17

3.9K 310 24
                                    

"Bangsat lo Christy!"

"Lo yang bangsat Shel! Berani-beraninya lo nyentuh kakak gua."

"Orang dia juga mau kok!

"Dia gak akan mau, kalo lo gak mulai brengsek!"

Bugh

Bugh

Bugh

Tubuh Christy dipukul kencang oleh Rakshel sampai Christy mengeluarkan darah dari mulutnya. "Bangsat!"

Bugh

Bugh

Christy membalas terus pukulan kepada Rakshel. Tak sadar, dari belakang ada orang yang diam-diam mendekati Christy sembari membawa balok.

Dor

Suara tembakan terdengar, dan membuat Christy terdiam dan menoleh. Ia melihat ada orang tak dikenal berada di belakangnya dengan posisi tengkurap didampingi darah yang mengucur dari dadanya.

Karena tak ingin dicurigai, Christy pun pergi dari sana meninggalkan Rakshel yang pingsan sedari tadi.

...

"Duh Christy kemana yah? Udah malam banget ini." Ucap Chika yang berada di ruang keluarga dengan nada khawatir. Pasalnya, ini sudah jam 1 pagi dan adiknya belum pulang sedari sore.

Ia terus menunggu dengan otaknya yang penuh akan prasangka-prasangka yang membuat ia nampak gila saat ini. "Christy pulang dek, kakak takut."

Ceklek

Nampak pintu dibuka, dan menampakkan Christy di sana. Ia masuk begitu saja melewati Chika dan pergi ke lantai atas, kamar miliknya. Tadinya, Chika ingin menyapanya. Namun yang bisa ia lakukan, hanya menghela nafas lelah.

Ia mengunci pintu, dan berjalan ke kamar adiknya di lantai 2.

Tok tok tok

Chika mengetuk pintu Christy, namun tak ada jawaban dari dalam. Niatnya, ia ingin menanyakan apakah Christy sudah makan apa belum. Namun, tampaknya Christy tak mau bertemu dengannya. Bahkan melihat wajahnya saja Christy sudah sangat benci, pikirnya.

Chika pun pada akhirnya berjalan ke arah kamarnya dengan lesu.

"Hufft!"

....

Hari sudah menunjukkan jam 4 subuh. Christy yang sedari tadi sudaj tertidur pulas, entah kenapa ia terbangun. Tampak, ia haus. Christy berjalan ke lantai bawah, untuk mengambil minuman.

Saat ia sedang minum, tak sadar ia melihat ada seorang perempuan di kursi meja makan dengan menenggelamkan kepalnya di tangan. Ia bergidik ngeri. Menebak-nebak, bahwa di sana itu siapa? Apakah itu kakaknya?

Dengan rasa penasaran dan takut, ia mulai mendekati perempuan tersebut. Tangan Christy dengan hati-hati, ia menoel bahu perempuan itu. Karena, posisinya membelakangi Christy. Saat ia pegang, orang itu terbangun dan menatap Christy. "Kak Chika?" Ya! Itu adalah Chika.

Christy melihat wajah Chika yang nampaknya sangat lemas sekali. "Ngapain disini?" Tanya Christy dengan nada dingin.

Chika memeluk Christy. Awalnya Christy mendorong Chika agar melepaskan pelukkannya, namun Chika sangat erat memeluk dirinya. "Kalau ga penting, lepas!" Bukannya lepas, Chika malah menggelengkan kepalanya. Lama-kelamaan, entah kenapa tubuh Chika semakin lemas membuat Christy menatap aneh.

Ia memegang dahi Chika, dan sepertinya Chika demam. Entah apa penyebabnya, namun ia melihat mata Chika yang sungguh sembab.

Tak mau banyak bicara, Christy memutuskan untuk membawa tubuh kakaknya ke lantai atas dan masuk ke kamarnya. "Lo tuh udah tau sakit, bisa ga sih di kamar aja? Nyusahin!" Ucap Christy dan keluar kamar lagi, tak tahu mengambil apa.

Chika yang diperlakukan seperti itupun hanya diam saja. Ia tak sanggup lagi untuk melawan atau menangis.

Selang beberapa menit, Christy kembali dengan sebaskom air panas dan kain. Ia perlahan mendekati Chika dan mengompres dahi kakaknya dengan air yang sudah dia bawa. "Tidur lo! Gua di sofa." Ucap Christy setelah selesai mengompres dahi Chika.

"K-kenapa di s-sofa?"

"Lo mau gua temenin lo tapi di sofa, apa enggak sama sekali!?" Christy kesal dan langsung ke arah sofa, lalu memejamkan matanya meninggalkan Chika.

.....

"Hiks hiks"

Telinga Christy menangkap suara-suara, yang membuat tidur pulasnya itu kembali terganggu. Posisi rebahan ia semula, mengangkat tubuhnya menjadi duduk. Mencari darimana sumber suara tersebut, ia menoleh ke arah tubuh kakaknya yang membelakangi dirinya.

Tubuh itu nampak bergetar entah mengapa. Ia pun menghela nafas pelan. "Kenapa lagi sih kamu kak? Please, izinin aku sehari aja buat benci sama kamu. Tapi kamu ga ngasih itu kak." batin Christy dan ia berdiri, berjalan mendekati kasur yang Chika tempati.

Chika tersentak, dikarenakan ada tangan yang melingkar di pinggangnya. Tangisnya pecah. "Hiks hiks, C-christy." Ia pun membalikkan badannya menghdap ke adiknya yang sedang memeluk dirinya sembari memejamkan mata.

Ia melihat wajah Christy. "M-maaf dek maafin kakak." Lirih Chika namun tak digubris oleh Christy.

"Tidur sayang"

________
Udah dulu ini, aku mau nulis terimakasih untuk bunda

TERLALU POSESIF (CH2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang