Sadajiwa's 16

869 46 0
                                    

Binar itu sedikitnya memang masih keras kepala. Terbukti saat hari ini Saka akan bermain Golf bersama teman-temannya, si cantik memaksa ingin ikut. Ya Saka sih boleh-boleh saja, hanya saja tidak sekali duakali Binar akan mengeluh capek, dengan alasan panas dan tidak kuat berdiri padahal sendirinya tidak main, hanya sekadar menemani. Jadinya, Saka sering sekali sungkan saat harus pulang lebih awal dari teman-temannya.

"Aku mau ikut" masih dalam proses membujuk suaminya, Binar mengekori kemanapun Saka pergi untuk bersiap-siap.

Dilihatnya saat perlengkapan sudah beres, Saka kembali mengambil kunci mobil, melihat ke arah jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 8, sudah waktunya Saka berangkat, "Ngga dulu ya, Sayang. Hari ini kayaknya bakal lebih lama dari biasanya. Soalnya ada temenku yang dari luar negeri pasti bakal lama banget kalo udah ngumpul. Kamu kan suka gampang capek sama bosen, jadi ngga dulu ya?"

Binar menghentak-hentakan kakinya, bibirnya mengerucut lucu, "Kenapa sih akunya ngga boleh ikut? Aku ga bakal rewel kok"

Saka tetap menggelengkan kepalanya, tidak setuju, "Kamu kan sering banget nemenin aku, terus ngga sekali duakali juga kamu tiba-tiba bosen, mau ikut ngobrol juga kata kamu obrolannya ga seru. Jujur aja aku kadang sungkan sama temenku kalo tiba-tiba harus pulang duluan"

"Oh jadi aku ngehambat kah?" Binar menundukkan kepalanya, jelas tahu bahwa yang diucapkan oleh Saka adalah benar.

08.10. Saka menghela napas, sudah 10 menit dirinya mengimbangi mood Binar yang tiba-tiba membuat Saka pusing, padahal jika daritadi berangkat, waktu 10 menit sudah cukup untuk dirinya berada di setengah jalan, "Ga ada ya aku bilang begitu. Aku cuma takut kamu tiba-tiba bosen, aku oke oke aja kalo kamu mau ikut, cuma kamu suka tiba-tiba ngajak pulang. Aku juga masih pengen ikut kumpul, lagian kayak begini cuma 1 bulan 2 kali"

"Yaudah. Pergi aja" Binar membalikkan badannya, memilih kembali ke dalam kamar. Daripada diteruskan yang ada malah membuat mood dirinya makin turun.

Benar sih apa yang diucapkan suaminya, Binar bukan tipikal orang yang gampang berbaur. Tiap kali ikut juga yang ada Binar selalu diam. Lebih memilih mendekati Saka saat bermain yang berarti harus panas-panasan daripada duduk menunggu dengan teman-teman suaminya. Makanya dirinya suka mengeluh panas dan capek berdiri padahal sendirinya tidak bermain.

Baru saja membaringkan dirinya di atas ranjang, pintu kamarnya kembali terbuka. Menampilkan Saka yang mendekati dirinya setelah menaruh perlengkapan Golf nya di sudut kamar, "Sini peluk"

Karena masih gengsi, Binar lebih memilih membalikkan badannya, memunggungi Saka, "Kenapa kesini? Bukannya mau pergi?" Tanya Binar dengan nada ketus.

Tidak mendapati jawaban, yang ada malah lingkaran tangan dipinggang yang dia rasakan, "Gimana bisa aku perginya happy kalo kamunya bete gini?"

Masih belum bisa dibujuk, Saka kembali melanjutkan ucapannya, "Binar..."

"Siapa yang Binar? Ngga ada Binar Binar"

Saka terkekeh, kembali menumpukan dagunya diatas kepala sang istri, "Iya maksudku Sayang, dengerin dulu. Aku hari ini mau main Golf sama temen-temen, kamu pasti tau orang-orangnya siapa aja karena kamu pernah ikut. Aku ngelarang kamu buat pertama kalinya hari ini karena aku tau kamu kalo disana bakal gimana. Kamu kan suka ngeluh kesel, capek, ya gimana lagi main aku emang begitu ga ada yang lain.

To be fair, aku juga mau seneng-seneng. Ngumpul sama temen-temen lagi yang udah pada sibuk. Bukan berarti kamu bukan prioritas aku ya. Cuma kamu paham lah gimana susahnya ngumpul-ngumpul lagi saat semuanya udah pada sibuk karir sama berkeluarga. Nah ini ada kesempatan 1 bulan 2 kali doang kita bisa kumpul, ya masa aku ngga ikut?"

Our Life;  Keluarga SadajiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang