, sedangkan Tenten dia memesan Cinnamon roll dan juga jus jeruk. Mereka menikmati kudapan itu sembari memperhatikan lalu lalang orang-orang di luar toko.“ummmm ini enak skali” seru Sakura.
“huh..Sakura-san, aku harap kau bisa mendapat libur lebih sering…” tutur Tenten, “sangat membosankan di apartemen sendirian, terlebih lagi Kakuzu-san sudah bekerja”
“apakah kau tidak punya teman?”
“kami tinggal berjauhan..” kata Tenten lagi. “Sebenarnya, Neji memberitahuku sepupunya ada di Tagikure. Dia sudah pindah sejak setahun yang lalu”
Sakura menatap Tenten tampak berpikir, “benarkah? lalu kenapa kau tidak menghubunginya?”
Tenten tersenyum kecut, dia menghela nafas singkat. “kau tahu Sakura-san, tiap keluarga Hyuuga itu kaku sekali. Mereka lebih kaku daripada Neji, sepupu perempuannya itu sangat pendiam dan aku merasa sungkan untuk mengajaknya berbicara. Aku hanya bertemu dengannya beberapa kali saat pesta”
Wanita musim semi itu terkekeh, “sepertinya Neji-san mendapat berkat memiliki calon istri yang cerewet sepertimu. Dulu aku juga punya teman yang bermarga Hyuuga” tuturnya memelankan nada suaranya di akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Kakazu
RomanceWarning : Lemon Inside (Beberapa bab berantakan, silahkan baca berdasarkan nomor) Keseharian Haruno Sakura yang dimana menikah dengan seorang Kakuzu mantan pegulat yang sudah pensiun kini menjelma menjadi seorang suami sekaligus bapak rumah tangga...