"Aku mau keluar dulu ya sama Ganesh, adek juga aku bawa. Sekalian ngabisin waktu"
Adalah ucapan terakhir yang Binar dengar dari Saka tadi pagi. Pagi-pagi sekali suaminya dan anaknya sudah izin untuk pergi keluar bersama Ganesh -adik iparnya-. Entah kemana Binar pun tidak tahu. Saat bertanya akan pergi kemana, Saka hanya bilang, "Keluar sebentar".
Saka jarang seperti ini, biasanya hal sekecil apapun akan diberitahu, sesederhana mengambil air di dapur saja akan memberi tahu Binar. Tapi hari ini entah kenapa.
Binar jujur sedikit sedih, hari ini adalah hari ulang tahunnya, dia sudah menunggu dari semalam tapi tetap saja belum mendapat ucapan dari suaminya. Mungkin jika semalam Binar mengerti, suaminya dari pulang kerja langsung tertidur, kecapekan. Tapi hari ini? Ulang tahun Binar bertepatan dengan weekend, yang berarti Saka libur kerja. Binar tidak berharap mendapat kejutan, hanya sekedar ucapan selamat saja ternyata masih menjadi angan-angan.
✨️✨️✨️
Berdiam diri dirumah tanpa melakukan apapun setelah ditinggal oleh Saka dan Lendra ternyata telah menyita waktu Binar hampir 4 jam. Selama itu, rentetan pesan dan telpon yang Binar kirimkan tidak kunjung mendapat balasan dari suaminya.
"Kenapa ya? Mereka sibuk apa sih sampai lupa ngabarin?" Binar lama-lama kesal yang berujung ingin menangis. Boneka kucing yang dari tadi dipegangnya menjadi korban samsak kekesalan Binar berujung beberapa helai bulunya berceceran.
"Mas Saka bawa adek kemana sih? Ngga tau apa ya aku nungguin di rumah"
Mencoba peruntungan dengan menelpon sekali lagi, dan berujung mendapat balasan yang sama, tidak diangkat.
"Ah ngga tau lah, kesel banget aku" bantingan hp menjadi bukti kekesalan Binar kesekian kalinya.
✨️✨️✨️
"Bang, ini udah 4 jam dan kita masih sibuk bikin kue yang udah tau pasti gagal. Kenapa ga lo beli aja sih?" Ganesh merutuk kesal, jika tau akan selama ini membuat kue, mana mau dia menyanggupi ajakan abangnya.
"Biar keliatan effortnya, Nesh. Udah lo ga usah misuh-misuh mulu, cepetan bantuin" Saka tau mereka sudah menghabiskan waktu secara cuma-cuma. Dirinya dan Ganesh memang tidak mempunyai skill dalam memasak. Jadi sudah pasti kue yang mereka buat sekarang akan berujung gagal.
"Yayayah" Lendra yang sedari tadi asik duduk di baby chair miliknya (yang sengaja Saka bawa dari rumah), sesekali tersenyum, mungkin lucu melihat wajah bingung sang ayah dan pamannya.
"Apa, Nak? Adek makanannya udah abis?" Tanya Lendra sesaat setelah melihat anaknya yang sedang asik memeras-meras buah naga hingga baju dan mukanya kotor.
Ganesh yang sedari tadi masih berusaha memahami resep, ikut mengalihkan pandangannya ke arah sang ponakan, "Anjing, bang. Anak lo cemong begitu"
Saka mengehela napas, pasrah. Sepertinya yang dia lakukan hari ini tidak akan berujung baik, kue yang gagal, anaknya kotor hingga Saka lupa membawa baju ganti. Niat hati ingin memberi kejutan pada sang istri, malah berujung menambah beban Binar. Karena sudah pasti saat pulang, Lendra akan dalam keadaan kotor dan harus dimandikan, dan yang bisa memandikan bocah gendut itu? Tentu saja, Binar.
Melihat ke arah jam, ternyata benar dirinya sudah menghabiskan waktu 4 jam secara cuma-cuma. Saka yakin jika handphone-nya dinyalakan, akan banyak pesan dan panggilan tak terjawab dari sang istri. Dan Saka tau, seberapa kesal Binar saat ini.
Dengan wajah memelas dan helaan napas yang panjang, dirinya mulai mendekati sang anak dan mulai memeluknya, "Gagal, nak" ucapnya pasrah.
Seakan mengerti penderitaan sang ayah, Lendra mulai mengangguk-anggukan kepalanya, "Mhmmm"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life; Keluarga Sadajiwa
FanfictionKeluarga Sadajiwa ini lahir murni dari imajinasi penulis, karena jenuh melihat isu yang selalu diangkat banyak negatifnya dalam hal rumah tangga, maka keluarga Sadajiwa lahir sebagai penawar. ⚠️Misgendering, Mpreg Kalau kurang berkenan sama tag diat...