^~^PART 28^~^

0 0 0
                                    

Revisi kalo mood...

*****

Part baru, hari baru.

Saat ini Arkan tengah duduk di ruangannya sambil mengerjakan pekerjaannya. Beberapa kali dia memikirkan perkataan Selly dan kejadian kemarin yang dia lihat. Siapa cobak yang tak overthinking melihat pasangannya jalan dengan pria lain. Terus pakek berbohong segala lagi. Apa gak curiga?

Saat Arkan memikirkan semua hal itu, tiba-tiba tenggorokannya terasa kering dan serat. Dia lalu pergi ke kitchen restoran mengambil minum.

Saat dia sampai, dia melihat pemandangan yang sangat baru disana. Pandangannya fokus melihat hal itu. Bahkan sudut bibirnya mulai membentuk senyum tipis.

Dia melihat Selly yang tengah menguleni adonan roti, yang membuat pakaiannya menjadi kotor, begitu juga wajahnya yang sedikit berisi tepung. Bahkan Selly juga merasa kesulitan dengan rambutnya sendiri, yang menghalangi wajahnya dan pengelihatannya. Beberapa kali juga dia berusaha merapikan rambutnya.

Arkan yang melihat Selly kesusahan, mendekat kearah Selly dan merapikan rambutnya dengan karet yang dia punya. Selly yang merasa ada seseorang yang merapikan rambutnya melihat kearah Arkan, yang membuat Selly menjadi salting.

"Kalo lo mau masak, rapiin dulu rambut lo. Baru masak," ucap Arkan sambil mengikat rambut Selly. Selly mengangguk menanggapi ucapan Arkan.

"Lo lagi buat apa emangnya?" tanya Arkan yang berdiri di belakang Selly. "Terus, kok lo sendirian disini? Yang lain mana?" tanya Arkan yang tak melihat karyawan di dapur.

"Yang lainnya lagi bantu mama buat beli bahan makanan," jawab Selly yang masih sibuk menguleni adonan.

Arkan menganggukkan kepalanya. "Lo mau gue bantu gak?" tanya Arkan menawarkan bantuan.

"Boleh, kak," balas Selly. "Tolong ambilin aku tepung lagi kak," pinta Selly.

Arkan lalu mengarahkan pandangannya ke segala arah untuk mencari tepung yang diminta Selly. Tepat pada sebuah rak, dia melihat tepung yang dinginkan Selly, lalu mengambilnya. "Ini Sel." Arkan meletakan tepung itu di dekat Selly.

"Kak, tolong di buka dong," pinta Selly.

Arkan lalu membukak bungkus tepung itu, dan langsung menuangkannya ke dalam adonan yang Selly buat. Karna Arkan menuangkan tepung itu tidak baik dan sopan, sehingga membuat tepung itu berterbangan di udara. Beberapa tebung yang bertebaran, membuat Selly menjadi bersin dan wajahnya jadi tertutup oleh tepung.

Arkan yang melihat wajah Selly tertutup tepung tertawa terbahak-bahak. Selly yang tak terima di tertawakan justru melempar tebung pada wajah Arkan. Selly tersenyum melihat wajah Arkan yang tertutup oleh tepung.

Arkan menatap Selly. Kemudian dia balik melempari Selly tepung. Mereka berdua lalu saling melempar tepung dan saling kejar mengejar. Suasana dapur juga cukup parah. Semua barang dan lantai tertutup tepung.

Saat Arkan mengejar Selly, Selly justru tergelincir, yang membuat Arkan menarik tangan Selly kearahnya. Tapi naas, Arkan justru terjatuh dan tubuh Selly menimpanya. Pandangan mereka bertatapan satu sama lain selama beberapa detik.

"Ya ampun, Sellyyyy," seru Tessya yang melihat kondisi dapur yang berantakan layaknya kapal pecah.

Selly yang mendengar suara ibunya bergegas berdiri dari tubuh Arkan, begitu juga Arkan. Untung saja kejadian saling tindih itu tak terlihat, karna di halang sebuah meja.

Selly melihat kearah ibunya dengan menundukkan kepalanya. Tessya juga melihat kearah Selly dan Arkan. Beberapa karyawan juga melihat dapur yang mereka bersihkan kini berantakan karna anak bosnya dan Arkan.

Menggapai BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang