Part 15

1.9K 144 14
                                    

Dua hari pasca kejadian, keadaan Nabilla sudah mulai membaik. Dia sudah kembali kerumah dan istirahat dirumah. Zico sekarang sudah mendekam dipenjara akibat percobaan pemerkosaan dan pembunuhan.

Pagi itu Pak Pradana hendak ada pertemuan di istana negara. Dan yang pasti ajudan selalu mendampinginya.

Namun sebelum berangkat Mayor Teddy menyempatkan diri untuk mengunjungi Nabilla dikamarnya.

Pintu kamar Nabilla tak pernah ditutup semenjak ia pulang dari rumah sakit. Dikarenakan banyak orang yang menjenguknya.

Mayor Teddy mengetuk pelan pintu kamar lalu masuk. Terlihat Nabilla sedang bermain dengan ponselnya.

"Gimana keadaannya? Udah enakan?" tanya Mayor Teddy to the point.

Nabilla beralih menatap Mayor Teddy lalu mengangguk sekilas.

"Alhamdulillah udah pak, tumben bapak pakai baju dinas. Mau kemana?"

"Ada pertemuan di istana negara. Mau ikut?" canda Mayor Teddy.

"Enggak lah!" tolak Nabilla segera.

"Eh pak sini sini saya kasih lihat sesuatu," ucap Nabilla sambil menarik Mayor Teddy untuk lebih dekat dengannya.

Aroma wangi maskulin dari Mayor Teddy menyeruak menusuk indra penciuman Nabilla. Ganteng, wangi, bersih, keren, kurang apa lagi coba?

"Ngapain pagi-pagi buka tiktok?" tanya Mayor Teddy sambil tertawa ringan.

"Ini lo pak, lihat banyak banget cewe yang ngefans sama bapak. Ini pasti gegara ngelihat bapak Di Solo. Sampai-sampai divideoin pas bapak benerin baju karena pistolnya kelihatan," tutur Nabilla sambil menunjukkan ponselnya kearah Mayor Teddy.

"Bercanda itu," balas Mayor Teddy tertawa kecil.

Nabilla menatap Mayor Teddy heran, "apanya yang bercanda? Kalau sampai videoin berati ngefans beneran bapak. Bentar lagi jadi artis loh."

"Gak lah."

"Oiya jangan lupa minum obat ya. Jangan main hp terus, bawa istirahat," ucap Mayor Teddy menasehati.

"Siap komandan!" balas Nabilla dengan hormat sekilas.

"Saya tinggal dulu ya," pamit Mayor Teddy seolah tak rela meninggalkan Nabilla sendirian.

"Iya hati-hati bapak," balas Nabilla menatap kepergian Mayor Teddy.

Nabilla menghela nafas panjang, ia berjalan menuju balkon. Melihat keberangkatan papa, mama, dan juga Mayor Teddy menuju ke istana negara.

"Pasti orangtuanya bangga banget sama Pak Teddy," gumam Nabilla.

Ia duduk dikursi balkon sambil melihat foto-foto Mayor Teddy di ponselnya. Ia melihat foto-foto masa pendidikan Mayor Teddy yang ia dapat dari Facebook ibu Mayor Teddy.

"Perjuangannya ga main-main sih, pasti beruntung banget nanti yang berjodoh sama dia."

"Pasti seleranya cewe independen, pengusaha, berpendidikan tinggi, sukses, cakep, dahlah sadar diri aja Nabilla. Kau cuma ketolong takdir jadi anak menhan, gausah berharap lebih," gumamnya putus asa.

Gak tahu aja Nabilla kalau Mayor Teddy suka dengannya juga.

Karena bosan akhirnya Nabilla turun ke lantai satu untuk melihat suasana kediamannya. Ia mencoba berkeliling dan bersantai ditaman belakang.

Ya seperti itulah hari-hari Nabilla kalau tidak kuliah. Membosankan.

∆∆∆

Sorenya ketika Pak Pradana dan rombongan sudah pulang mereka segera melihat keadaan Nabilla dalam kamarnya. Namun mereka tak menemukan keberadaan Nabilla.

Bukan Tentang UsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang