Revisi kalo mood...
*****
"DELIA," panggil seseorang dan menghampirinya.
"Astaga lo ya cepet banget jalannya. Tungguin kita ngapa," ucap seorang wanita yang nafasnya tersengal-sengal. Menghampiri Delia.
"Lagian kalian berdua lama banget sih," ucap Delia melihat ke arah dua orang itu.
"Bukan lama, tapi lonya yang kecepetan jalannya," balas yang lainnya.
"Del, siapa mereka?" Tanya Arkan yang melihat dua teman Delia yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
"Oh, mereka. Yang ini Cira, dan yang ini namanya Jina," ucap Delia memperkenalkan dua sahabatnya itu.
"Hai gue Cira, salam kenal ya," Cira mengulurkan tangannya.
Arkan kemudian mengarahkan tangannya ke tangan Cira. Tapi sebelum Arkan menjabat tangan Cira, Delia terlebih dulu menjabat tangannya Cira.
"Is, apaan sih lo? Gue kan mau kenalan sama pacar lo," kesalnya.
"Pacar?" gumam Selly.
"Kak, dia bener pacar kakak?" Tanya Selly memastikan.
"Iya. Dia pacar gue," balas Arkan.
Bukan main kini hati Selly merasa seperti ada yang memukulnya dengan keras. Belum sempat dia akrab dengan Arkan, tapi dia malah sudah di pukul oleh realita yang begitu membuat dia terluka.
Belum pdkt, malah udah sakit duluan. Nasib, nasib, memendam rasa. Patah hati ia, jadian kagak.
"Wih, pacar nih. Mana pjnya?" tanya Darwin menaik turunkan alisnya.
"Gile, ini temen pacar lo? Cakep banget," bisik Jina di telinga Delia, saat melihat tiga pria tampan yang berparas tampan dan mempesona.
Diantara mereka bertiga memang Jina yang paling tidak bisa melihat pria tampan. Sekali melihat sifat centilnya langsung keluar.
"Iya,"
"Hay kalian. Kenalin nama aku Jina. Kalian bisa panggil aku sayang kok," ucap Jina dengan gaya centilnya.
"Kenapa panggil sayang? Panggil bunda boleh kali?" balas Darwin yang meladeni sikap Jina yang sok kecentilan.
"Boleh kok. Panggil apa aja boleh."
"Kalo panggil b4b1 boleh?" tanya Atik. Dari awal Atik dan Jihan memang tak suka melihat sikap wanita itu.
"Eh, jangan b4b1, monyet aja. Kan cocok tu. Sama-sama suka garuk-garuk," timpal Jihan.
"Maksud lo apa? Lo ngina gue? Berani banget lo ya!" Jina merasa tak terima kalo dirinya dihina seperti itu.
"Kalo iya kenapa? Masalah? Lagi pula kalian bertiga ngapain kesini? Ini kan acara perkemahan sekolah kita, ngapain kalian kesini nimbruk?" ucap Atik.
"Suka-suka kita lah. Itu bukan urusan lo pada," tunjuk Jina pada mereka berdua.
Selly yang masih memikirkan perkataan Arkan, hanya bisa merenung dan berusaha untuk mengerti semua yang Arkan bicarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Bulan
Ficção Adolescente⚠️ WARNING ⚠️ Kemungkinan alurnya kurang teratur, banyak typo, banyak yang sulit untuk di diskripsikan, banyak mengandung hal di luar nalar, bahasanya sulit di mengerti, banyak salah penanda bacaan, dll. CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA. JIKA ADA KESA...