Revisi kalo mood...
*****
Seorang wanita sedang berada di bandara dan membawa koper besar disebelahnya. Apa dia menunggu jemputan?Dia sedang menunggu jemputan di pinggir jalan dekat bandara. Entah sudah berapa lama dia menunggu. Sampai dia sendiri kelelahan berdiri dan berjongkok.
Dia mengambil ponselnya di dalam tas selempangnya. Dia menekan aplikasi berwarna hijau, dan mencari sebuah kontak untuk dia hubungi. Entah siapa yang dia hubungi? Tapi yang pasti tak ada yang mengangkat panggilan darinya.
"Aduh, udah setengah jam gue nunggu, kok gak dateng juga sih?" gumamnya melihat jam tangannya. "Apa gue naik taksi aja ya?" pikirnya.
Dia sedang berpikir untuk menunggu, atau memesan taksi. Pasalnya kakinya sudah terasa mau patah dan mati rasa kalo terus jongkok.
"Udah ah. Mending gue pesen taksi aja kalo gini. Lama banget datengnya. Bisa keburu lumutan gue," pikirnya langsung berdiri dan memesan taksi.
Belum sempat dia memesan taksi, sebuah mobil menghampirinya dan berhenti tepat di depannya. Kaca mobil itu diturunkan, dan memperlihatkan seorang pria yang tengah mengendarai mobil itu dengan setelan jas kantor.
"Selly. Kamu ngapain disini?" tanyanya.
Selly melihat pria itu dan tersenyum. "Kak Arta. Ini aku lagi nunggu jemputan, tapi belum sampai juga," jawabnya.
"Iya udah kalo gitu, saya antar aja gimana?" tawar Arta.
"Emangnya gak ngerepotin?" tanya Selly yang merasa sungkan.
"Gak kok. Santai aja kalo sama saya," balas Arta. "Gimana?"
"Ikut gak yah? Kalo ikut takut ngerepotin. Tapi..., kalo gak ikut..., gue keburu lumutan," pikir Selly. Dia benar-benar berpikir dengan keras.
"Iya udah deh kak, Selly ikut," jawab Selly.
Iya elah, dari tadi jawab gitu aja ngapa. Kan otak kecil lo gak perlu repot berpikir.
Arta lalu keluar dari dalam mobil, setelah mendengar jawaban Selly. Dia membantu Selly memasukan barang bawaannya ke dalam mobil. Tak sampai disitu, Arta juga membukakan pintu mobil untuk Selly. Ihh, baik banget sih Arta. Jadi pengen deh.
Setelah selesai dengan semua itu dia masuk kedalam mobil. Mobil itu lalu melaju meninggalkan lokasi.
Tak lama mobil Arta meninggalkan lokasi, ada sebuah mobil lain yang sampai disana. Orang didalam mobil itu turun dari mobil dan masuk ke dalam bandara dengan terburu-buru.
"Mana ya orangnya? Kok gak ada?" ujarnya melihat keseliling bandara mencari keberadaan seseorang.
Apa dia mencari Selly? Apa mencari orang lain?
*****
Di perjalanan menuju rumah Selly. Arta dan Selly tak berbicara satu sama lain. Sangat hening. Yang ada hanya suara kendaraan yang berlalu lalang. Selly memilah kearah jendela. Dia benar-benar merasa canggung. Mungkin ingin rasanya dia pergi dari sana."Ini kak Arta, kok gak bicara sepatah katapun sih? Bikin suasana jadi canggung aja," batin Selly.
Dia benar-benar merasa sangat canggung. "Kak," panggil Selly yang langsung di lihat oleh Arta.
"Kenapa Sel?" tanya Arta yang langsung melihat ke arah jalan.
Selly memutar matanya, berpikir harus menjawab apa. "Gak jadi kak," ucap Selly malu.
Dia yang memanggil, tapi malah gak jadi. Ini iseng? Atau apa nih?
Arta tak menjawab ucapan Selly. Dia lalu fokus menyetir. Hening. Lagi-lagi suasana hening menyelimuti. Tak ada pembicaraan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Bulan
Fiksi Remaja⚠️ WARNING ⚠️ Kemungkinan alurnya kurang teratur, banyak typo, banyak yang sulit untuk di diskripsikan, banyak mengandung hal di luar nalar, bahasanya sulit di mengerti, banyak salah penanda bacaan, dll. CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA. JIKA ADA KESA...