•••••
"RENAA!!" Teriak ketiga teman Rena.
Rena terduduk ditanah, karena hantaman keras mengenai wajahnya. Pukulan Renald tidak meleset hanya saja, saat ingin memukul Kenaan Rena menghadangnya dan membuat pukulan itu mengenainya.
"Rena, kamu kenapa halangin aku sih?! Jadikan kamu yang kena." Marah Renald melihat Rena tanpa ada niatan menolong.
Kenaan kembali mendorong Kenaan. "Ini semua gara-gara lo! Lo liat karena pukulan lo, Rena kesakitan!" Bentak Kenaan. Lalu beralih pada Rena mencoba membantunya.
Kenaan memegang bahu Rena. "Ren, mana yang sakit? Sini gue--" ucapan Kenaan terhenti saat Rena menghempaskan tangannya yang berada di bahunya.
"Gausah sentuh gue!" Sentak Rena, kemudian ia bangkit dari duduknya.
Melihat Kenaan disentak seperti itu, Renald tertawa keras dengan perasaan yang penuh kemenangan. Tanpa diduga, Rena mendekat ke arahnya dan menampar wajahnya.
"Maksud kamu apa?!"
"Gue muak liat wajah lo! Gausah ketemu gue lagi dan mulai sekarang kita putus!" Tegas Rena, dan pergi meninggalkan Renald yang terus meneriakinya.
Dara dengan cepat memeluk Rena dan membawanya pergi. Clara dan Sarah mengikuti arah mereka dari belakang.
Tersisa Renald dan Kenaan yang saling melemparkan tatapan tajam.
"Kalau lo mau deketin Rena, minimal sebanding sama gue." Ucap Renald dengan nada menyombong. "Gue ganteng, kaya. Lo gimana,hah?"
Kenaan berdecih. "Cih. Lo kira, lo doang yang kaya?"
"Lo kaya juga? Seberapa kaya lo sih?"
"Minimal kaya sendiri lah. Bukan kaya karena orang tua." Sarkas Kenaan, dan meninggalkan Renald disana.
•••••
Keesokan harinya...
Rena tidak berangkat kuliah dikarenakan matanya bengkak, setelah menangis semalaman. Jadi dia izin kepada dosen, dan tidak bolos.
Rena keluar kamar untuk mengambil sebuah air. Bertepatan dengan Rena yang keluar, kak Silvi pun keluar dari kamar. Kak Silvi kaget melihat Rena yang berada dikosannya.
"Rena? Lo ga berangkat kuliah"
Rena menggelengkan dan menampilkan senyuman. "Malu berangkat kuliah, matanya bengkak" ucap Rena dengan menunjuk ke arah matanya.
Kak Silvi mengangguk seakan paham. "Bertengkar sama Renald ya?" Tebak Kak Silvi.
Rena membulatkan mata, bagaimana bisa kak Silvi tahu. "Kok kak Silvi tahu?"
"Renald cerita."
Rena mengangguk paham. Tapi ada suatu yang mengganjal dari ucapan kak silvi. "Kak silvi dekat sama Renald. Kok Rena baru tahu"
"E... baru.. baru deket sekarang kok. Renald ga cerita sama lo?" Tanya Kak Silvi dan dibalas gelengan oleh Rena.
"Ren. Gue mau berangkat kampus sekarang. Ada jadwal siang, bye " Kak Silvi seakan terburu-buru. Rena pun memakluminya, karena berbicara dengannya juga membuat kak Silvi terlupa untuk berangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertemu di Malioboro (END)
Teen FictionRenata dwi Andini, seorang gadis yang merantau karena diterima diperguruan tinggi negeri di Yogyakarta dan membuat dirinya menetap didaerah sana. Tetapi ada hal yang sangat tidak dia duga, yaitu dia bertemu kembali dengan lelaki pujaannya. Lelaki y...