Kantin legowo.
Jam istirahat sudah berlangsung dan kantin sangat ramai saat ini, di suatu meja terlihat rain dan tifany sedang duduk bersama keduanya sedang menikmati makanan masing-masing yang dimana rain memesan semangkuk bakso dan juga es jeruk, sementara tifany memesan nasi goreng dan es jeruk.
Sudah sedari tadi tifany sibuk berceloteh tentang andrew kepada rain, namun rain tak sedikit pun menggubrisnya, ia masih memikirkan perihal perkataan tifany di kelas tadi yang menyatakan bahwa ia menyukai andrew, ada rasa cemburu dan sakit di hati rain, namun ia juga masih ragu ini adalah kali pertama ia bertemu dengan andrew masa ia sudah jatuh cinta dan mirisnya lagi sahabat baiknya tifany juga menyukai andrew.
Entahlah ia mengeryitkan dahinya sejenak, tampaknya ia berpikir terlalu keras hingga kepalanya terasa sedikit pening, kepala rain terasa berkedut memikirkan ketidakmasuk akalan yang terjadi hari ini, ia dan andrew baru bertemu, tidak masuk akal jika ia langsung merasakan cinta seperti yang sering di katakan oleh orang-
-orang cinta pandangan pertama, rasanya tidak mungkin lantas kenapa ia harus cemburu kalau tau sahabat nya juga suka andrew.. entahlah memusingkan.Rain kembali melamun sembari mengatuk-ngatukan sendok di atas bakso yang ia pesan.
"Rain.., menurut lu gue cocok gak sih sama si andrew itu?" Tifany
"Rainn..?" Panggil tifany
"Rain.." teriak tifany agak keras, rain tersentak dan langsung menatap kearah tifany dengan lekat.
"Rain?, Lo kenapa sih ngelamun terus dari tadi, capek tau gak gue ngomong dari tadi gak di denger.." gerutu tifany
Dahi rain mengeryit menatap kearah teman nya dengan bingung, seolah-seolah ia sedang bertanya apa yang di maksud oleh sahabatnya itu.
"Tuh kan lo diem lagi, lo kenapa sih rain hari ini tuh lo aneh banget tau gak.." tifany
"Eh, ehh kenapa tif?, Lo ngomong saa gue.." sahut rain dengan senyum canggung
"Astaga rainnn.. dari tadi, dari tadi gue ajak lo ngobrol lo gak denger.., astaga capek gue.." sahut tifany kesal
"Ah hehe so sorry gue lagi gak fokus, jadi gue gak denger lu ngomong sorry ya tif.." sahut rain tak enak hati
"(Menghela nafas) lo lagi mikirin apa sih, kok dari tadi kayak gak fokus gitu?" Tifany
"E enggak, gue gak lagi mikirin apa-apa kok.." rain sembari tersenyum
"Ayolah rain kalau lo gak mikirin apa-apa, gak mungkin pas gue ngomong lo gak denger.." Tifany
"Gue gak mikirin apa-apa tif, lo gak percayaan amat sama gue, emang gue tadi lagi gak fokus aja.." rain
"Emangnya?, Tadi lo ngomong apa?" Sahut rain dengan polos
"Arggh.. tau ah bete gue sama lo anehh.." sahut tifany sembari beranjak pergi dari sana sementara rain hanya terdiam sembari mengeryit dahinya lagi
"Tiff.. kemana?" Teriak rain
"Kelas.. bete gue sama lo.., jangan deketin gue dulu sampe bete gue ilang.." sahut tifany dan berlalu dari sana.
Rain hanya terdiam saja ia menyesali apa yang sudah terjadi, tak seharusnya ia berpikir sebegitunya hingga mengabaikan sahabatnya itu lagi pula kan ini baru pertemuan pertama belum tentu ia jatuh bisa saja hanya sekedar rasa kagum jadi ia tak perlu berlebihan..
Disaat rain tengah resah dengan yang baru saja terjadi, tiba-tiba seorang kakak kelas datang menghampirinya, dan tersenyum hangat kearahnya.
"Hai rain, kenapa tuh sih tifany tumben ninggalin lo lagi pms.." raka
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN SALAH JODOH!
Roman pour AdolescentsSma adalah masa-masa terindah yang pernah dilalui semua orang, disanalah tempat, cinta persahabat mulai bertumbuh.. Namun bagaimana jadinya jika kita di uji dengan cinta dan persahabatan, tentu keduanya mempunyai porsi yang sama penting di dalam hat...