[36] Berbagi Suami

832 34 0
                                    

"Tidak masuk akal!"

Di ruangan tersebut duduk kedua orangtua Kirana juga kedua orangtua Raya yang mendampingi dua orang wanita yang sama-sama mengaku paling berhak atas diri Rafel saling beradu pandang.

"Mungkin berat bagi kamu menerimanya, tapi kenyataannya surat-surat itu sudah cukup membuktikan kalau saya benar adalah istri dari Rafel."

Kirana menahan berang. Bagaimana tidak? Dirinya bahkan baru menikah dengan Rafel selama 4 hari dan sekarang sudah harus dihadapkan dengan kemunculan wanita lain yang mengaku sebagai istri lain dari suaminya? Yang benar saja!

"Surat itu tidak membuktikan apapun! Pernikahan kalian tidak sah!" Kirana masih tidak bisa menerima bahwa suaminya yang berharga tiba-tiba diakui oleh wanita lain sebagai miliknya.

"Perjanjian pernikahan kami sah! Kamu bisa mengkonfirmasinya kepada Bu Ajeng karena Ibu Ajeng sendiri yang mengesahkan perjanjian tersebut sebagai ganti pengukuhan saham GI."

Tatapannya mengedar pada semua orang termasuk Papa dan Mamanya yang sama sekali tidak membuka suara. Sekali lihat saja, Kirana tahu kalau apa yang saat ini keluarga Wijaya tunjukan adalah nyata. Sah secara hukum.

Keterlaluan!!

Lebih sialan lagi Rahajeng! Tega-teganya wanita tua itu menjual Rafel. Meskipun anak tiri, tapi Rafel sudah dewasa dan tentunya berhak atas hidupnya sendiri. Awas saja Kirana pasti akan membalasnya.

"Kalian bahkan tidak melakukan upacara pernikahan!"

Dan senyum tipis milik Raya menunjukan sebesar apa kesalahan atas tuduhan yang Kirana lontarkan. "Memangnya kamu melakukannya?"

Sialan! "Kamu berani meragukan sumpah pernikahanku? Kami menikah secara sah dan resmi, bahkan para tetua sudah menyaksikannya sendiri. Berbeda dengan wanita murahan yang mengaku sudah menikah tapi dengan cara menipu!"

"Tolong jaga ucapan Anda, Nona Kirana. Putri saya sama sekali bukan wanita seperti itu." Tamara yang mendengar tuduhan tidak masuk akal terus menerus dilayangkan kepada putrinya akhirnya membuka suara. "Putri saya adalah wanita yang berpendidikan dan terhormat."

"Wanita terhormat tidak akan melakukan pernikahan secara curang, Bu Tamara." Kenanga turut membela putrinya. "Dan lagi, Anda sudah melanggar kesepakatan. Seharusnya kita para orangtua tetap diam dan menunggu adanya kesepakatan terjadi. Tapi Anda sudah melanggarnya... lebih baik kalian semua keluar dari rumah saya."

Mendengar ketegangan tersebut sudah melebar kemana-mana membuat para lelaki turut memijat kening. Ini masalah yang sangat serius karena para istri mereka jelas tidak akan mau mengalah satu sama lain terlebih masalah ini melibatkan putri mereka yang berharga.

"Tidak bisa begitu! Saya tidak akan pergi tanpa membawa suami saya."

"Suami?!" Kirana geram sekali menbahasakan ada orang lain yang menyebut Rafel sebagai suaminya selain dirinya tentu saja. "Jangan gila! Dia suami saya!"

"Tapi dia juga adalah suami saya."

Ketegangan kembali memuncak. Tatapan Kirana maupun Raya kembali beradu dan saling bertemu. Kali ini jelas tidak akan ada yang bisa melerainya sebelum terjadi sebuah kesepakatan yang bisa diterima oleh kedua belah pihak.

"Semua ini tidak akan selesai kalau kita hanya terus meributkan siapa yang paling berhak atas diri Rafel," bukan Kirana atau Raya, bukan juga para Ibu tapi ini adalah Ajibagus Rajasa yang berbicara. Kepala keluarga Rajasa tersebut juga hanya menatap Wijaya sebagai lawan berdiskusi. "Kami semua jelas tahu dan yakin kalau Rafel adalah suami dari putri kami, Kirana. Pernikahan mereka sah dan resmi. Kalian bisa mengkonfirmasinya kepada pada tetua jika masih menyimpan keraguan.

Lika Liku Cinta RafelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang