Part 6

2.2K 119 11
                                    

Derap langkah Nabilla terdengar diperlambat ketika hendak melewati kamar tidur Pak Pradana. Setelah lama asyik chattingan dengan Zico ia pun merasa perutnya keroncongan. Pukul 22.00 ia bergegas menuju ke dapur untuk membuat mi instan.

Ia pikir para ajudan dan art disana sudah pada tidur. Tapi nyatanya, Pak Deril dan Mayor Teddy masih bercengkrama diruang tv. Namun tinggal dua ajudan itu yang belum istirahat, padahal besok harus bekerja kembali.

Nabilla berlajan melewati belakang mereka. Namun Mayor Teddy yang menyadari kehadiran Nabilla pun bertanya-tanya.

"Nona, kok jam segini belum tidur?" tanya Mayor.

Nabilla menampilkan cengiran khasnya.

"Hehe belum pak, tadi abis belajar terus laper," balas Nabilla.

Fokusnya teralihkan ketika menatap Pak Deril yang sudah tertidur dalam posisi duduk dengan mulut sedikit terbuka.

"Pak, itu temennya gak dipindahin ke kamar aja? Kasihan saya lihatnya."

"Biarin aja, tadi dia yang minta nonton film eh malah tidur duluan. Resiko nona hehe," balas Mayor Teddy.

"Oh, yaudah saya ke dapur dulu ya pak. Mau bikin mie instan," ucap Nabilla melempar senyum.

"Iya nona."

Nabilla bergegas dengan semangat, membayangkan mie instan dengan dua telur sudah membuat nafsu makannya meningkat abis.

Ia segera memasak dengan hati-hati supaya tidak berisik. Ia takut aktifitasnya mengganggu orang rumah.

Tiba-tiba Bi Ana art dirumah Nabilla datang.

"Non, kok masak sendiri sih. Sini bibi masakin aja, nona duduk aja sana," tutur Bi Ana berusaha merebut panci kecil ditangan Nabilla.

Namun Nabilla kekeh menolak, ia ingin membuktikan kalau ia adalah anak yang mandiri.

"Gak usah bi, Billa bisa kok. Bibi kali istirahat sana, kan seharian kerja terus."

"Gapapa bi biar nona masak sendiri. Dia juga bisa kali bikin gitu doang," sahut Mayor Teddy yang sudah bersender di kursi makan.

Reflek Nabilla menengok, ia tersenyum melihat pembelaan Mayor Teddy.

"Tuh bi denger kata pak mayor hehe," Nabilla terkekeh.

"Yasudah kalau begitu bibi masakin buat Pak Teddy saja ya," pinta Bi Ana.

"Boleh bi, makasih ya."

Mayor Teddy akhirnya menunggu kedua perempuan itu memasak hingga selesai. Setelah selesai Bi Ana kembali ke kamarnya dan istirahat.

Sementara Nabilla dan Mayor Teddy makan bersama diruang makan dapur.

"Enak ya, malam-malam gini makan mie instan," celetuk Mayor Teddy ditengah ia menikmati makanan.

"Iya pak, apalagi mie kuah beuh mantab bener," balas Nabilla.

Sepertinya Mayor Teddy sudah tidak sungkan lagi memanggilnya tanpa sebutan nona. Bahasanya juga tidak se formal biasanya. Makin asyik nie.

Mereka menikmati mienya dengan nikmat dan lahap.

Diam-diam Mayor Teddy memperhatikan cara makan Nabilla yang menurutnya lumayan menggemaskan. Dimana kedua pipinya menggembung dipenuhi oleh mie instan. Namun tiba-tiba Nabila tersedak dan membuat Mayor Teddy panik.

"Uhuk uhuk!"

"Nona saya ambilkan minum dulu," Mayor Teddy bangkit dan mengambil minum di kulkas.

"Minum dulu."

Bukan Tentang UsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang