18. Tawa diantara sembilu?

10 0 0
                                    

"Rain.. menurut lo kalau gue nembak lo sekarang lo bakal nerima gak?" Sahut andrew sembari tersenyum lebar..

"A- Hah" sahut rain terkejut, tubuhnya membeku sesaat dan detak jantungnya berdebar amat kencang, wajahnya memerah mendengar perkataan yang terlontar secara tiba-tiba dari mulut andrew saat itu.

"E- itu.. itu, sorry maksud lo gimana ya?" Balas rain kembali dengan tergagap-gagap di hadapan andrew yang sedang tersenyum manis, perasaannya saat ini benar-benar tak menentu, begitu sangat tak karuan.

"Ya maksud gue.., lo mau gak jadi pacar gue.." sahut andrew lagi dengan spontan namun kali ini di sertai dengan seringaian jahil, sementara rain hanya terbatuk-batuk sakin terkejutnya mendengarkan celutakan andrew yang tiba-tiba itu, wajahnya kian memerah seperti kepiting rebus mungkin saat ini ia sudah menjelma menjadi ariel manusia ikan duyung yang tak bisa bernafas di daratan, jangan untuk bernafas berpikir saja juga tak bisa hanya detak jantung daja yang berirama kencang.

Namun sesaat saja andrew langsung tertawa cekikikan yang hal itu membuat rain sangat sebal kepada andrew, entah apa maksud andrew berbicara seperti lalu tertawa seperti orang yang sedang di kelitiki saja.

"Ishhh andreww.. gak lucu ah.." sahut rain dengan kesal sembari menonjok lengan andrew sementara andrew masih terus tertawa.

"Sorry-sorry.. gue bercanda kali" sahut andrew.

"Bercanda lo jelek.. gak lucu.." balas rain lagi sambil terus memukuli lengan andrew.

"[Terkekeh] iya maaf-maaf.. tapi kalau gue serius lo mau gak jadi cewek gue.." sahut andrew sembari mendekatkan wajahnya kearah rain, rain sendiri bisa merasakan wajahnya amat panas sekali..

"Mau.., mau gue pukulin lo ampe pingsan.. rese bangettt sih [lanjut rain setelah menjeda perkataan nya di awal cukup lama], Mana mau gue sama manusia menyebalkan kayak lo" lanjut rain kembali dengan raut wajah kesal.

"Ciuss.. miapah..." Sahut andrew kembali menggoda rain

"Mi oyeng.. andrew ihhh..." Sahut rain dan kembali memukuli lengan andrew sementara andrew hanya terkekeh saja.

****

Tifany pov.

Tifany hanya menatapi kepergian rain dengan raut sendu, bicara tentang kecewa tentu saja dirinya benar-benar kecewa sahabat yang selalu ia percaya benar-benar membohonginya, jujur ia tidak masalah kalau memang benar rain yang lebih dulu bertemu dan jatuh cinta pada andrew, justru dia akan dengan senang hati mengalah untuk rain, karna ia tau ia tidak bisa mengatur perasaan orang.

Kalau begini ceritanya ia bingung harus berbuat apa, satu sisi ia tak ingin menyakiti sahabatnya tapi di satu sisi ia juga terlanjur mencintai lalu disisi lainnya ia sudah terlanjur kecewa, tifany memengangi kepalanya yang sedikit berkedut, pusing memikirkan itu semua, ia pun memutuskan untuk pergi kekantin saja untuk makan dan sekalian menghirup udara segar.

Seusai memesan makanan favoritnya tifany langsung beralih untuk mencari tempat duduk, beruntung kantin tak terlalu ramai saat itu, ia menenggak sedikit es jeruk miliknya lalu pandangannya beralih pada semangkuk nasi goreng yang wanginya teramat menggoda itu.

Baru saja akan menyuap sesendok nasi goreng itu kedalam mulutnya ia langsung mendengar tawa yang terasa familiar di telinganya, tawa yang selalu ia dengar di setiap saat, pandangan nya mengedar seketika itu, lalu manik matanya menangkap sesosok yang sangat di kenalnya, senyumnya melebar sesaat.

Dia bersegara untuk memanggil sosok itu rain dan andrew, namun belum sepatah kata terucap tetiba saja hatinya mengilu melihat kedua sosok itu tengah tertawa bersama, dan coba tebak apa yang terjadi selanjutnya, hatinya seketika menjerit mendengar kata-kata yang terlontar dari pria yang berada hanya dua kaki di depannya.

"Rain.. menurut lo kalau gue nembak lo sekarang lo bakal nerima gak?"

Deghh!!
Seakan tak sanggup menahan sakit, ia pun langsung beranjak pergi dari tepat itu berjalan perlahan tanpa seorang pun tau.

Kini air matanya tumpah berderai, di bangku taman sekolah itu ia duduk sendirian, kepala tertunduk menatap butiran-butiran tanah di lantai, kata-kata yang melukai hatinya itu terus saja terngiang-ngiang di kepalanya, yang seketika menambah derasnya air mata.

Dirinya larut dalam kesedihan sehingga ia tak menghiraukan sesiapapun yang berada di sekitarnya disaat ia larut dalam tangisnya dengan tiba-tiba saja seseorang tangan seseorang menyodorkan sebuah sapu tangan kepadanya.

Sontak ia pun mendongak kearah seseorang itu--

🌸🌸🌸🌸

[Gimana ceritanya seru kan.., baca terus kelanjutan cerita ini sampat tamat, jangan lupa like, komen dan share sebanyak-banyaknya.. jangan lupa juga kunjungi akun wattpad aku ya.. makasih]

Salam penulis amatiran✌️

BUKAN SALAH JODOH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang