"Eungh d-dedek"
Chika mengerjapkan matanya, ia bingung melihat ruangan dimana ia berada. Ruangan dengan cahaya putih yang terang, dengan udara yang berbau obat-obatan yang menyengat ke dalam pernapasan. Ia melihat adiknya berada di kursi samping brankar yang ia tempati, dan tangannya yang berada di perut rata miliknya.
Matanya terus menatap Christy yang sedang tertidur. Ia mengelus rambutnya lembut dan pelan, dengan tatapan sendu. Senyumnya terangkat lebar. "Kamu sepeduli itu sama aku," kata Chika yang masih mengusap lembut rambut adiknya.
Jari Christy bergerak sedikit. Chika kembali memejamkan matanya. Sunyi, sudah 10 menit. Mata Christy terbuka dan ia langsung menegakkan tubuhnya dan meregangkan ototnya yang terasa pegal. "Huaa akhirnya dia tidur lagi," batin Christy yang ternyata sebenarnya ia tak tidur sedari tadi.
Saat Chika sedikit menggerakan jarinya, ia pura-pura memejamkan mata seolah-olah ia tertidur. Lah!? Ternyata ia mendengar dan merasakan apa yang Chika lakukan dan katakan sedari tadi?
Christy menatap wajah tenang milik Chika saat tertidur, inilah salah satu yang Christy suka dari Chika. Ia mengelus tangan Chika dan sesekali menciuminya dengan tulus. "Aku sayang banget sama kamu kak, sesayang itu!"
Tiba-tiba, ia terpikir untuk mengambil tas di kelasnya dan juga tas Chika. Ia keluar dari ruang UKS, Chika membuka matanya. "Aku juga sayang banget sama kamu, sesayang itu sama kamu dek." Ucap Chika dengan gummy smilenya. Ternyata mereka berdua sedari tadi tidak ada yang tertidur? Huh! Tak tau lah, tidak jelas sekali mereka itu.
'Ceklek' Suara pintu terbuka.
"Dah bangun?" Tanya Christy dengan cuek. Chika menatap mata Christy.
Chika menganggukkan kepala. "Udah," ucapnya.
"Hm, pulang dah sore." Ucap Christy dan langsung membalikkan badannya ingin keluar. Belum sempat berjalan, tangannya di tahan oleh Chika.
Christy yang bingung, ia menatap Chika sembari mengangkat satu alisnya. "Hm?"
Mata Chika berkaca-kaca dan ia menggelengkan kepalanya seperti anak kecil yang tak mau ditinggal oleh ibunya. "Maaf," kata Chika dan menundukkan kepalanya. "Hm."
"Ihh! Maaf Christy, aku minta maaf." Rengek Chika sembari menggoyangkan tangan adiknya. Senyum Christy terangkat melihatnya. "Lucu banget cok!" Batin Christy menahan salting.
Chika tersentak mendadak, karena tubuhnya diangkat oleh Christy tiba-tiba. Ia langsung dibawa oleh Christy ke dalam mobil. "Ishh!! Kamu tuh yah. Suka banget sih, tiba-tiba angkat aku." Kesal Chika mengerucutkan bibirnya. Sedangkan, adik nakalnya itu hanya terkekeh kecil.
"Iya, maafin Christy yah." Ucap Christy, namun kakaknya itu malah membuang muka ke arah jendela.
Chika lagi-lagi tersentak, karena tubuh dia diangkat oleh Christy ke pangkuannya. "Udah ah, jangan nangis mulu. Masa kakaknya lebih cengeng sih daripada adiknya."
"Biarin, huh!"
"Kak," panggil Christy. "Hah?" Jawab Chika menatap Christy.
Tangan Christy terangkat, menyentuh dahi dan leher Chika. Bisa ia rasakan, ada hawa panas yang berasal dari tubuh milik Chika. "Kamu masih demam kak?" Tanya Christy dan Chika menggelengkan kepalanya.
"Bohong."
"Beneran~~"
"Jujur sama aku!"
Mata Chika berkaca-kaca sehabis dibentak oleh Christy. "Jujur aja, sayang. Kamu demam? Hm?" Tanya Christy lembut saat ia melihat Chika sudah ingin menangis.
Pada akhirnya, Chika menganggukkan kepalanya dan menenggelamkan wajahnya di bahu Christy. "Kenapa susah banget bilang iya hm?"
"Aku takut kamu bawa aku ketemu om dokter, terus nanti aku disuntik. Aku gak mau, huaaaa!!" Ucap Chika polos dengan diiringi tangisan di akhirnya.
"Ayo kita ke om dokter." Ucap Christy lalu menjalankan mobilnya dengan kakaknya yang masih berada di pangkuan.
"HUAAAAAA CHRISTYYY!!"
....
Sampai di halaman rumah, Christy mematikan mesin mobilnya dan melirik ke arah Chika yang tertidur. Sepanjang perjalanan ia menangis, mungkin ia lelah. Christy membawa tubuh kakaknya ke dalam rumah dan masuk ke kamar milik Chika.
Ditaruhlah Chika di atas kasurnya oleh Christy. Ia keluar sejenak untuk bersih-bersih. Lalu, ia kembali ke kamar Chika. Bisa ia lihat, kakanya itu sedari tadi betah sekali memejamkan mata.
Ia langkahkan kaki mendekat ke arah kasur. Memeluk kakanya yang sedang menggigil disana. "Kakak," panggilnya.
Mata Chika terbuka namun sulit lebar. Iya berbalik badan menghadap Christy dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher adiknya. "Hiks hiks." Tangis Chika yang bisa didengar oleh Christy.
"Kakak kenapa nangis?"
"Mana dokternya? Ga ada kan? Ga disuntik kan? Aku takut," rengek Chika dengan nada seperti anak kecil. Christy pura-pura mengambil telepon genggamnya dan menempelkan ke telinganya.
"Iyaa halo dok, sebentar yah dok."
.......
Selamat pagi, aku bsru bangun dr hibernasi panjang ekwoskoa. Maaf author lupaa😄, lusa kmrn abis ke fx ampe malam trs kmrn kumpul keluarga jauh, maap yah pliss🤝🏻
Jangan ngambek pliss, cup cup cup
KAMU SEDANG MEMBACA
TERLALU POSESIF (CH2)
Fanfiction"Ini lah resiko punya adik terlalu posesif!" Baca aja, ini karya author yang keren dan kull...🫶