Cheers 9

1.3K 187 39
                                    

17 Februari 2024

🌸

Sakura sering melamun. Dipagi hari minggu, Sakura sudah mendapatkan sarapan berupa bubur, yang sedikit cair menurut Sasuke. Tapi sarapan yang disediakan sesuai arahan dokter. Lambung Sakura butuh penyesuaian. Setelah Sasuke membantu Sakura sarapan, gadis itu duduk bersandar dengan bagian brankar yang dinaikkan. Gadis itu melamun, memperhatikan keluar jendela. Hanya mengucapkan terimakasih dan mendiamkan Sasuke sampai siang ini.

Temari belum bisa tiba karena keadaan toko yang sibuk di akhir minggu. Shikamaru kembali tiba, kali ini Kiba tidak ikut. Pria berambut warna coklat itu lebih memilih tidur karena tugas double akibat perangai Sasuke.

"Kau yakin dengan keputusanmu ini?" Tanya Shikamaru. Sasuke duduk berhadapan dengan rekannya itu di sofa.

"Iya, ini lebih baik dari pada mendapatkan gosip yang tidak jelas nantinya."

"Kau mengambil cuti cukup lama," keluh Shikamaru.

"Aku perlu memastikan semuanya aman Shikamaru." Sasuke melirik sekilas pada Sakura yang masih memandang keluar jendela.

"Aku harap kau masih mau membantu meski sedang cuti."

"Ya, hubungi saja aku jika kau butuh bantuan," balas Sasuke.

Shikamaru mengangguk bersamaan dengan pintu ruangan terbuka. Temari masuk dengan membawa pastel buah. Sasuke mengernyit.

"Sudah makan siang?" Tanya Temari pada Sasuke.

Sasuke mengangguk, "Sakura juga sudah."

Sembari mengangguk, Temari meletakkan bawaannya di atas lemari kecil di samping brankar. Memasukkan beberapa peralatan makan di dalam lemari itu. Lemari dua pintu itu di isi oleh barang bawaan Temari dan tas baju Sasuke.

"Kenapa kemari kak?" Tanya Sakura pelan. Ia memperhatikan pergerakan Temari yang duduk di kursi dekat brankarnya.

"Aku ingin memastikan keadaanmu tentu saja. Setelah ini aku akan kembali lagi ke toko. Akhir minggu, dan toko cukup sibuk." Temari memberikan pengertian pada Sakura. Khawatir Sakura tidak nyaman jika hanya bersama Sasuke. Gadis yang diajak berbicara mengangguk paham.

"Ada sesuatu yang kau inginkan? Makanan?"

Sakura menggeleng.

"Jika ada yang kau inginkan, kabari saja aku melalui Sasuke, oke? Aku harus kembali sekarang."

Temari memeluk Sakura sebentar. Ia pamitan pada Sasuke dan Shikamaru yang mengantarnya sampai ke depan pintu.

"Titip Sakura, akan aku usahakan nanti malam datang lagi," pamitnya.

Kedua laki-laki itu kembali masuk. Mendapati Sakura yang kembali memandang keluar jendela. Shikamaru memberi kode padanya agar berbicara dengan Sakura sedangkan laki-laki itu akan menunggu di luar.

Sasuke mengambil duduk di kursi tempat Temari tadi. Tangannya menggenggam tangan Sakura. Menarik atensi gadis itu.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Sasuke.

Tidak ada jawaban dari Sakura.

"Mau berbagi denganku tentang apa yang kau pikirkan?"

"Kenapa kau di sini?" Balas Sakura.

Sasuke tersenyum tipis, "tentu saja untuk menemanimu Sakura."

"Kenapa?"

"Hm?"

"Bukankah seharusnya kau mengabaikanku?"

Sasuke menggeleng tidak setuju. "Tidak, itu tidak mungkin kulakukan," bantahnya.

"Kau cuti," ucap Sakura.

"Sampai kau sembuh," sambung Sasuke. Mata mereka masih bertatap-tatapan sejak tadi.

"Mereka mengizinkanmu cuti selama itu?"

"Ya, bukan hal yang sulit," jawab Sasuke dengan senyuman. Senang dengan Sakura yang aktif menjawab perkataannya.

Sakura mendengus. "Aku ingin tidur," katanya.

Sasuke membantu menurunkan kembali bagian brankar Sakura. Membantu menyelimuti gadis itu. Sakura menggumamkan terimakasih dan tertidur lagi. Sasuke tersenyum tipis. Mengecup singkat dahi Sakura. Mengabaikan fakta bahwa Sakura belum memaafkannya.

~Cheers~

Temari tidak datang menjenguk Sakura seperti janjinya. Berakhir dengan Sakura yang ditemani oleh Sasuke dan temannya yang bernama Shikamaru. Shikamaru pun hanya sampai jam tujuh malam di rumah sakit. Ia pamit pada Sasuke dan Sakura ketika mendapatkan pesan masuk dari kepolisian.

"Kabari aku jika kau butuh bantuan," ucap Sasuke begitu mengantarkan Shikamaru ke depan pintu ruang inap Sakura.

Shikamaru mengangguk, "aku harap Sakura cepat sembuh. Dia..terlihat sangat kosong," ungkap Shikamaru.

Sasuke terdiam sejenak. Ia memahami maksud Shikamaru. Kosong. Sakura begitu kosong membuat Sasuke takut.

"Aku pergi dulu," pamit Shikamaru. Sasuke mengangguk tanpa membalas ucapan Shikamaru. Ia menutup pintu ruangan tersebut dari dalam.

Sasuke mengambil duduk di kursi samping brankar Sakura. Memperhatikan gadis itu yang masih melamun. Sasuke harus bersabar untuk menghadapi Sakura. Ia menginginkan Sakura kembali padanya, jadi ia harus bersabar.

Sasuke berjalan ke arah kamar mandi. Mengambil air hangat dengan baskom kecil dan sebuah handuk. Meletakkan baskom kecil itu di atas kursi. Membasahi handuk untuk mengelap lengan Sakura setelah ia menggulung lengan baju gadis itu. Tidak ada penolakan dari Sakura.

"Kenapa?" Pertanyaan Sakura menyentak Sasuke.

"Hm?" Balasnya. Sasuke berhenti melakukan aktifitasnya pada lengan kanan Sakura.

"Kenapa kau peduli padaku?"

"Karena kau Sakura."

"Kau seharusnya tidak peduli padaku," tatapan hampa itu menyakiti Sasuke.

"Jangan mengatakan hal seperti itu," peringat Sasuke.

"Kau orang baik, harusnya kau bersama orang baik juga."

"Kau orang paling baik yang pernah kutemui Sakura." Sasuke genggam kedua tangan Sakura setelah meletakkan handuk basah tadi di dalam baskom berisi air itu.

"Kau merasa bersalah padaku?" Tanya Sakura kasar. Perempuan itu mendengus.

"Itu bahkan sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Untuk apa kau masih merasa bersalah huh?!" Sakura meninggikan suaranya. Ia mulai mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Sasuke. Perempuan itu memberontak.

"Kau sudah memilih pergi dariku, jadi pergilah untuk selamanya. Jangan muncul lagi dalam hidupku!"

Sasuke mencoba menahan gerakan sembarangan Sakura. Ia bisa saja menggunakan tenaga yang lebih besar, tapi tidak mungkin ia lakukan pada fisik Sakura yang masih lemah.

"Sakura, kumohon hentikan."

Gerakan sembarangan Sakura berhasil melukai pipi Sasuke akibat goresan dari kukunya yang cukup panjang. Sakura terdiam menatap luka itu. Dapat Sasuke lihat tatapan bersalah dari mata Sakura. Mata gadis itu juga sudah berkaca-kaca. Lantas Sasuke membawa Sakura dalam pelukannya.

"Tidak apa-apa Sakura," ujar Sasuke. Ia mengelus lembut rambut Sakura.

"Seharusnya kau tidak di sini. Seharusnya kau menjalani hidup bahagiamu," racau Sakura. Ia sudah menangis dalam pelukan Sasuke. Kedua tangannya meremas sisi kemeja Sasuke.

"Seharusnya kau biarkan saja aku. Seharusnya aku ikut dengan ayahku."

🌸

Publish: 2 Maret 2024

Next chapter 90 vote dan 20 komentar ya..

Cheers [SasuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang