17. Keluarga Karel

1.7K 74 4
                                    

Sehabis pulang sekolah, dan menghantarkan pacarnya pulang kerumah, seorang pemuda melihat rumahnya yang belum ia pijak selama sebulan ini.

Beberapa saat setalah otaknya beradu argumen dengan hatinya, ia memilih untuk memasuki rumahnya.

Jika ia tidak ditelpon berkali kali oleh bundanya, ia mungkin akan lupa untuk menginjakkan kakinya di bangunan yang disebut rumahnya itu.

“ Aku pulang. ”

Terlihat seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu menghampiri putranya yang baru saja datang.

“ Mengapa kamu baru pulang, Bang? ” Tanya wanita itu kepada anaknya.

Pemuda yang dipanggil ‘ Bang ’ itu menghela nafas, “ Maaf Bunda. ”

Wanita itu tersenyum tipis, sebagai tanda ia mau memaafkan putranya tentang masalah ini berkali-kali.

“ Kemana aja kamu? Kenapa baru pulang, baru ingat punya rumah? ” Pria tua yang cukup tampan itu melemparkan tanya kepada anak tengahnya.

“ Ayah, ” Wanita itu menoleh ke suaminya dengan tatapan sendu seolah olah menyuruh untuk jangan mencari keributan.

Pemuda itu menunduk, “ Ayah harus bilang berapa kali untuk hal ini Karel? Pulanglah weekend, atau setidaknya beri kami kabar. ” Kata Pria itu.

Pemuda yang diberi nama Karel oleh orangtuanya itu memilin bajunya, walaupun ia dom sekalipun jika sudah berada dihadapan orangtuanya ia tetap tidak akan berani.

Mau bagaimana pun, mereka telah merawat dan membesarkan dirinya.

“ Maaf, Karel sibuk akhir-akhir ini. Juga, sebentar lagi Karel akan mengikuti ujian tengah semester. ”

Ayahnya memicingkan matanya curiga, “ Bukan karna kamu memiliki pacar kan maka nya kau melupakan kami? ”

Karel tersentak, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ketauan deh.

“ Sudah Ayah, anaknya baru pulang kok sudah diomeli begitu! Padahal kau yang uring uringan tidak jelas pasal anakmu yang satu ini belum pulang! ” Omel bundanya yang membuat Karel terkekeh kecil.

Terdapat perempuan lain keluar dari kamarnya dan mengucek matanya sambil menuruni tangga perlahan

Perempuan itu tersenyum sumringah ketika kedua bola matanya melihat Karel pulang, lantas ia berlari dan menerjang tubuh Karel.

Karel yang menerima terjangan itu tidak sempat menyeimbangkan tubuhnya dan berakhir mereka berdua terjatuh.

“ Kalau kau bukan adikku, tidak sudi aku merindukanmu! ”

“ Kak! ”

“ Bercanda Bundaku sayangg. ”

“ Sudah, sana balik ke kamar masing-masing! Sudah malam, ” perintah sang Ayah.

Perempuan itu sebut saja namanya Keyra menganggukkan kepalanya dan menuruti perintah ayahnya.

Karel berdiri menghampiri bundanya dan memeluknya, “ Kevin udah tidur? ”

“ Kalau bertanya tentang adikmu sudah tidur atau belum sebaiknya kau mengecek saja dulu ini jam berapa. ” Jawab Ayahnya dengan sinis dan masuk ke dalam kamarnya dengan sang istri.

Ayah atau biasa dipanggil Jibran itu masih kesal dengan putra tengahnya, apalagi sekarang ia sedang cemburu istrinya dipeluk erat oleh anaknya itu.

Sebenernya Karel tau kalau ayahnya masih marah terhadapnya terlebih sekarang ia memeluk bundanya, jadi mereka berdua hanya tertawa saja menanggapi tingkah ayahnya.

“ Sudah, sana masuk ke dalam kamarmu. Besok kita akan belanja bulanan sekeluarga jam 10 pagi, awas saja jika tidak bangun! Bunda cubit! ” Omel bunda lagi, memang bunda sering banget ngomel karna emang sifat jahil suaminya itu pada nurun ke semua anaknya.

Bikin naik darah kalo kata bunda.

“ Siap Bunda! ” Karel melepaskan pelukannya dan mencium pipi bundanya lalu masuk ke dalam kamarnya.

Bunda atau Tifa istri Jibran itu menatap anaknya yang menaiki tangga menuju kamarnya.

Tifa tersenyum, dia lantas pergi ke kamarnya untuk beristirahat.

KAREL || ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang