Bab 21 : Kecelakaan

18 2 0
                                    

••••••

Yogyakarta, September 2023

Kenaan baru saja selesai membersihkan dirinya, hingga suara dering ponsel membuat atensinya teralihkan. Dia menggapai ponselnya dan mengangkat orang yang menelponnya.

"Hallo mah, ada apa?" Tanya Kenaan, Mamah nya lah yang menelpon.

"Kenaan, tolong mamah hiks.."

Terdengar isak tangis dari seberang sana. Membuat Kenaan panik. "Mamah kenapa?"

"Kenaan pulang, nak. Mamah cape disini. Papah sudah jahat, nak hiks."

"Kenaan pulang sekarang ya mah."

"Hati-hati, nak."

Panggilan telepon mereka terputus. Kenaan dengan segera membawa pakaian yang akan dia bawa tak lupa barang penting akan dia bawa. Dia segera keluar kamar, dia sempatkan untuk memberi izin pada temannya. Kenaan akan membawa motor untuk pulang ke Majalengka.

Kenaan mengendarai motor dengan cepat, dirinya tidak memikirkan hal lain lagi, yang diutamakan adalah keadaan ibunya. Tidak memikirkan bahwa jarak dari Yogyakarta ke Majalengka sangat jauh, dia rela terus mengendarai motor tanpa mengisi perut.

Beberapa jam Kenaan mengendarai motornya untuk sampai ke Majalengka. Untung saja, Kenaan sampai ke rumah dengan selamat.

Dengan cepat dia turun dari mobil dan mengetuk pintunya keras. Di malam hari keadaan rumah pasti sepi, rasa ingin mendobrak pintu ada di benak Kenaan.

Tapi aksinya tidak terlaksanakan karena pintu rumah sudah dibuka. Menampilkan tubuh yang Kenaan yaitu Ayahnya.

"Kenaan? Kenapa kamu pulang? Bukannya ini bukan waktu libur."

"Apa yang udah Papah perbuat ke Mamah?"

Sang Papah menaikan alisnya, menandakan bingung. "Maksud kamu ap--Oh ternyata dia ngadu?"

"Kalau mamah ngadu kenapa? Apa yang Papah lakuin ke Mamah, hah? Sekarang dimana mamah?" Kenaan melontarkan pertanyaan dengan nada marah, dia juga meraih kerah baju tidur Ayahnya dan meremasnya kuat.

Sang Ayah mencoba melepas tangan Kenaan dari kerahnya. "Wanita ular itu ngadu apa ke kamu?"

"Wanita ular Papah bilang? Jelas-jelas yang ular itu papah!"

"Jelas apa nya? Apa yang kamu tahu soal masalah ini, hah?!" Sang Papah pun ikut tersulut emosi.

"Mamah nelpon aku sambil nangis-nangis. Dan bilang papah itu Jahat, apa yang udah papah lakuin sampai mamah nangis? Papah KDRT?" Balas Kenaan masih dengan keadaan marah.

"Kamu percaya dengan omong kosong dia? Yang jahat itu Mamah kamu, Papah pergoki mamah kamu dengan lelaki lain, dia selingkuh dibelakang papah. Dia menangis mungkin karena papah marahi dia, dan dia ga mau pisah. Tapi Papah sudah terlalu kesal dengan mamah kamu." Jelas Papah Kenaan.

Mendengar penjelasan sang Papah, Kenaan terdiam. Ternyata keadaan terbalik, yang menjadi korban itu Papah bukan Mamahnya.

"Jika kamu tidak percaya, papah punya bukti bahwa Mamah kamu sedang selingkuh." Ucap sang Papah dan mengeluarkan ponselnya.

Kenaan pun menatap apa yang dilakukan sang Papah. Taklama Papahnya menyodorkan ponsel miliknya, yang menampilkan seorang wanita paruh baya dengan lelaki yang saling berpelukan. Kenaan tentu mengenal wanita itu, yang tak lain adalah Ibu kandungnya.

"Kamu tadi bertanya, mamah kamu dimana? Dia sudah pergi dari sini, dan tinggal bersama selingkuhannya." Ucap sang Papah.

Keadaan Kenaan sekarang frustasi, keluarganya hancur. Kenaan berteriak keras dengan menarik rambut dirinya sendiri.

Bertemu di Malioboro (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang