Revisi kalo mood...
*****
Matahari kini sudah menampakkan dirinya dari ujung timur. Suasana kota kini menjadi ramai dan padat dengan aktifitas warga. Jalanan di penuhi oleh kendaraan yang lalu lalang. Pejuang uang mulai bekerja mencari nafkah untuk keluarganya. Anak-anak mulai pergi bersekolah dan yang baru lulus sekolah mencari pekerjaan. Kota ini tak luput dari keramaian setiap harinya.
Tapi tak dengan Selly. Dia hanya berdiam diri dikamar dan tak keluar sama sekali. Disaat yang lainnya sibuk menjari cuan, dia malah sibuk dengan pikirannya sendiri. Berhayal menggapai bulan. Usaha apa pun yang dilakukan, seorang manusia tak bisa memiliki bulan. Bulan itu di langit, jadi mustahil untuk mengambilnya.
Hari sudah sore, orang-orang sudah pulang dari aktivitas yang melelahkan dan menguras tenaga. Malam pun semakin larut. Selly yang merasa bosan dikamar, kini dia keluar dari kamarnya dan mencari minum. Pelan, tapi pasti dia sampai di dapur. Selly membukak kulkas untuk mencari minuman dingin. Saat dia membukak kulkas itu dia melihat Darkan yang buru-buru datang dari luar.
"Itu kak Darkan ngapain kayak buru-buru banget sih?" Selly membukak minuman kaleng yang dia ambil, lalu pergi ke ruang tengah dan menyalakan televisi.
Tak beberapa lama Darkan muncul dengan penampilan rapinya. Selly yang melihat itu merasa bingung dan heran. Mau kemana dia malam-malam begini?
Saat Selly akan bertanya, dia dapat pesan dari Mika. Selly membukak ponselnya dan melihat pesan dari Mika. Sel, hari ini jadikan? Gue udah siap nih, buruannya. Gue tunggu di depan rumah.
Selly yang melihat pesan dari Mika, tersadar kalo dia ada janji dengan temannya itu, untuk pergi malam mingguan. Biasa setiap malam minggu mereka memang sering pergi keluar malam taukan?
Dengan paniknya Selly berlari ke kamarnya dan bergegas bersiap-siap untuk pergi bersama Mika. Bisa-bisanya dia melupakan kalo hari ini akan pergi bersama.
Dengan terburu-buru, Selly menuruni anak tangga dan menaiki taksi yang dia pesan tadi. Kenapa dia pesan taksi? Iya karna mobil om dan tantenya sedang mereka pakai. Jadi dengan terpaksa harus pesan taksi. Selly masuk kedalam taksi dan bergegas menuju kerumah Mika.
Sampainya di rumah Mika, Selly melihat Mika yang sudah menunggunya cukup lama. Dengan wajah cemberutnya dia masuk kedalam taksi.
"Lo pasti lupakan, kalo mau pergi malam ini?" tanya Mika dengan raut wajahnya yang masih kesal dengan keterlambatan Selly.
Selly hanya cengengesan, yang membuat Mika tau apa jawaban dari pertanyaannya. Mika menghela nafasnya dengan kesal. Untung saja Mika baik, kalo tidak udah ditumis ni orang.
"Mik, kita mau pergi kemana nih?" tanya Selly yang tak tau mau pergi kemana.
Mika melihat ponselnya dan mengirim alamat yang diberikan Atik padanya ke Selly. "Kita bakalan pergi kesana. Katanya tempatnya bagus."
Selly melihat pesan yang dikirim Mika, lalu di teruskan ke supir taksi. "Pak pergi kesana ya! Nantik saya tambah ongkosnya," ujar Selly yang langsung dianggukkan oleh supir taksi.
Mobil mereka lalu melaju menuju ketempat yang mereka tuju. Dengan perasaan yang senang di hati Selly, karna bisa pergi bersama teman-temannya lagi setelah sekian lama.
*****
Sesampainya di lokasi, betapa terkejutnya Selly ketika sampai dan melihat suasana yang tak menyenangkan ini. Yang awalnya senyum ceria di bibir, kini menjadi raut wajah yang gelisah dan hawatir.
Dengan ragu, Selly melangkahkan kakinya mengikuti Mika yang berjalan di depannya. Tubuhnya sudah gemetar, tangannya kini basah karna keringat, bahkan keringat dingin membasahi kening Selly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Bulan
Fiksi Remaja⚠️ WARNING ⚠️ Kemungkinan alurnya kurang teratur, banyak typo, banyak yang sulit untuk di diskripsikan, banyak mengandung hal di luar nalar, bahasanya sulit di mengerti, banyak salah penanda bacaan, dll. CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA. JIKA ADA KESA...