Cheers 11

1.3K 170 14
                                    

22 Februari 2024

🌸

"Tidak apa-apa Sasuke. Kau sudah melakukan yang terbaik."

Sasuke dapat merasakan usapan lembut di punggungnya. Sasuke sedang menunduk. Ia bersama wanita itu duduk di bangku yang ada di depan ruangan Sakura.

"Aku gagal lagi menjaga Sakura, Ino," akunya.

Ino, perempuan yang tengah hamil itu tersenyum lembut. Ia berikan usapan menenangkan di punggung lebar Sasuke. Ino bersama Sai baru sampai di Hokkaido pagi senin. Dan memilih istirahat dulu sehingga baru mendapatkan kabar duka dari Sasuke ketika mengecek ponsel. Sebelumnya Sasuke juga sudah memberitahu Ino dan Sai bahwa ia sudah menemukan Sakura. Sai dan Ino senang bukan main. Tapi mereka baru bisa sampai di Hokkaido dan menemui Sakura saat keadaan perempuan itu memburuk.

"Aku yakin Sai akan memberikan dukungan untuk Sakura. Jangan khawatir," tenang Ino.

"Aku hanya tidak bisa membayangkan jika Sakura tidak selamat," racau Sasuke. Banyak pikirian buruk yang berkeliaran dalam kepalanya.

"Sakura selamat, dan dia masih bersama kita," hibur Ino. Dalam tunduknya, Sasuke mengangguk kaku.

"Sai pasti bisa meyakinkan Sakura," sambung Ino.

Sementara dua orang yang sedang dibicarakan Sasuke dan Ino sedang saling tatap. Sai berdiri tidak jauh dari brankar Sakura. Sedangkan Sakura duduk menyandar dengan pandangan mengarah padanya. Mata perempuan itu berkaca-kaca. Ia menggigit bibir bawahnya dan dagunya terlihat bergetar kecil.

"Sai?" Sapa Sakura. Ia menunduk, menyembunyikan tetesan air mata yang membasahi pipinya.

Melihat itu,  tubuh Sai yang semula kaku bergerak cepat. Duduk di sisi brankar dan membawa Sakura dalam pelukannya.

"Sakura," ucap Sai penuh rasa syukur. Ia mengelus lembut rambut Sakura. Merasakan tubuh Sakura yang bergetar dalam pelukannya bersamaan dengan tubuhnya yang juga bergetar.

"Aku menemukanmu," syukur Sai lagi.

Tidak ada balasan dari Sakura selain tangisan perempuan itu yang semakin menjadi. Sai juga ikut menangis seperti perempuan itu.

"Aku di sini Sakura, tolong berhenti menangis. Nanti kepalamu bisa sakit," bujuk Sai.

Butuh waktu sepuluh menit untuk Sai mampu membuat Sakura berhenti menangis. Kedua tangan Sai menangkup pipi Sakura. Mengelap sisa-sisa air mata di pipi perempuan itu. Lembutnya kulit pipi Sakura masih sama seperti dulu. Saat Sai mengelap air mata Sakura ketika berpisah dengan ibu dan kakaknya. Sakuranya masih sama.

"Kenapa menangis bertemu denganku?" Tanya Sai.

Sakura menggeleng pelan, "aku hanya terlalu senang bertemu denganmu lagi," jawab Sakura pelan.

Sai tersenyum tipis mendengarnya. Ia bawa pergelangan tangan Sakura yang dibalut perban. Sai menangis dalam hati melihatnya. Ia tatap mata bewarna emerald itu.

"Kenapa tidak mengabari aku dua tahun ini?" Tanya Sai pelan.

Tidak ada jawaban dari Sakura. Perempuan itu mengalihkan pandangannya.

"Kenapa tanganmu bisa seperti ini?" Tanya Sai lagi.

"Aku ingin bertemu ayah," jawaban itu kembali menyakiti hati Sai.

"Kau bisa bertemu dengan paman di tempat peristirahatannya Sakura. Aku akan menemanimu," balas Sai. Sakura mengernyit.

"Kau tidak di sini! Kau tidak mengerti perasaanku! Kau tidak di sini dan membiarkan aku sendirian!" Sahut Sakura tajam. Ia kembali mengalihkan pandangannya dari mata hitam milik Sai.

"Kau bahkan mengabaikan pesanku! Kenapa kalian bersikap seolah-olah kalian peduli, padahal kalian duluan yang meninggalkanku!" Teriak Sakura.

Nyatanya apa yang diharapkan Sasuke dan Ino tidak terwujud. Mendengar teriakan Sakura membuat Sasuke terpaksa masuk ke dalam ruang inap. Ia  berniat menekan tombol urgent seperti yang diinstruksikan perawat. Tapi Sasuke lebih memilih untuk membawa Sakura dalam pelukannya, menggantikan posisi Sai.

"Sakura," ucapnya. Ia biarkan Sakura memukul punggungnya.

"Sakura," bisik Sasuke di dekat telinga perempuan itu. Sai yang melihatnya mengambil sedikit jarak dari brankar. Merasa perih karena kelalaiannya dulu membuat Sakura menolak kehadirannya. Sakura membenciku.

~Cheers~


Sai melihatnya. Melihat Sakura kecil yang diabaikan oleh ibunya. Sai dengan niat ingin menghibur, menjadi teman gadis itu. Kemudian Sakura ditinggalkan oleh ibu dan kakaknya. Sai orang yang memberikan pelukan untuk gadis itu selain tuan Haruno.

Ayah Sai mendapatkan surat mutasi. Sai harus berpisah dengan Sakura. Sai berpesan pada Sakura untuk selalu menghubunginya melalui media apapun. Sakura mengiyakan permintaan Sai.

Mereka selalu berkomunikasi walaupun hanya lewat e-mail. Kemudian Sai kembali pindah, ia berada di sekolah yang sama dengan Sakura. Sakura berpura-pura tidak mengenalnya. Sai sempat tidak setuju, walaupun pada akhirnya menuruti permintaan Sakura.

Mereka bersikap seolah-olah tidak saling mengenal selama sekolah. Sai yang berteman dengan Sasuke dan Sakura yang selalu sendirian.

"Kenapa tidak mau bermain denganku saja di sekolah? Kita ini berteman Sakura," bujuk Sai.

"Aku tidak ingin orang-orang mengenalmu dan mulai mencari tahu bagaimana kita bisa berkenalan," tolak Sakura.

"Lalu? Bagian mana yang tidak kau sukai? Fakta bahwa kita berteman?"

"Fakta bahwa kau mengetahui masa laluku. Aku tidak ingin orang-orang mengetahuinya."

Sai mengabulkan permintaan Sakura untuk saling tidak mengenal. Walaupun Sai sangat ingin bersikap sebagai teman untuk Sakura di sekolah.

Sai kemudian mengambil sekolah menengah atas yang ia pikir Sakura akan mendaftar di sana. Rupanya tidak, Sakura memilih untuk mendaftar di sekolah yang berbeda dengannya.

"Kau ini kenapa sih? Kenapa tidak mendaftar di sekolah yang sama denganku?" Kesal Sai. Tidak dapat memahami pemikiran Sakura.

"Apa masalahnya? Kita masih bisa bertemu kan? Rumahmu di depan rumahku," balas Sakura tak nyambung. Ia kesal Sai terus-terusan memborbardirnya dan memaksanya untuk berada di sekolah yang sama dengan laki-laki itu.

"Apa masalahnya? Aku ingin menjagamu Sakura!"

"Aku bisa menjaga diriku sendiri!"

Mereka bertengkar. Butuh waktu lebih dari seminggu sebelum akhirnya mereka kembali berbaikan.

"Jaga dirimu selama di sekolah barumu. Beritahu aku jika ada yang menyulitkanmu," peringat Sai saat mereka berbaikan. Sakura mengangguk.

Mereka kembali bersikap seperti biasa. Tidak ada terjadi perbedaan pendapat. Sakura juga sering menceritakan bahwa ia sedang dekat dengan seorang laki-laki. Membuat Sai khawatir. Ia harap laki-laki itu dapat bersikap baik pada Sakura. Sakura juga tidak mengizinkan Sai untuk mengetahui siapa laki-laki itu.

Sampai Sai menyadari bahwa sering kali Sakura terlambat membalas e-mailnya. Lalu Sai mengetahui siapa laki-laki yang dibicarakan Sakura adalah Sasuke Uchiha, temannya.

🌸

Publish: 8 Maret 2024

Pada kaget engga sih nama Sai yang disebut Sasuke😆

Cheers [SasuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang