SATU

76 7 13
                                    

Olimpiade hari ini sudah dimulai sejak 30 menit yang lalu, namun Starla dan Nela sendiri belum merasa kesulitan atas pertanyaan pertanyaan yang dilontarkan.

"Pertanyaan terakhir. Es bersuhu 0° Celcius dan bermassa 10 kg ditambahkan pada 2 kg uap air bersuhu 100° Celcius. Suhu akhir sistem adalah.

A. 36° Celcius
B. 40° Celcius
C. 22° Celcius
D. 35° Celcius
E. 19° Celcius"

Nela dengan segera menuliskan rumus-rumus yang dengan cepat muncul di otaknya, sedangkan Starla sibuk bergelud dengan otaknya tanpa menuliskan rumus pada kertas yang di sediakan.

"Tim B, Starla. jawabannya, B. 40° Celcius!" Nela menatap Starla dan meletakkan bolpoinnya.

"Aku belum selesai ngitung, La" Starla hanya tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Keburu diambil orang nanti"

"Jawabannya benar! Selamat kepada tim B dari sekolah Zoo internasional high school"

Nela dan Starla mencari makanan yang sekiranya bisa mengisi perutnya usai ia bergelud dengan soal-soal tadi.

"Ahhhh, laper banget. Tadi gak sempet sarapan di rumah" Starla memegang perutnya yang terus berbunyi.

"Tuhh, ada yang jualan batagor, mau?" tawar Nela yang sedari tadi sibuk celingak-celinguk mencari makanan.

"Boleh, yuk. Udah laper banget gue!"

Nela mengamati Starla yang duduk sambil memakan batagor yang tadi mereka berdua beli dengan lahap.

"La, nafas!" Starla hanya tersenyum dengan pipi yang penuh dan saus kacang yang menempel di sudut mulutnya.

"Nih, tisu. Di lap tuh" Starla menerima tisu itu dan membersihkan saus kacang itu.

🍭

🍭

🍭

Ryu menatap beberapa anak perempuan yang melintasinya sambil berbisik dan tersenyum malu-malu sambil sesekali dari mereka mencuri pandang padanya.

'Gue tau gue ganteng' ucap Ryu dalam hati.

Suara rintihan dan suara barang jatuh di gudang membuat Ryu penasaran dan melangkahkan kakinya menuju gudang itu.

"Ngapain kalian!? Gila ya, sekolah elite berantas bully sulit haha. Kalian masih baru loh di SMA ini." peringat Ryu, ia menatap beberapa wajah yang kini balas menatapnya. Ryu melangkah mendekat, namun dengan cepat 3 orang dengan seragam keluar itu berlari keluar, meninggalkan area gudang.

"Lo itu cowo! Kalo dipukul itu bales. emang dengan lo nutupin tubuh lo dengan tangan doang itu gak bakal bikin lebam? Gak ninggalin luka? Dasar bego, bangun!," Ryu mengulurkan tangannya yang langsung disambut baik dengan oleh Izu.

"Ke uks sana, obatin. gara-gara lo, jam istirahat gue kepotong." Ryu berjalan keluar gudang dan memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.

Izu menatap punggung tegap Ryu yang berjalan menjauh. pandangannya kosong, memikirkan kejadian tadi. ia segera berlari menyusul Ryu.

"Kak, ajarin berantem" dalam satu tarikan nafasnya Izu berhasil mengucapkan apa yang ingin ia ucapkan sejak di gudang tadi.

"Boleh, nanti pulang sekolah gue tunggu di lapangan" Izu hanya mengangguk.

Pelajaran olahraga, Nela begitu menghindari pelajaran ini karna guru olahraga itu terlihat mesum, entahlah. Guru baru itu selalu mengawasinya, gerak-gerik matanya tak pernah luput dari Nela, membuat gadis itu merasa tak nyaman.

The 6 Friends of FateWhere stories live. Discover now