Hujan turun deras dipagi hari membuat keluarga Sadajiwa ini inginnya bermalas-malasan. Saka berencana untuk tidur kembali karena kebetulan weekend, Binar pun punya keinginan yang sama tapi sayangnya harapan ibu muda ini harus tertunda karena saat ingin mulai memejamkan mata lagi, Lendra mulai merengek.
Karena insting ibunya keluar, Binar bawa anaknya untuk ia dekap. Mengelus-ngelus punggung kecil itu diiringi senandung kecil berusaha mengantarkan sang anak kembali memejamkan mata.
Sayang, pagi ini sepertinya anaknya itu tidak bisa diajak kompromi. Lendra mulai menepuk-nepuk dada sang ibu, ingin lepas dari rengkuhan hangat yang berusaha melindungi dirinya.
"Mhmmm abuubuu nyanyanya"
Binar jelas tidak sampai hati berpura-pura tidak mendengar rengekan anaknya, dibawanya kembali matanya untuk terbuka.
"Apa, nak? Adek mau apa?"
"Nyenyenyen"
"Mau nen? Ayo sini, adek daritadi tidurnya gelisah mulu, Mama jadi pusing sendiri liatnya"
Masih dalam posisi menyamping, Binar membuka kancing dress tidurnya, mengeluarkan satu sumber makanan anaknya yang langsung dihisap dengan rakus.
"Shhh pelan pelan, sayang. Adek udah mulai tumbuh gigi ya? Kerasa banget kegesek jadi sakit"
Saka yang mendengar ringisan sang istri, mulai membuka mata. Melihat punggung anaknya yang sedang makan pada sang ibu.
Ikut mendekatkan diri, dibawa tangannya untuk mengusap-ngusap punggung kecil anaknya. Berharap anaknya kembali tidur karena sungguh jika anaknya ini belum kembali tidur, maka harapan dia untuk kembali tidur nyenyak juga tidak akan terjadi.
"Tidur lagi ya, dek. Adek dari semalem tidurnya larut banget karena nangis terus"
Sepertinya ucapannya terkabul, anaknya itu mulai menutup mata, masih dengan hisapan yang kuat tanda belum tertidur pulas. Binar yang melihat hanya tersenyum, ikut mengelus lembut rambut tipis sang anak.
"Udah tidur lagi mas, anaknya"
"Iya?"
"Iya, tuh liat" jawabnya sambil menunjuk menggunakan dagu
Saka yang penasaran mencoba bangun dan melihat ternyata benar, anaknya ini mulai tertidur, dengan nafas yang terlihat stagnan tandanya dada sang ibu sudah boleh dilepas.
Binar berusaha melepaskan dadanya, dan berhasil. Meskipun saat terlepas anaknya ini masih mengecap-ngecap sedikit, lucu sekali Binar melihatnya.
"Udah nyenyak lagi. Kepalang tanggung udah bangun aku mau sekalian mandi aja deh"
Berniat bangun, tangannya malah ditahan oleh sang suami, "Buru buru banget mandi, tiduran lagi aja. Kamu kan tidurnya dikit banget karena adek rewel semalem"
"Ngga ah, udah ga ngantuk lagi. Aku mau mandi sekalian bikin sarapan, mas kalo mau tidur lagi ya boleh, nanti aku bangunin kalo sarapannya udah siap"
Menggeleng tidak setuju, Saka yang tadinya ingin bermalas-malasan dengan sang istri, cuddle di tempat tidur dengan cuaca hujan yang pasti menyenangkan, tidak ada halangan karena Lendra sudah dipindahkan ke baby crib miliknya.
Apa daya, sang istri sepertinya tetap ingin memulai hari dengan produktif, ya tidak salah sih, cuma Saka pikir karena ini weekend apa istrinya itu tidak ingin bersantai barang sebentar saja?
Menghembuskan nafas, Saka ikut bangun dan berjalan ke kamar mandi, "Yaudah ayo mandi bareng aja, nanti bikin sarapannya bareng juga. Aku mau barengan sama kamu terus"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life; Keluarga Sadajiwa
FanfictionKeluarga Sadajiwa ini lahir murni dari imajinasi penulis, karena jenuh melihat isu yang selalu diangkat banyak negatifnya dalam hal rumah tangga, maka keluarga Sadajiwa lahir sebagai penawar. ⚠️Misgendering, Mpreg Kalau kurang berkenan sama tag diat...