20. Pulang.

1.1K 65 0
                                    

Dimas pulang ke rumah terlambat, bahkan langit sudah gelap. Jam juga sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Niatnya tadi mau muter-muter bareng Defan pake motor tapi malah ngeliat banyak jajanan di pinggir jalan, jadinya dia beli satu-satu itu jajanan dan langsung dimakan di sana.

Dengan hati-hati dia masukkan motornya ke dalam rumah, niat awal sih mau masuk ke kamarnya lewat balkonnya, tapi-

" Kok uwis mulih? "
Kok udah pulang?

" Tah kitu, Kang. Masuk, A' "
Udah atuh, Mas. Masuk, A'.

—Orangtuanya udah keluar rumah, ia menghembuskan nafasnya dan berjalan mengikuti Wiza yang memasuki rumah.

Yudha memerhatikan Dimas yang masuk ke rumah, setelah melihat istri dan anaknya masuk ia pun ikut masuk dan menutup pintu rumah.

" Sesuk-sesuk mulih nganti esuk wae. "
Besok-besok pulang sampai pagi aja.

Dimas menatap Yudha dengan muka memelasnya, " Ayah jangan pake bahasa jawa.. Ndak paham. "

" Bunda juga jangan pake bahasa sunda dong. " Lanjut Dimas saat melihat Wiza tampak ingin membuka mulutnya.

Mereka berdua terkekeh pelan, lalu mengangguk.

" Baru pulang? Kemana aja tadi? " Sahut seseorang dari tangga sambil meminum coklat panasnya.

Dimas menunduk, jarinya memilin ujung bajunya pelan.

" Kalo ada yang nanya, tatap matanya, jangan nunduk! "

Lantas Dimas mengangkat wajahnya dan menatap ayahnya. Minta pertolongan ceritanya.

Sebenernya yang ditakutin Dimas waktu bandel bukan orangtuanya, tapi kedua kakaknya itu.

Orangtuanya berantem hebat satu sama lain aja cuman gara-gara beda pendapat soal capres.

" Ngga inget waktu? " Ucap Rizka yang gak tau sedari kapan sudah duduk di single sofa tanpa mengalihkan perhatiannya dari tv yang menampilkan sinetron kesukaannya sambil memakan cookies buatan Wiza.

Dafa menghampiri Rizka dan mencomot satu cookies nya membuat Rizka menggerutu.

Yudha yang melihat itu juga ikut-ikutan mencomot cookies Rizka dan berlari ke dapur untuk membuat kopi.

" AYAH IH!! "

" Sudah-sudah, A'a besok jangan diulangi ya? Kabarin kita kalo mau pulang terlambat jadinya kita ngga khawatir nyariin A'a. Sana naik ke kamar, mandi terus turun buat makan malam. " Wiza mendorong pelan tubuh Dimas.

" Iya, Bunda.. "

" Kok ngga ngabarin Mas Karel juga, A'? Tadi ke sini buat nyariin kamu, mukanya keliatan sembab. " Tanya Yudha saat melihat Dimas menaiki tangga.

Dimas memberhentikan langkahnya menaiki tangga, " Sembab? " gumamnya, namun Yudha dapat mendengarnya.

" Habis nangis dia, Yah? "

" Yo gatau. Kalian berantem ta? " Dimas menggeleng cepat membuat Yudha semakin bingung.

" A'a, jangan lari-lari di tangga!! " Seru Wiza saat melihat anak ketiganya berlari menaiki tangga ke kamarnya.

***

Dimas menyalakan handphonenya lalu melihat ada banyak panggilan tak terjawab juga pesan yang dikirim sang kekasih sedari pagi.

" Astaga.. "

Tanpa lama, dia membalas mengirim beberapa pesan.

Kak El🙀

|Dek, dimana?
08.34

|Ga ke kantin?
08.34

|Kakak cari satu sekolah, Adek ga ada.
10.53

|Kata Bunda Adek udah berangkat sekolah.
11.26

|Adek di mana? Jangan bikin khawatir.
11.27

📞3 panggilan tak terjawab

|Setidaknya bales pesan Kakak, Dek.
11.29

|Kakak ga suka kamu kayak gini loh, Dek.
12.44

|Kakak ada salah?
12.45

📞5 panggilan tak terjawab

|Adek di markas? Nanti Kakak susul.
13.09

|Adek di mana?
15.59

|Kata mereka Adek udah pulang.
15.59

|Kakak ke rumah, Adek ga ada.
17.32

|Dek.
18.36

|Sayang.
18.36

|Kalo Kakak ada salah, ngomong ya jangan didiemin.
18.36

📞8 panggilan tak terjawab

📞4 panggilan tak terjawab

📞5 panggilan tak terjawab

Kak, astaga😞|
19.29

Maafff, tadi Adek silent hpnya..|
19.30

Jangan marah, ya?|
19.30

Maaf juga Adek lupa ngabarin Kakak...|
19.30

|Ya.
19.33

|Gapapa, Kakak ga marah.
19.33

|Jangan diulangi ya?
19.33

|Kakak mau pulang, Adek udah di rumah?
19.33

Adek udah di rumah|
19.33

Kakak belum pulang?|
19.34

|Syukur Adek udah pulang.
09.34

|Belum, nyariin Adek.
19.34

Astaga kak|
19.34

Sini sekalian ke rumah kak, mau peluk|
19.34

|On the way.
19.34

Hati hati kak💓|
19.34

Lopyu|
19.35

|Lopyutu.
19.37

KAREL || ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang