Ruang OSIS itu ramai, Starla, Nela, Ryu, serta Izumi terlihat bingung harus berbicara apa. Namun segera rapat itu usai dengan penutupan dari Riku yang mengungkapkan tugas masing-masing dari para panitia itu.
"Nanti kalo gak bisa bilang dari sekarang aja, takutnya nanti kita mesti buru-buru nyari pengganti lo," ucap Riku yang dibalas anggukan oleh seorang laki-laki berperawakan tinggi itu.
"La, lo bareng gue" Starla yang baru akan menjawab segera mengedipkan matanya beberapa kali karna sesuatu memasuki matanya, dirasa tak berhasil ia mengucek mata itu.
"Jangan di kucek!" Riku maju selangkah dan menyelipkan anak rambut Starla dibelakang telinganya, membuka pelan kelopak mata gadis itu dan meniup beberapa kali matanya.
"Udah mendingan?" Starla mengangguk, deheman seseorang membuat kegiatan romantis itu terhenti.
"Udah? Jadi ngumpul gak? Mau dimana? Jam berapa?"
"Gak tau terserah" secara kompak dan tanpa di bicarakan, 3 gadis itu menjawab secara serentak, membuat 3 laki-laki itu menatap mereka.
"Ya, kan yang ngajak Lala"
"TAPI KAN KITA NGIKUTIN SAMA BUDGET KALIAN!" Ucap Lala sambil mengerutkan keningnya.
"TAU NIH, GAK PEKA BANGET!" Ucap Kubo memanasi
"IYA TUH, NANTI KITA DIKIRA MATRE LAGI!" Ryu menghembuskan nafasnya dan menutup mulut Nela, sebelum akhirnya mengajukan usulnya.
"Dirumah Lala aja"
"Loh, katanya mau triple date gimana sihh, kok malah di rumah gue!?"
"Triple date versi low budget" ucap Riku.
"Tapi kan lebih enak di lua-"
"Ssstt, gak nerima protes. Iya atau enggak usah sama sekali" final Riku menatap 3 gadis itu tajam.
"Yaudah." Ucap Nela kemudian meraih ranselnya dari kursi di ruang rapat itu, kesal.
Suara tawa dari ke 6 remaja itu menggema memenuhi lorong sekolah.
"Bayangin kalo ternyata triple date kita batal" ucap Izumi tiba-tiba.
"Ihh, apasih? Jumi mah, jangan dong"
"Yaa kan semisal kak, hehe" Izumi menatap sekitarnya, perasaannya tidak seperti biasanya.
"Kita tunda dulu aja gimana" ucapnya dengan cepat.
"Apasih Jum? Gapapa kan dirumah gue gak bakal ada apa-apa, lo mikir apa sih?" Lala menenangkan laki-laki itu.
"Gue mau ke minimarket dulu, mau beli jajan. Ada yang mau nitip?" Tawar Ryu yang meletakkan tasnya di atas jok motornya. Tak ada jawaban.
"Izumi ikut!"
"Cuma bentar kok, aman gapapa"
"Lo, kenapa sih? Daritadi loh" ucap Lala penasaran.
"Ada yang gak beres kak, kayak ada yang mau bikin kita celaka"
"Enggak, ngomong apasih, ngawur"
Izumi yang sedari tadi mondar-mandir di depan gerbang, segera berlari seusai melemparkan tasnya ke sembarang arah.
"IZUMI!" Kubo yang tak mengerti segera meneriaki laki-laki yang berlari dengan wajah panik itu. Nela, Starla, serta Riku juga segera menyusul.
Nafas Nela tercekat, Izumi menatap ke 4 kakak kelasnya itu dengan air mata. Seragamnya penuh dengan noda darah, tangannya menopang kepala Ryu.
"NELA!!" Starla menahan tubuh Nela, Kubo mengusap lembut rambut Nela.
"KENAPA KITA GAK DENGER APA-APA TADI!" Nela berteriak begitu histeris.
YOU ARE READING
The 6 Friends of Fate
Action"Bukan gue!" "Gue gak tau apa-apa" "KALO SEMUA BILANG ENGGAK, TERUS SIAPA YANG JADI IMPOSTOR!?" Teriakan Nela menggema. 'Mereka udah saling tuduh? Kayaknya seru' "IZU LO, LO BUAT JANJI SAMA IBLIS!?" "RIKU AWAS!" "RYU!!" "NELA UDAHH MAU LO SAMPE NAN...