Jam pulang sekolah sudah berbunyi, rain dan tifany sedang bersiap-siap untuk pulang, mereka sedang membereskan peralatan tulis mereka tak terkecuali dengan tifany yang sedari tadi melirik kearah andrew, rain yang sedang sibuk membereskan peralatan nya itu sontak terfokus menatap kearah tifany dan andrew berbagantian, rain menarik nafasnya dalam-dalam sejenak.
"Andrew.." teriak rain, sontak hal itu membuat andrew dan tifany kompak melirik kearah rain.
"Ya, kenapa mau gue anter balik?" Sahut andrew tersenyum hangat kearah rain, sementara tifany hanya sibuk meremas rok putihnya.
"Ah enggak, gue boleh minta tolong gak sama lo..?" Sahut rain lagi
"Hmm boleh, minta tolong apa?" Andrew
"Hmm.., ndrew tolong anterin tifany pulang ya, dia lagi gak enak badan.. anterin ya drew.." sahut rain mengecil, namun hal itu membuat tifany cukup terkejut dan menatap kearah rain
"Ngak.." sahut andrew setelah melirik sejenak kearah tifany.
"Pleasee.. anterin ya drew.." sahut rain memohon
"Kenapa gak lo aja yang ngater?" Andrew
"Gue gak bisa, gu-gue gak bisa, gue harus kesuatu tempat dulu jadi gue hak bisa nganter tifany.." alibi rain
"Kemana?" Andrew
"Eh itu- itu.., ah pokoknya gue gak bisa please ya ndrew tolong anterin tifany pulang.." sahut rain sembari menautkan kedua tangannya memohon
"(Menghela nafas) oke, demi lo.." sahut andrew singkat
"(Tersenyum lebar) thanks ya drew" rain
"Hmm.." sahut andrew ia nampak sangat keberatan namun disisi lain tifany malah tersenyum kegirangan.
.....
Rain, tifany dan andrew kini sedang berjalan beriringan menuju gerbang sekolah, tifany terus saja mendekatkan dirinya pada tubuh andrew berusaha mencari perhatian, namun andrew nampak tidak perduli dengan itu dan disisi lain hanya berjalan menunduk sembari beberapa kali menghela nafas.
"Thanks ya Ndrew lo udah mau nganterin gue pulang.." sahut tifany mencari perhatian.
"Gak usah berlebihan, gue cuma nolongin rain.." sahut andrew ketus
"(Merunduk malu), tetep aja gue makasih sama lo, kalau gak ada lo mungkin gue gak bisa pulang sekarang.." tifany berusaha keras
"Hmm.." andrew acuh tak acuh
"Ndrew--" tifany terpotong
"Diem atau gue tinggalin lo disini.." andrew, tifany pun hanya bisa terdiam dan merunduk sedih, sepertinya jalannya akan teramat sulit.
Titt Titt Titt..
[Suara klakson]Tiba-tiba saja sebuah mobil mewah berhenti di depan gerbang sekolah dan seorang pria tampan yang duduk di kursi kemudi, hal ini lantas membuat rain, tifany dan andrew menatap kearah mobil itu, namun da yang berbeda dengan tifany, ia terlihat memucat.
"Tifany naik.." sahut lelaki itu, sontak hal itu menarik perhatian rain dan andrew yang langsng menatap kearahnya.
"Ah hehe, bentar ya guys.. bentar aja.." sahut tifany sembari menghampiri lelaki itu
"Lo ngapain disini.." sahut tifany kesal
"Jemput lo lah ngapain lagi.." sahut lelaki itu.
"Eghhh, justru itu lo ngapain jemput, gue itu balik sama gebetan gue dan lo hampir ngegagalin itu, udah deh mendingan lo cabut sekarang gue mau balik sama cowok gue.." sahut tifany semakin kesal.
"Gak bisa, gue di tugasin sama abang lo buat jemput lo.." sahut lelaki itu
"Aduhhh gue gak mau lo ngerti gak sih.." tifany
"Ehem.. udah ada yang jemputkan kalau gitu gue balik sama rain.." andrew
"Eh andrew tunggu bentar.." sahut tifany dengan panik langsung menghampiri andrew dan rain, sementara lelaki itu langsung turun dari mobilnya dan bersandar tepat di pintu mobilnya.
"Eh, Ndrew, rain kenalin itu namanya albarak mahesha putra, panggil kak barak aja, dia temennya abang gue.." sahut tifany, sontak rain dan andrew langsung menatap kearah barak namun ia hanya membalas dengan lambaian tangan.
"Eh gini gue tetep balik sama lo Ndrew, nanti kak barak bisa cabut sendiri kok.., atau kalau enggak rain lo pulang di anterin kak barak aja ya lo kan mau pergi dulu, gak baik lo cewek pergi sendiri mending di anterin kak barak aja.." sahut tifany mengedip-ngedipkan matanya kearah rain
"Kak barak lo anterin temen gue balik ya nama nya rain.." sahut tifany lagi
Di satu sisi andrew merasa kesal mendengar penuturan tifany, ia mengepalkan tangan nya kuat-kuat, seluruh urat terlihat menjulur keluar, sementara dengan barak ia hanya tersenyum sinis, dan rain tentu ia hanya bisa menunduk dan bingung.
"Okelah.., tapi kalau abang lo marah gue gak urusan ya.." sahut barak
"Iya gampang, rain--" sahut tifany terpotong.
"Rain balik.." sahut andrew sembari menggengam tangan rain.
Bersambung sayyy...
🌸🌸🌸🌸[Gimana ceritanya seru kan.., baca terus kelanjutan cerita ini sampat tamat, jangan lupa like, komen dan share sebanyak-banyaknya.. makasih]
Salam penulis amatiran✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN SALAH JODOH!
Teen FictionSma adalah masa-masa terindah yang pernah dilalui semua orang, disanalah tempat, cinta persahabat mulai bertumbuh.. Namun bagaimana jadinya jika kita di uji dengan cinta dan persahabatan, tentu keduanya mempunyai porsi yang sama penting di dalam hat...