•••••
Majalengka, Mei 2021
Renata Dwi Andini, seorang gadis cantik yang berasal dari kota Majalengka. Renata selalu dipanggil dengan nama Rena, panggilan dari ia kecil hingga sekarang. Renata bersekolah di Sekolah dibagian kota yaitu SMAN 3 Majalengka.
Kebanyakan siswi mempunyai rambut yang panjang. Berbeda dengan Rena, ia mempunyai rambut pendek sebahu. Rambut pendek menjadi ciri khas Rena sejak Sekolah Dasar.
Siang ini waktu menunjukan pukul 11:05, dimana waktu pembelajaran masih berjalan. Sebagian kelas di sekolah sana sedang masuk karena guru mengajar. Berbeda dengan kelas 11 Sosial 2, tidak ada guru yang mengajar hanya diberi tugas sebagai gantinya.
"Ada yang mau ngumpulin lagi?" Tanya Rena didepan kelas pada teman-temannya.
"Kumpulin aja, Ren. Pada ga mau kumpulin tugas mungkin." Sahut salah satu gadis disana.
Setelah mendapatkan jawaban dari temannya, Rena mengangkat tumpukan buku yang akan ia bawa.
"Mau dianter engga, Ren?" Tanya teman sebangkunya.
Rena menggelengkan kepala. "Lo lagi makan, biar gue sendiri aja gapapa."
Teman sebangku Rena mengangguk. "Ya sudah, hati-hati"
Dengan tangan sebelah kiri membawa tumpukan buku yang hanya berjumlah 13, Rena mengacungkan jempol pada teman sebangkunya dengan tangan sebelah kanan. Setelah itu Rena berjalan menuju luar kelas, untuk pergi ke ruang Guru.
Keadaan koridor sangat sepi, hanya terdengar suara ramai dari dalam kelas. Ada juga yang kelasnya sepi hanya ada suara guru yang mengajar. Rena berjalan menatap ke arah depan.
Jalan dari kelas menuju ruang guru cukup jauh, karena kelas Rena berada dipaling belakang dan lantai 3. Rena mulai menuruni anak tangga, menuju lantai 1.
1 lantai sudah ia lewat, tinggal satu lantai lagi. Rena menuruni dengan hati-hati, sampai-sampai tidak terdengar suara hentakan sepatu, mungkin hanya sedikit suara.
Dan akhirnya tinggal 2 anak tangga lagi Rena sampai di lantai bawah. Saat sampai dibawah Rena hanya tinggal berbelok ke arah kanan dan lurus. Tetapi...
Brukk
Tepat dibelokan dekat tangga, Rena bertubrukan dengan seorang lelaki. Rena benar-benar tidak menyadari ada seseorang disana, mungkin itu karena tertutup sebuah tembok.
"Sorry. Gue ga tau ada orang yang turun tangga" Ucap lelaki itu menatap Rena dengan penuh rasa bersalah.
Baru saja Rena ingin memaki lelaki itu, tetapi ia malah terpesona dengan lelaki dihadapannya. Wajahnya tampan ditambah dengan kacamata yang bertengger dihidungnya, tidak membuat lelaki itu terlihat culun melainkan terlihat sangat tampan. 3 detik kemudian, Rena menyadari bahwa dirinya malah terpaku pada wajah tampan lelaki itu. Dengan segera Rena membereskan buku-bukunya yang jatuh.
Saat membereskan buku ada sebuah tangan yang sedang ikut membereskan buku yang berserakan disana. Rena berpikir apakah ada lelaki lain tadi? Warna kulit tangan yang membantu dirinya sangat berbeda dengan lelaki yang menubruknya tadi. Warnanya sedikit lebih putih dibanding lelaki tadi.
Rena menenggakkan kepalanya menatap lelaki yang berada didepannya. Ternyata benar dia lelaki yang berbeda.
"Sini gue bantu" Ucap Lelaki dihadapannya, Rena hanya menganggukkan kepala mempersilahkan lelaki itu membantunya.
Setelah buku yang berserakan telah terambil, Rena dengan lelaki tadi berdiri bersamaan.
"Ini bukunya" Ucap Lelaki tadi dengan menyodorkan buku yang telah dia ambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertemu di Malioboro (END)
Teen FictionRenata dwi Andini, seorang gadis yang merantau karena diterima diperguruan tinggi negeri di Yogyakarta dan membuat dirinya menetap didaerah sana. Tetapi ada hal yang sangat tidak dia duga, yaitu dia bertemu kembali dengan lelaki pujaannya. Lelaki y...