Pagi sekitar jam 9, mertuanya datang untuk menjemput sang cucu, Nalendra. Dengan alasan lama tidak bertemu membuat Binar yang sedang membersihkan mulut anaknya sehabis makan itu kaget.
"Tiba tiba banget, bun?"
"Ngga tiba tiba, bunda dari minggu lalu izin ke suamimu ga dibolehin, katanya bunda aja yang main ke rumah jangan Lendra yang dibawa. Padahal bunda pengen liatin ke temen-temen kalo punya cucu selucu ini"
Menanggapi jawaban sang mertua, Binar tertawa kecil. Terharu karena anaknya ini banyak dicintai oleh kerabat dan keluarga baik dari Binar maupun Saka. Lendra memang anugerah, pembuka jalan untuk merekatkan hubungan dirinya dan sang suami dengan keluarga masing-masing.
"Kalo aku boleh aja, udah lama juga kan ga main sama bunda. Kalo minggu lalu kebetulan mami yang main kesini. Seharian penuh main sama Lendra"
"Bagus deh, cucuku ini selain lucu dia anak yang baik sekali. Yaudah barang barangnya tolong disiapin dulu, cantik. Selagi bunda nunggu disini main sama si ganteng"
Binar mengangguk, pergi ke kamar untuk membereskan barang barang anaknya untuk dibawa oleh sang ibu mertua.
Saka yang melihat istrinya bolak balik memasukan barang-barang anaknya ke dalam tas mengernyit heran.
"Buat apa itu, sayang? Kenapa baju baju adek dimasukin ke tas? Mau kemana?"
Setelah beres dan cross check berkali kali, Binar duduk di ranjang di sebelah suaminya yang sedari tadi memang sedang memantau kerjaannya lewat tab.
"Bunda hari ini dateng, sekarang ada dibawah. Kesini minta izin buat bawa adek pergi main"
Saka langsung menyimpan tab nya, lebih mendekatkan duduknya ke samping sang istri.
"Mau dibawa kemana? Sampe kapan? Ngingep apa ngga?"
Binar yang mendengar rentetan jawaban dari sang suami hanya menghela nafas, tersenyum kecil sambil mengusap-usap dada sang suami.
"Pelan pelan, Mas. Tadi bilangnya sih mau dibawa ke tempat arisan, coba mas tanya sendiri aja yuk?"
Tanpa menunggu lama, Saka lekas turun ke bawah, terlihat bundanya yang sedang menggendong anaknya.
"Mau dibawa kemana anakku, bun?"
Sang ibu terlonjak kaget, memutar tubuhnya untuk melihat ke arah sang suara. Kemudian merotasikan matanya malas ketika melihat anaknya yang memberikan aura posesif.
"Bunda mau bawa Lendra main ke tempat arisan, ga ada yang ngerokok, tempatnya juga di dalem rumah, ibu-ibu semua. Jadi aman"
Belum Saka melayangkan protes lebih lanjut, bundanya langsung menimpali
"Sama mau diajak nginep di rumah semalem aja boleh ya, bang? Ayah kamu juga kangen sama Lendra. Janji arisannya sebentar abis itu langsung pulang dan ga akan keluar lagi"
Protes yang tadinya akan dilayangkan kembali hilang, menghela nafas karena Saka paham betul jika bundanya ini akan tetap memaksa meski Saka tolak berkali-kali juga.
"Yah hitung hitung absen sehari ga ngurus adek" pikirnya dalam hati.
Binar yang sedari tadi berdiri disamping suaminya hanya tersenyum kikuk, bingung harus ikut merespon apa.
"Hitung hitung kamu pacaran lagi sama si Neng sehari, berduaan lagi" ucap sang bunda dengan nada jahil.
Mendengar itu sontak Saka dan Binar saling melihat satu sama lain, dan tak lama kemudian langsung terkekeh.
Binar mengangguk setuju, kemudian mendekati anaknya yang sedari tadi diam di pangkuan sang nenek.
"Adek mau main sama nenek ya? Jangan nakal ya, jangan nangis terus kasian nenek sama kakek"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life; Keluarga Sadajiwa
FanfictionKeluarga Sadajiwa ini lahir murni dari imajinasi penulis, karena jenuh melihat isu yang selalu diangkat banyak negatifnya dalam hal rumah tangga, maka keluarga Sadajiwa lahir sebagai penawar. ⚠️Misgendering, Mpreg Kalau kurang berkenan sama tag diat...