16. Roman picisan.

30 2 0
                                    

SMA TARUMANEGARA.
[08.55 Pagi hari]

Bell sudah berbunyi kencang menandakan jam istirahat sekolah sudah di mulai, dilain sisi rain tengah sibuk membereskan peralatan sekolahnya sebelum akhirnya dia akan pergi ke ruang osis untuk mempermantap latihan sebelum pelantikan ketua dan wakil ketua osis di mulai minggu depan.

Sementara disisi lain ada tifany yang juga sedang membereskan buku-buku nya, matanya menatap lirih kearah rain, perkataan andrew tentang pertama kalinya andrew bertemu dengan rain masih terus terngiang-ngiang di kepalanya, tifany tak habis pikir apa yang sebenarnya di sembunyikan rain sehingga rain berubah sebegitu banyaknya..

Isi pikiran tifany:

"Ya penasaran aja, Pertama kali gue dan rain ketemu itu waktu di lapangan sekolah.. waktu itu gue gak sengaja mergokin dia lagi merhatiin gue main basket.." andrew.

"Eh tiff?, Lo tau gak tadi gue ngelihat cowok gantenggg bangettt.." sahut rain

Isi pikiran off.

Tifany menarik nafasnya perlahan sembari terus memandangi sahabatnya itu.

"Hmm.." sahut tifany

"Rain?" Sahut tifany dengan pelan.

"Hmm.." balas rain sembari terus membereskan buku-bukunya.. tak lupa mengeluarkan buku-buku catatannya juga kotak makan yang sudah ia bawa.

"Boleh gue tanya sesuatu" tanya tifany dengan halus.

"Nanya?, mau nanya apa.. langsung aja kali gak usah pake ijin segala.." balas rain tersenyum.

"Oke.. [menelan ludah], lu ketemu andrew pertama kali dimana?" Tanya tifany dengan hati-hati, rain yang semula sedang fokus dengan tas nya langsung berhenti setelah mendengar pertanyaan tifany, ia langsung menarik nafasnya dengan cepat dan berbalik kearah tifany.

"Ya di kelaslah.. waktu dia dateng sebagai murid baru.. emang bisa ketemu dimana lagi.." sahut rain tersenyum mencoba mencairkan suasana yang tak enak ini.

"Lo yakin.. lo gak.. ketemu dia di lapangan basket kan?" Tanya tifany perlahan namun pasti, mendengar itu rain langsung menelan ludahnya..

"Ya enggaklah... Aneh lu ya kali gue ketemu andrew dilapangan, gak mungkinlah, ya masa tiba-tiba gue kelapangan terus ada dia lagi main basket dilapangan.. kayaknya aneh banget gak sih.." sahut rain mencoba menjelaskan.

"Ya intinya gue pertama lihat andrew tuh di kelas.. eh udahlah gue duluan ya gue buru-buru mau latihan, kan nanti abis istirahat gue harus keliling sekolah buat kampanye pemilihan osis.." sahut rain sambil tersenyum.

"Hari ini gue gak istirahat bareng lo gak papakan.. soalnya ini urusan osis gue gak bisa tunda.. besok gue baru istirahat bareng lo nanti gue traktir lo sepuasnya deh ya.." sahut rain sembari tak henti-hentinya berbicara.

"Panjang banget lo ngomong.. yaudah gih sana semangat besok jangan lupa traktir ya.." sahut tifany tersenyum padahal hatinya mengatakan sebaliknya.

"Hmm.. yaudahh.. dadah gue cabut dulu, oh iya hari ini juga gue gak balik bareng ya kemungkinan gue bakal balik telat.." sahut rain sembari berlalu dari hadapan tifany bersama andrew

"Hmm.. santai.." teriak tifany.., ia tersenyum hanya sampai tubuh rain menghilang dari hadapannya, sesaat itu senyumnya langsung luntur begitu saja ia menghela nafasnya begitu saja, ia nampak kecewa dengan sahabatnya itu.

"Kenapa lo harus bohong.." batin tifany.

Tifany kembali menyelesaikan peralatannya dan langsung berjalan keluar menuju kantin.

Bersambung sayyy...
🌸🌸🌸🌸

[Gimana ceritanya seru kan.., baca terus kelanjutan cerita ini sampat tamat, jangan lupa like, komen dan share sebanyak-banyaknya.. makasih]

Salam penulis amatiran✌️

BUKAN SALAH JODOH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang