^~^PART 8^~^

10 1 0
                                    

Revisi kalo mood...

*****


"Delia," panggil seorang pria yang turun dari mobil itu dan menghampirinya.

"Siapa lo?" tanyanya memicingkan matanya.

"Ini aku. Arta," balasnya.

"Kak Arta ngapain disini?" tanyanya menunjuk kearah Arta.

"Sepantasnya kakak yang nanya sama kamu, kamu ngapain disini? Ini udah malam Delia," tanyanya hawatir melihat kondisinya Delia.

"Suka-suka gue, ngapain gue disini. Ini semua bukan urusan lo. Paham!"

"Delia, kamu kenapa sih? Kamu makin dewasa bukan malah bersikap baik, tapi malah kayak gini. Kamu kenapa sih Delia?" herannya.

"Gue kayak gini juga karna lo. Lo, sama mama dan papa, gak pernah peduli sama gue. Ngurusin bisnis mulu. Lo pikir gue gak kesepian? Gue pengen kayak orang-orang diluar sana, yang selalu kumpul sama keluarganya. Gue iri sama mereka," ungkapnya. "Kalian terlalu sibuk sama bisnis, sampai lupa punya keluarga," sindirnya.

"Delia. Kakak sama orang tua kita itu kerja demi kamu juga."

"Demi gue lo bilang. Iya udah lo kerja aja, gak usah urusin gue," Delia pun pergi meninggalkan Arta.

"Deliaaa...," triak Arta.

"Maafin kakak Del. Kakak kerja demi masa depan kamu, supaya kamu gak susah. Maaf Delia, belum bisa jadi kakak yang baik buat kamu." Kini mata Arta mulai berkaca-kaca, tanpa sadar air matanya lolos dan membasahi pipinya. Dia menghapus air matanya.

Bukan cengeng ya, tapi yang dia rasakan itu gak salah. Menangis bukan berati cengeng, tepi menangis memberitahu kita kalo hati kita sedang terluka. Jadi kalo seorang pria sedang menangis bukan cengeng, tapi hatinya sedang terluka. Paham.

*****

"Aduh mana sih hpnya? Gue carik dari tadi gak ada," keluh Darkan

"Apa dia sembunyiin di alam lain?," pikirnya

Darkan lalu berpikir keras, saking kerasnya sehingga dia berasap

"Gue punya ide," ucap Darkan setelah sebuah ide melintas di pikirannya

"Gue telpon aja kali," Darkan mengambil ponselnya didalam saku celananya, dan menekan nomber Selly

Kring...

Suara ponsel Selly

"Suaranya sekitar sini. Tapi di mana?," Darkan mulai celingak-celinguk mencari sumber suaranya

"Kok kayaknya suaranya dari bawah kasur sih," Darkan mempertajam indra pendengarannya

Darkan lalu mencarinya disekitar tempat tidur, lalu dia dengan pedenya mengangkan kasur itu.

"Ini dia. Akhirnya ketemu," ucap Darkan kegirangan saat yang dia carik dari tadi sampai kepalanya berasap ketemu.

"Gue penasaran apa yang dia carik tadi di hpnya," Darkan membukak ponselnya Selly

Menggapai BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang