Malam tepat jam 22.00, Saka sampai ke rumahnya, pulang bekerja dengan membawa badan yang letih setiap hari inginnya langsung tidur nyenyak tanpa ada yang menginterupsi. Sayang, diumurnya yang sudah menginjak 26 tahun ini kehidupan yang dibayangkan selama masa bujangan tentu tidak bisa kembali lagi. Melihat ke arah ruang tv, terdapat satu sosok yang tengah menunggunya, dengan kepala yang terkulai ke arah sandaran sofa, mungkin istri cantiknya ini telah menunggu dirinya cukup lama.
"Sayang, bangun. Tidurnya pindah ke kamar yuk?"
Binar. Istri cantiknya ini mulai mengerjapkan mata, mengucek mata sebentar berusaha beradaptasi dengan sorot lampu yang terasa menusuk pada netranya.
"Mas udah pulang? Mau makan malam dulu atau mandi dulu? Makanannya tinggal aku angetin doang kok"
Saka sungguh sangat menyayangi istrinya, mana sampai hati Saka membiarkan istrinya memasak makan malam untuknya meskipun sekadar menghangatkan. Sebut dia terlalu over atau apa, tapi menurutnya malam ini istrinya sungguh kelihatan lelah sekali. Rambutnya yang sedikit berantakan, kantung mata yang sangat kontras dengan kulit putihnya, serta dress tidur yang terlihat acak-acakan.
"Mungkin sehabis menidurkan anaknya" pikirnya.
Saka tidak selalu bertingkah seperti ini setiap hari, dia selalu membiarkan istrinya melakukan apapun yang dia inginkan. Binar meminta untuk mengurus anak mereka sendiri tanpa bantuan nanny? Saka kabulkan, meskipun ada cekcok sedikit karena jelas Saka tidak ingin istrinya kelelahan, tapi Binar tetap meyakinkan bahwa dia mampu. Clear. Kemudian, Binar meminta hanya ada satu maid saja dirumahnya, dengan tugas membersihkan rumah, melicin pakaian mereka dan mencuci baju saja. Urusan memasak? Tentu saja Binar lagi yang meng-handle.
Sempat saat awal menikah, Saka menyarankan untuk menambah maid di rumahnya kepada Binar, yang tentu saja langsung ditolak oleh istrinya.
"Sayang, aku rasa menambahkan satu maid lagi untuk memasak tidak terlalu buruk"
"Tidak, aku masih mampu"
"Aku mengerti, tapi aku takut kamu kelelahan"
"Aku masih bisa. Mas kan tau aku paling tidak bisa jika terlalu banyak orang"
"Tapi janji jika kamu mulai keteteran, kamu harus langsung bilang sama aku ya? Aku bakalan langsung hire maid baru buat bantu kamu. Aku mending diomelin kamu daripada liat kamu sakit"
"Iyaaa, sayangku"
✨️✨️✨️
"Adek bayi hari ini ngapain aja, sayang? Aku liat kamu hari ini kayaknya capek banget ya?"
Melakukan deep talk setelah menikah adalah sesuatu yang harus dilakukan mereka, meskipun tidak selalu setiap hari, tapi mereka tidak pernah melewatkan kesempatan. Binar tidur dipelukan suaminya, jari lentiknya menggambar pola abstrak di dada sang suami. Menghela nafas karena hari ini jujur memang sangat menguras energi dirinya.
"Adek hari ini gatau kenapa, Mas. Hari ini dia maunya digendong terus, aku ke kamar mandi aja dia nangis. Tadi aku titip bibi sebentar karena mau makan aja dia nangis. Ngga ngerti akunya"
"Jadi sama kamu digendong terus seharian?"
"Iya, aku ngelakuin apa-apa tuh sambil gendong dia. Aku seneng sih dia nempel aku terus, cuma gatau yaa mungkin belum adaptasi aja jadi ke akunya juga ngerasa capek"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life; Keluarga Sadajiwa
FanfictionKeluarga Sadajiwa ini lahir murni dari imajinasi penulis, karena jenuh melihat isu yang selalu diangkat banyak negatifnya dalam hal rumah tangga, maka keluarga Sadajiwa lahir sebagai penawar. ⚠️Misgendering, Mpreg Kalau kurang berkenan sama tag diat...