^~^PART 34^~^

2 0 0
                                    

*****

Beberapa hari telah berlalu. Arkan selama ini menjaga Delia dengan baik. Bahkan setiap hari dia berusaha menyempatkan diri untuk mengunjunginya dan menjaganya. Memang beberapa hari ini hubungan mereka sudah jauh membaik dari pada sebelumnya.

Beberapa hari juga Selly tak pernah menghubungi Arkan. Bahkan yang terakhir kali adalah tempo hari yang waktu kejadian membukak masker. Biasanya Selly selalu menghubungi Arkan dan menanyakan kabarnya. Tapi sekarang tidak pernah sama sekali. Apa yang terjadi sebenarnya?

Arkan saat ini tengah menyuapi Delia makan. Dia menyuapi Delia dengan telaten dan penuh kesabaran. Arkan mengambil minuman yang berada di atas meja didekat sana. "Ini minum dulu," ujar Arkan memberikan minuman pada Delia.

Saat Arkan sudah selesai menyuapi Delia, ada Devan yang datang bersama dengan Darkan dan Danil. Arkan yang melihat mereka tersenyum dan menyambut kedatangan mereka. "Eh kalian tumben kesini. Ayok duduk," ujar Arkan dengan ramah.

Devan hanya tersenyum kikuk. Raut dari wajah Devan sangat berbeda dari biasanya. Seperti ada hal yang mengganjal hatinya dan pikirannya. "Gak usah Arkan. Gue kesini cuma sebentar." Devan mengambil sesewatu dari saku celananya. "Ini buat lo." Devan memberikan sebuah amplop berwarna putih pada Arkan.

Arkan yang melihatnya mengambilnya dengan ragu. "Apa ini?" tanya Arkan kebingungan.

"Itu surat dari Selly. Selly minta buat lo bacanya nantik malam," jelas Devan. "Dan satu lagi ada yang mau disampaiin sama Darkan dan Danil." Devan menatap kearah dua orang itu.

Darkan dan Danil hanya menundukkan kepalannya. Entah apa yang sudah mereka lakukan. "Arkan gue mau bilang kalo yang ngirimin lo foto Delia sama cowok lain itu kita," ungkap Darkan dengan gugup.

Mendengar perkataan sahabatnya itu Arkan membulatkan matanya. "Apa lo bilang? Lo yang ngirim foto itu? Dari mana lo dapetnya?" tanya Arkan merasa penasaran. Memang masalah ini sudah selesai, tapi yang menjadi pertanyaannya dari mana mereka mendapatkan foto itu.

Darkan menarik nafas panjang. "Jujur, sebenarnya gue dan Delia itu lagi bantuin sebuah panti asuhan yang ada di dekat sini. Dan foto itu diambil waktu gue sama Delia lagi beli kebutuhan panti. Dan saat itu juga ada relawan lain yang ikut juga. Saat Delia sama relawan lain, gue selalu fotoni mereka," tutur Darkan. "Gue minta sama lo jangan nuduh Selly lagi tentang masalah ini. Karna yang salah gue sama Danil."

Mendengar penjelasan Darkan, Arkan menjadi tak percaya. Sahabat yang selama ini iya percaya ternyata berusaha untuk menghancurkan hubungannya dengan Delia. "Alasan kalian ngelakuin ini buat apa? Apa yang kalian dapet dari ini semua?"

"Sebenarnya, gue yang minta Darkan buat fotoin Delia sama cowok lain. Tujuannya satu buat hubungan kalian hancur. Kalo hubungan kalian hancur itu akan berdampak baik buat Selly," jelas Danil.

Arkan mengerutkan dahinya. "Berdampak baik buat Selly? Apa yang Selly dapat dari kejadian ini?" tanya Arkan.

"Tuh kan. Udah aku bilang kalo Selly itu pho. Dia mau ngancurin hubungan kita Arkan. Dia itu cewek gak baik. Dia wanita jahat," sela Delia mengeluarkan semua isi hatinya. "Dasar cewek pho. Untung aja hubungan kita baik-baik aja saat ini."

Devan menyorot tajam kearah Delia. "Lo bilang kalo adek gue cewek pho? Lo gak sadar, kalo lo itu cewek yang gak baik juga. Lo bukannya jelasin semuanya sama Arkan, lo malah nuduh orang sebagai pho," pungkas Devan. "Dan lo juga." Tunjuk Devan pada Arkan. "Lo bukannya cari tau kebenarannya, lo malah jadiin Selly pelarian. Bukan memperbaiki hubungan dan selesaiin masalah, kalian malah sibuk dengan dunia kalian masing-masing. Dan kalian malah nuduh orang lain yang jadi penyebab hubungan kalian hancur. Padalan kalian sendiri yang buat hubungan kalian hancur," sindir Devan.

Menggapai BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang