05

67 3 5
                                    

𝘽𝙞𝙨𝙢𝙞𝙡𝙡𝙖𝙝𝙞𝙧𝙧𝙖𝙝𝙢𝙖𝙣𝙞𝙧𝙧𝙖𝙝𝙞𝙢

Happy Reading 🌹🌹🌹

"Apa lo liat liat?!" Sinis Amara.

"Salah ya saya menikmati kecantikan istri saya sendiri?" Jawab Arfaz berkesan menggoda.

"Aggrrrr! Ini cowok kenapa sih?! Gw dah biasa dibilang cantik it's okay gw emang cantik tapi kok gw salting ya dibilang cantik sama ni cowok?"

"Kenapa diam?" Tanya Arfaz. "Salting ya..?" Godanya.

"Dih! Siapa juga yang salting! Pd banget sih lo!" Meski berkata begitu Amara memalingkan wajahnya yang berubah merah merona.

"Ya sudah..." Arfaz mengalah. "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, gimana? Udah siap?" Ucap Arfaz.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, gus bisa gak sih hari ini aja libur dulu. Emang gue nggak mau malam pertama sama istri?" Protes Fairuz salah satu santri Arfaz.

"Heh! Mulut! Dengar ya saya di sini... ehmm... gue disini ngapain zaujii?" Ucap Amara.

Mendengar ucapan Amara, Arfaz menatapnya terkejut. "Kamu bilang apa? Zaujii?"

"Ho'oh, kenapa? Salah ya? Eh sorry banget nih ya kalau salah soalnya adek lo yang ngajarin!" Jelas Amara.

"Acieeee gus Arfaz! Kita jadi nyamuk nih! Yuk pergi yuk!"

"Tio! Kamu mau kemana? Duduk. Kita mulai sekarang." Cegah Arfaz saat santri bernama Tio itu hendak pergi dari sana bersama teman-temannya. "Nggak, itu gak salah kok, saya malah senang kamu memanggil saya seperti itu." Ucap Arfaz seraya tersenyum.

"Tar dulu. Nama lo Arfaz? Terus zaujii itu apa?"

"Suami." Jawab Arfaz seraya mengusak kepala sang istri. "Zawjii itu artinya suami, sementara zawjati itu istri. Dan kamu adalah yaa humairah, Yaa habiibatii, yaa qomari, yaa ruuhii, yaa hayaatii, yaa zawjati, yaa 'asalii, yaa qalbii, yaa sanadi, yaa helwa, yaa alamii, yaa umma awlaadii, yaa ghaaliyatii, yaa syaarikata hayaatii, yaa 'umrii, yaa faarisata ahlamii, yaa ahlaz zuhuur..."

"Astaghfirullah gus Arfaz! Lupa lagi ada santrinya disini?! Kita yang baper gus astaghfirullah..."

Sementara itu Amara menatap bingung suaminya. "Emang artinya apaan?" Tanya Amara dengan polosnya.

Arfaz tersenyum, "artinya? Yaa humairah... Wahai yang berpipi kemerahan, yaa habiibatii... wahai kesayanganku, yaa qomari... wahai bulan ku, yaa ruuhii... wahai ruh ku, yaa hayaatii... wahai hidupku, yaa zawjati... wahai istriku, yaa 'asali... wahai manis ku, yaa qalbii... wahai hati ku, yaa sanadi... wahai tulang belakang ku, yaa helwa... wahai satu-satunya manis ku, yaa alamii... wahai dunia ku, yaa umma awlaadii... wahai ibu anak-anak ku, yaa ghaaliyatii... wahai perhiasanku yang berharga, yaa syaarikata hayaatii... wahai pendamping hidup ku, yaa 'umri... wahai umur ku, yaa faarisata ahlamii... wahai ratu ku, yaa ahlaz zuhuur... wahai bunga terindah, termanis, tercantik, dan paling harum... dan itu semua hanya milik saya..."

"Shitte! Bisa-bisanya!" Umpat Amara dalam hati.

"Allahu akbar gus! Mending sono napa pergi ke kamar kalian! Ana udah muak!" Usir Farid teman Tio yang juga salah satu santri Arfaz.

"Lo mah! Au ah! Gw mau pulang!" Kesal Amara.

Arfaz menahan tangan Amara. "Humairah... temani saya sebentar saja..."

"Nggak mau gue mau tidur!" Tolak Amara. Ia menepis tangan Arfaz yang menahannya. "Aduh!" Ringis Amara saat tanpa sengaja menabrak sosok lelaki yang tiba-tiba ada di jalurnya. "Siapa sih?! Gak punya mata apa?! Sakit tau!" Protes Amara seraya berusaha bangun dari posisi jatuhnya.

Arfaz mengulurkan tangannya untuk Amara. "Lain kali hati-hati, kamu tidak terluka 'kan?" Tanyanya khawatir.

Amara menerima uluran tangan Arfaz. "Gw gak apa-apa, cuman sakit dikit aja."

"Fan... lain kali hati-hati, kalau humairah saya terluka bagaimana?" Tegur Arfaz.

"Afwan lah gus... namanya juga nggak sengaja. Lagian, antum nih kemarin ana ajak nongkrong bareng temen-temen bilangnya mau mengisi kajian, lah ini? Kenapa malah nikah sih gus? Gak ngundang lagi..." Dia adalah Ashfan Arrasyad, sahabat sekaligus teman seperjuangan Arfaz saat masih menuntut ilmu di pondok, bahkan ia sampai mendapat gelar gus karena sudah dianggap anak oleh kyai pemilik pondok pesantren mereka. Bahkan sampai sekarang kisah pertemenan mereka masih berlanjut.

"Maaf, kemarin memang seharusnya saya isi kajian, tapi ada sedikit kesalahpahaman, makanya hal ini terjadi." Jelas Arfaz.

"Tetep aja antum kenapa nggak ngabarin? Ana marah!"

Arfaz menghela nafas. "Gimana ya... bukannya saya tidak mau mengabari, tetapi saya sendiri yang menjalaninya saja terkejut, bagaimana sama mau memberitahu kalian?"

"Amara! Kamu mau pergi kemana?!" Arfaz mengejar Amara yang berjalan meninggalkan mereka tanpa pamit.

"Penganten baru lagi bucin-bucinnya sepertinya..." Ashfan geleng-geleng kepala.

"Fan! Saya titip anak-anak, tolong kamu talar hafalan mereka!"

"Heh! Ana kesini cuman mau ucapkan selamat buat antum!"

"Nasib lah gus.. gus Ashfan mau pulang juga gak papa beneran," ucap Fairuz seraya menyengir kuda.

"Laa, laa, ana udah dikasih amanah laa bisa pulang. Ayo kalian mulai murajaah biar ana menyimak."

"Yah..."

—————————————————————————
—————————————————————————

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!

Sekian jangan lupa tinggalkan jejak
(Meski ceritanya gak bagus)
Vote ⭐
Comment 💬

Terimakasih wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ^^

AMARFAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang