4. Calon ketua osis.

52 12 7
                                    

SMA TARUMANEGARA.
07: 30.

Siang telah menjelang, mentari mulai menyengat di atas kepala, upacara bendera baru saja usai di lakukan oleh seluruh murid sma tarumanegara namun tak urung juga membuat para murid bubar menuju kelas masing-masing entah apa alasannya.

Lalu seorang guru laki-laki berjalan dan berdiri tegak di tepat di depan seluruh murid, sepertinya akan ada sebuah pengumuman penting hari ini, lalu guru itu pun meraih mickrofon yang sedang duduk anteng di tempat.

"Baiklah murid-murid yang saya cintai, saya mohon untuk perhatiannya sebentar tidak lama hanya dua puluh menit saja, jadi saya harap kalian tidak bubar dulu karna akan ada informasi penting yang akan di sampaikan pada kalian.." sahut pak guru.

"Pertama-pertama silahkan kalian duduk dulu di tempat, agar gak capek kalau harus berdiri lama dan agar kalian bisa lebih fokus mendengar pengumuman yang akan di sampaikan pada hari ini.." pak guru

Sontak seluruh murid pun duduk mengikuti arahan dari pak guru, lalu setelah itu mereka kembali fokus melihat kedepan pak guru mereka.

"Baik seperti yang kalian ketahui, ketua osis di sekolah ini sudah di jabat oleh rakazian putra kelas dua belas ipa dua kakak kelas kalian, dan sudah saatnya jabatan ketua osis dan sebagainya untuk di turunkan kepada kalian yang kelas-kelas sebelas.." pak guru.

Suara tepuk tangan terdengar bergemuruh diseantaro sekolah, namun kembali berhenti setelah pak guru memintanya untuk berhenti.

"Untuk itu hari kita sedikit lebih lama di lapangan untuk melihat calon-calon ketua osis yang baru.. berserta wakil, di peruntukan kepala murid kelas sebelas yang berminat menjadi ketua osis dan wakilnya silahkan maju kedepan.." pak guru

Di tempat nya rain hanya terduduk diam memperhatikan pak guru di depan tanpa berniat mencalonkan diri, sebab ia bukan tipe orang yang senang berkutik dalam kegiatan-
-kegiatan yang memusingkan seperti osis.

Tanpa aba-aba dengan tiba-tiba andrew berjala mendekatinya dan menariknya untuk berdiri rain yang kebingungan hanya bisa terdiam membisu, sementara andrew malah tersenyum lebar dan menggiring rain menuju ke depan lapangan, rain yang menyadari sesuatu merasa sangat panik namun ia tak bisa bekutik, ia hanya bisa menatap kearah tifany yang sama bingung nya dengan dia.

"Pak saya mau mencalonkan diri saya sebagai ketua osis bersama rain sebagai calon istri saya.." sahut andrew

"Cieeeeee.. cieee.. kiw... Kiww cukurukuk empuk jeruk.." riuh satu lapangan, sementara rain hanya bisa tersipu malu menatap kearah andrew, di satu sisi andrew tersenyum lebar melihat rain yang salting karenanya

"Ehemm.. ehemm.." pak guru, sontak lapangan pun menjadi hening kembali.

"Andrew... Coba ngomong yang benar kamu ini mau daftar jadi ketua osis, atau mau daftar ke KUA, mau menikah kamu bawa-bawa calon istri.." tegas pak guru.

"Ahh.. maaf pak saya salah bicara, maksud saya, saya ingin mencalonkan diri menjadi ketua osis bersama rain sebagai wakil ketua osis, yang nantinya juga akan merangkap menjamdi ibu dari anak-anak ku.." sahut andrew lagi-lagi sukses membuat pipi rain memerah tersipu malu..

"Acieeee.. cieee... cieee..., Kiww.. kiwwww... Kiww.. kiww.." lapangan kembali riuh dengan suara para murid.

"Andrew.." teriak pak guru, seluruh lapangan menjadi kembali hening, namun di luar dugaan pak guru malah mengulurkan tangan nya pada andrew dan tanpa sungkan atau pun tau maksud pak guru andrew dengan pede langsung menjabat tangan pak guru.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan saudara andrew dengan saudara rain, dengan seperangkat tiang bendera di bayar tunai.." canda pak guru.

"Saya terima nikah nya rain dengan mas kawin tiang bendera di bayar tunai.." sahut andrew membalas.

"Sahhhhhh.." teriak satu lapangan, sontak semua pun tertawa dengan candaan pak guru itu, bisa-bisanya pak guru malah bercanda menikahkan rain dan andrew di lapangan..

Namun disisi lain ada tifany yang tidak senang dengan kejadian itu, ia hanya terdiam tanpa berani menatap kedepan, mata nya terlihat sangat berkaca-kaca dan ia pun meremas kuat-kuat rok putihnya itu..

Sebelum air mata nya lolos begitu saja, tifany bangkit dan berjalan perlahan menuju barisan paling belakang yaitu barisan kakak-kakak pmr.

"Kak maaf kepala saya pusing.." tifany

"Yasudah mari saya antar ke uks" kakak pmr.

"Terima kasih ka.." tifany.

Bersambung sayyy...
🌸🌸🌸🌸

[Gimana ceritanya seru kan.., baca terus kelanjutan cerita ini sampat tamat, jangan lupa like, komen dan share sebanyak-banyaknya.. makasih]

Salam penulis amatiran✌️

BUKAN SALAH JODOH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang