Part 28

1.1K 103 2
                                    

Pagi itu Nabilla melihat keberangkatan papanya dan Mayor Teddy menuju Ke Bogor. Ia melihat dari balkon kamarnya. Ia melambai ketika Mayor Teddy melihat kearahnya. Dari bawah tampak Mayor Teddy memberi kode kepada Nabilla. Sepertinya ia meminta Nabilla stay ponsel 24 jam.

Nabilla mengacungkan jempol dan melempar cium jauh. Mayor Teddy hanya tersenyum dan bergeleng pelan.

Setelah mereka pergi Nabilla pun bergegas turun untuk sarapan.

Kebetulan di ruang makan ada Rajif dan Deril yang sedang bersantai. Pasalnya hari itu Rajif dan Deril ditugaskan untuk mengawasi rumah.

"Pagi Mas Rajif, Mas Deril, udah pada sarapan belum?" tanya Nabilla ramah.

"Pagi Nabilla, sudah tadi pagi," balas Deril.

"Cie yang ditinggal pacarnya tugas," celetuk Rajif dan mendapat pelototan maut dari Nabilla.

"Apaan sih, ngaco banget ngomongnya," balas Nabilla.

"Udahlah santai aja, Deril udah tau kali. Orang pacar kamu suka cerita sama kita," goda Rajif.

Nabilla sedikit syok mendengar penuturan Rajif. Sepertinya hubungan private mereka tak bertahan lama.

"Plis Mas Deril jangan bilang siapa-siapa ya, aku belum siap kalo semua tahu," mohon Nabilla.

Deril menyalakan rokoknya, menghisapnya perlahan. Lalu tertawa melihat kepanikan Nabilla.

"Kenapa? Takut sama bapak?" canda Deril.

"Ya enggak juga, tapi..." balas Nabilla menggantung.

"Tapi takut diserbu cemut-cemut Bang Teddy," lanjut Nabilla dengan wajah polosnya.

"Tenang aja, emang ada yang berani serbu kamu? Sans aja kali," sahut Rajif lalu meneguk segelas soda.

Nabilla mengangguk paham. Lalu ia mengambil sarapan dan memakannya dengan lahap, namun tetiba dia mengingat kejadian di notebook center kemarin. Bayangan wanita centil itu menghantui pikirannya. Ia berusaha melupakannya namun susah.

Nafsu makan Nabilla tiba-tiba hilang begitu saja. Lalu ia membawa piringnya kedapur dan mencucinya. Setelah itu ia kembali menemui Rajif dan Deril yang masih asik dengan dunianya masing-masing.

"Mas Rajif sibuk ya?" tanya Nabilla.

"Enggak, kenapa?"

"Mas tahu gak sih siapa aja cewe yang pernah deket sama Mas Teddy?"

Tak langsung menjawab, Rajif sempat saling pandang dengan Deril. Ia takut kalau apa yang akan ia ucapkan membuat hubungan Mayor Teddy dan Nabilla renggang. Deril memberi kode seolah melarang Rajif untuk jujur.

"Gak tahu," balas Rajif singkat.

Nabilla memicingkan matanya curiga. Ia tahu betul kalau Mayor Teddy sangat dekat dengan Rajif. Bahkan sejak pertama kali ia kerja dengan Pak Pradana.

Lalu Nabilla tersenyum menatap Rajif serius. Ia melipat kedua lengannya diatas meja.

"Tenang aja mas, aku gak bakal marah kok," rayu Nabilla.

Rajif masih ragu, takutnya itu hanya pancingan Nabilla saja. Padahal memang iya wkwkwk.

"Tinggal sebut aja kali mas, siapa aja gitu loh. Aku cuma kepo aja kok ini," paksa Nabilla.

Deril masih memberi kode geleng-geleng, tapi Rajif sedikit percaya kalau Nabilla sudah mendewasakan diri semenjak pacaran dengan Mayor Teddy.

"Kalau yang deket sama beliau sih banyak ya," jawab Rajif bukan jawaban.

Bukan Tentang UsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang