10. Female Lead

204 22 2
                                    

Selamat membaca!

⋆.ೃ࿔*:・

Kedatangan Putra Mahkota beserta rombongannya disambut antusias oleh masyarakat. Sepanjang perjalanan dipenuhi oleh sorak bangga akan keberhasilan misi kalo ini.

Selena yang berada di salah satu kereta kuda memperhatikan antusias para warga menyambut Calon Pangeran mereka. Bibirnya mengukir senyum melihat betapa hebatnya Putra Mahkota.

"Sepertinya publik begitu mencintai Putra Mahkota!" ujar Selena

Chan, salah satu pasukan yang berada di kereta yang sama menoleh ke arah gadis asing yang dibawa oleh Putra Mahkota mereka.

"Putra mahkota memang pantas dicintai publik. Beliau sempurna untuk menjadi penerus kerajaan!" ujar Chan

Selena tersenyum mendengarnya, rasa kagumnya yang awalnya ia pendam perlahan mulai membesar. Setelah melihat betapa bersinarnya William, muncul keinginan untuk menjadi pelengkap kesempurnaan itu.

"Akan lebih sempurna lagi setelah pernikahan dilangsungkan, Putra Mahkota akan menjadi Pangeran dan memiliki Permaisuri."

"Maksudnya?"

"Putra Mahkota akan menikah, setelah menyelesaikan misinya. Dan mungkin kepulangan beliau sekarang akan membuka pembicaraan mengenai persiapan pernikahan."

Hati gadis itu mencelos, entah mengapa rasanya ia tak menerima hal tersebut. Sepanjang perjalanan menuju istana ia memilih diam. Sampai Chan yang awalnya ingin melanjutkan perbincangan mengurungkan niatnya setelah melihat Selena yang tampak murung di bangkunya.

⋆.ೃ࿔*:・

Kedatangan William disambut langsung oleh keluarga kerajaan, petinggi kerajaan, dan juga Alicia tentu saja. Setelah melewati perjalanan panjang selama 2 hari. Akhirnya sampailah pula ia di istana tercinta.

Kattie, Ibu William memeluk hangat putra nya tersebut. Matanya berkaca-kaca seraya mengusap punggung anak kebanggannya, "Terima kasih dewa! Kau berikan keselamatan pada putraku!"

William tersenyum mendengarnya, ia tatap wanita yang paling ia cintai tersebut dengan lembut. "Terima kasih sudah menyambutku, Ibu."

"Selamat datang, nak. Kau sudah membuktikan kemampuanmu pada rakyat." Sharon Sanders, sang Ayah menepuk bahu anaknya bangga

Tibalah langkah William tepat berada di depan Alicia, gadis itu tersenyum manis seraya menundukkan kepalanya tanda hormat pada keluarga kerajaan. "Berkah dewa untuk anda Putra Mahkota. Selamat telah menyelesaikan tugas dengan baik."

William tersenyum tipis, lelaki itu menatap gadis didepannya yang beberapa waktu belakangan ini menganggu pikirannya. "Terima kasih, calon permaisuriku." ujar William lembut

Alicia yang mendengarnya pun tersenyum canggung. Jujur saja ia masih tidak menyangka kalau alur ceritanya akan seperti ini. Ia yang mengira William tidak akan pernah jatuh hati padanya, lambat laun mulai bersikap baik padanya.

Sedangkan Michael yang menatap interaksi keduanya pun memandang datar, biasanya ia akan menyambut senang Putra Mahkota dengan senyum manis seperti layaknya adik yang bertemu kakaknya. Namun kini entah mengapa hatinya muncul rasa kesal, dan benci. Ia benci melihat William menatap Alicia. Ia benci dengan fakta keduanya memiliki hubungan. Dan ia benci karena ia bukan siapa-siapa.

Tak lama setelah sambutan singkat tersebut, William mempersilahkan para prajurit untuk menikmati pesta penyambutan yang disiapkan istana. Para prajurit berbondong-bondong menikmati hidangan yang disediakan, beberapa dari mereka menikmati alunan musik seraya berdansa. Seakan menjadi hadiah bagi prajurit yang telah mengorbankan waktu, tenaga dan dirinya ketika dalam tugas kemarin. Semuanya terbayar dengan pesta yang disiapkan istana.

Riuh suasana pesta juga dirasakan oleh gadis yang baru sampai di istana. Berjalan beriringan dengan ayahnya yang juga baru pertama kali menginjakkan kaki di istana. Keduanya menatap takjub dengan kemewahan di depannya.

"Luar biasa sekali. Kita bisa menginjakkan kaki di istana. Rasanya seperti mimpi."

Heisten, ayah Selena yang juga ikut dalam perjalanan ini menatap takjub. Belum pernah seumur hidupnya menginjakkan kakinya di istana, tentu saja tidak semua orang bisa masuk dan melihat istana secara langsung.

"Dan kita akan tinggal disini, ayah. Kita akan melihat istana setiap hari!" ujar Selena senang

Keduanya yang masih tampak takjub itupun tak luput dari pandangan Alicia yang memang belum pernah melihat keduanya, dari tampilannya saja ia tahu bahwa keduanya bukan salah satu bagian dari prajurit.

"Kak, dua orang disana itu siapa?" tanya Alicia pada Joshua, kakaknya yang juga salah satu prajurit yang ikut dalam misi ini

Joshua memperhatikan arah pandang adiknya, "Oh gadis itu yang menyelamatkan putra mahkota saat terluka, ia meminta dibawa ke istana untuk menjadi perawat dan membawa ayahnya juga."

Deg.
Alicia terdiam, seketika ia yang tadinya hanya memperhatikan sekilas pun sekarang menatap lekat gadis tersebut.

Mata hijau menyala, rambut putih dan senyuman bagai matahari. Alicia terpaku, gadis itu.

"Kalau tidak salah namanya Selena." Joshua menambahkan ucapannya

Gadis itu. Dia ada disini. Female lead. Pasangan William dalam buku, gadis itu muncul disini. Bagaimana bisa? Bukannya alur nya berubah. Tapi kenapa? Kenapa gadis itu masih ada disini?

"Alicia, kau kenapa?" Joshua menyentuh bahu adiknya yang tampak terdiam mematung

Alicia mengerjap, berusaha menyadarkan dirinya yang tadi terdiam. "Kak, apa putra mahkota yang membawanya?"

"Ya, gadis itu memintanya karena sudah menyelamatkan putra mahkota. Dia gadis yang cukup berani meminta imbalan pada putra mahkota."

Kaki Alicia lemas. Apakah alur cerita akan sama seperti di novel? Lantas bagaimana dengan butterfly effect yang berusaha ia ciptakan?

Apakah akhirnya akan sama seperti di novel?

⋆.ೃ࿔*:・

Sampe lupa up krn keasikan libur 2 minggu heheheh. Abis ini aku usahain up 1-2 kali seminggu deh biar cepet selesai.

Btw alicia disini kasian bgt udah dikira bakal berubah alurnya, eh gataunya si female lead nya malah di depan mata xixixixi. Mana si Michael panas mulu, kalungan kulkas mas kalo panaszzzz

Singkat dulu ya besok tak panjangin!

Antagonis ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang