9|Curiosity Becomes Battle

36 5 29
                                    

Setiap ayunan helai rambut yang disebabkan semilir angin siang ini, begitu indah pesona Diana. Tangannya terampil menulis setiap jawaban dari semua soal yang ditampilkan di papan tulis. Dylan awalnya fokus pada buku yang ia pegang, menjadi teralihkan sekejap.

"Indah," gumamnya saat netranya berhasil menangkap pemandangan bidadari dalam kelas.

Tanpa sengaja, kedua mata Diana membalas tatapannya. Mereka saling bertemu tatap. Hingga Dylan yang mengakhiri pertama.

"Khem," dehamnya. "Oke, silakan teman-teman yang mau mengerjakan tiga soal di sini," sambungnya beriringan telunjuknya mengetuk papan tulis.

 "Oke, silakan teman-teman yang mau mengerjakan tiga soal di sini," sambungnya beriringan telunjuknya mengetuk papan tulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hah! Soal apa itu?"

"Aku belum pernah lihat bentukan soal kayak begitu. Mana banyakan huruf daripada angka."

"Di buku modul kok enggak ada pembahasan materi tentang soal itu? Beneran itu soal anak SMA?"

Sayup-sayup terdengar keluhan para siswa meskipun terdengar lirih. Diana mengulum bibirnya ke dalam. Ia embuskan napasnya tatkala pandangannya terarah pada soal yang ada di papan.

"Saya!" seru Diana dan berjalan maju menghampiri Dylan. "Meskipun soal ini seharusnya masuk ke dalam materi perkuliahan, tapi akan saya kerjakan," tukas Diana menatap tajam Dylan.

Seperti yang ia duga di awal. Ia menyadari Diana bukan gadis pintar biasa. Melainkan gadis cerdas bukan hanya akademik saja, tapi kecerdasan emosionalnya sangat bagus. Diana tidak mudah terprovokasi.

"Silakan, agar yang lain bisa ikut mempelajarinya juga." Dylan menyodorkan tangannya ke depan isyarat memberi izin, ke arah di mana Diana berdiri.

Bagaimana pun, ini dia maksudkan untuk meningkatkan kemampuan kami di pelajaran kimia ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana pun, ini dia maksudkan untuk meningkatkan kemampuan kami di pelajaran kimia ini. Tapi, apakah logis, jika soal latihan berupa soal ujian mahasiswa? batin gadis yang sudah siap menjawab setiap soal di papan.

"Diana sudah mempersiapkan materi belajar sejauh itu?" tanya Sindi yang duduk di belakang Fara.

Fara menggelengkan kepalanya. "Aku enggak yakin. Tapi, kita enggak bisa memungkiri kalau langkah Diana jauh di depan seribu meter daripada kita."

Shoot Your Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang