Suasana mendung membuat Nela merapatkan jaketnya, melipat kedua tangannya diatas meja dan meletakkan kepalanya diatas tangannya yang terlipat. Baru saja ia memejamkan matanya, seseorang mengetuk mejanya, Ryu ternyata.
"Muka lo pucet, lo baik-baik ajaa kan?" Nela hanya mengangguk, mengiyakan. Sebenarnya ia merasa pening, entah mengapa saat tiba disekolah kepalanya tiba-tiba terasa pening, bahkan ia hampir jatuh.
"Mau ke UKS ajaa?" Nela menatap Ryu dalam, sebelum akhirnya ia menggeleng.
"Ayo ke UKS, gue khawatir nanti lo kenapa-kenapa"
"Gue gak apa-apa, Ryu, gue ba-" Ryu menutup hidung Nela cepat dengan tangannya.
"Udah gue bilang, ke UKS ajaa. Lo ngeyel!" Ryu menutup hidung Nela dengan tangannya, abaikan dengan tangannya yang akan penuh dengan darah nanti.
"Lo udah makan belum sih?!" Ryu berdiri di samping brankar Nela, sembari memegangi es batu yang ia beli dari kantin.
"Belum, gak sempet, gue takut telat!" Ryu berdecak malas dan menekan nomor telepon seseorang yang langsung dijawab.
"Beliin bubur ayam sama teh anget yaa, 1 ajaa, bawain ke UKS, gue tunggu!"
"Lo mau makan di UKS? Mending lo mak-"
"Buat lo, habis itu lo minum obat." Nela menggeleng, dan memegang tangan Ryu.
"Jangan, gue gak perlu obat, gue udah baikan, gue mau balik ke kelas ajaa habis ini" Ryu menahan bahu Nela.
"Gue cuma beliin lo makan, Nel, gue gak ngeracunin lo!"
"Enggak perlu Ryu, gue-"
"Nurut, kali inii aja, bisa!?" Nela terdiam dan menatap manik mata merah itu dalam. Sebelum akhirnya ia mengangguk.
Ryu menunggu orang suruhannya datang ke UKS, sambil bermain game di ponselnya. Nela menarik ujung seragam bajunya yang keluar berulang kali, berusaha menarik perhatian laki-laki itu.
"Ryu, Ryu! Liat gue!"
"Hm? Kenapa?"
"Gue bosen, Ryu, lo jangan main game terus dong, gue bosen!" Ucap Nela sembari memukul dada laki-laki itu.
"Awww, yaudah nihh. Apa mau apa?" Ryu meletakkan tangannya pada sisi brankar, menopang berat tubuhnya sembari terus menatap perempuan yang berada dibawahnya ini.
"G-gue, gue bosen, dan jangan liatin gue dengan tatapan mesum lo itu!" Ucap Nela sembari menutup wajah Ryu dengan tangan kecilnya.
"Woy! Lo apain Nela?" Starla yang baru datang dengan Riku dibelakangnya itu, segera menghantam punggung Ryu dengan tas ranselnya.
"Woyy, gilaa, sakit, La!"
"Bodo amat!"
"Lo ngapain bawa tas?" Nela melirik sambil menepis tangan Ryu yang masih terus memegang es batu.
"Ck, awas! Gue udah gak mimisan!"
"Gue mau izin, ada keperluan sama kak Riku" jelas Starla sambil menunjuk Riku dengan dagunya.
"Tumben kak Rik, biasanya sama kak Kubo"
"Dia lagi sakit" ucap Riku sambil memasukkan buku tebal kedalam tasnya.
"Hum, pantes gak ngeliat pagi ini, sakit apa?"
"Katanya sih demam, cuma gak yakin jadi ini sengaja ntar selesai ngurus something mau melipir ke rumahnya."
"Starla cemburu tau kak Rik!" Nela si tukang kompor 1 itu memang tak akan pernah bisa diam.
"Jangan nyebar fitnah yaa, Nel!"
YOU ARE READING
The 6 Friends of Fate
एक्शन"Bukan gue!" "Gue gak tau apa-apa" "KALO SEMUA BILANG ENGGAK, TERUS SIAPA YANG JADI IMPOSTOR!?" Teriakan Nela menggema. 'Mereka udah saling tuduh? Kayaknya seru' "IZU LO, LO BUAT JANJI SAMA IBLIS!?" "RIKU AWAS!" "RYU!!" "NELA UDAHH MAU LO SAMPE NAN...