11. Pesta Ulang Tahun Lucca

526 78 3
                                    

Part 11 Pesta Ulang Tahun Lucca

Siang itu, Selena yang baru saja meletakkan menu makanan di meja salah satu pelanggan dikejutkan dengan sosok tinggi semampai yang melangkah masuk ke dalam restoran. Ekspresi wajahnya membeku mengenali wanita cantik dengan minidress yang menampilkan keseksian tersebut adalah Pamela, kekasih Lucca. Selena lekas memutar tubuh, menutup wajah dan berjalan ke area dapur. Dan saat ia menyadari apa yang tengah dilakukannya, Selena merasa konyol. Untuk apa ia bersembunyi dari Pamela. Ia hanyalah simpanan Lucca, tentu saja tak bisa dibandingkan dengan wanita sempurna itu.

“Adik tuan Alessio,” bisik Jenny yang menyenggol lengan Selena, memecah lamunan gadis itu.

Kening Selena berkerut, mengangkat wajah dan melihat Pamela yang muncul di ujung lorong pendek. Lorong khusus untuk para karyawan restoran, yang tak mungkin diakses oleh pelanggan. Terutama ketika Pamela berhenti di depan lift dan langsung menekan tombol lantai lima restoran.

“A-adik?” Selena menoleh ke samping dengan cepat. Nyaris tersedak liurnya sendiri.

Jenny mengangguk, tetapi tak menyadari kejanggalan dari keterkejutan Selena. “Gen mereka memang sempurna, tuan Alessio dan nona Pamela.”

Wajah Selena seketika membeku. Alessio Rocco. Pamela Rocco. Jadi keduanya adalah adik kakak. Bagaimana mungkin Selena tak menyadari kebetulan ini?

“Kudengar, malam ini kita semua harus bekerja lembur untuk mengurus semua menu makanan di pesta ulang tahun kekasihnya.”

Dan kali ini wajah Selena memucat. Ulang tahun Lucca?

Entah berapa banyak lagi kebetulan yang harus menjebak dirinya untuk terus berada di sekitar Lucca dan Pamela. Sudah cukup semalaman ia harus berinteksi dengan Lucca di atas ranjang. Kenapa ia masih harus terlibat dengan pria itu dalam urusan pekerjaan?

“Kenapa aku baru mendengarnya?”

Jenny menoleh, menatap sang teman dengan keheranan tetapi kemudian ia teringat. Dengan cengiran kudanya wanita itu menjawab dalam bisikan. “Sebenarnya aku tak sengaja mendengar pembicaraan tuan Pamela dan kepala koki. Kemarin siang.”

Selena menghela napas dalam hati. Memutar otak untuk memikirkan cara lolos dari pekerjaan tambahan ini. Akan tetapi, tak satu pun ide sempat muncul di kepalanya ketika salah satu pelayan muncul dan menyuruh semua karyawan berkumpul. Ada sesuatu yang akan disampaikan oleh kepala koki.

Jenny dan Selena saling pandang. Kedikan bahu sang teman mengafirmasi informasi yang baru saja wanita itu katakan.

Sejenak Selena merasa lega karena tidak semua karyawan akan pergi ke hotel tempat pesta perayaan tersebut diadakan. Pesta ulang tahun tersebut diadakan secara khusus. Hanya beberapa undangan dengan teman-teman terdekat saja sehingga tak memerlukan banyak tenaga. Namun harapan itu lenyap ketika Selena dan Jenny masuk ke dalam daftar yang akan mengurus persiapan di hotel.

*** 

Suara tepuk tangan yang riuh menyambut kedatangan pasangan yang muncul di ruangan luas tersebut. Undangan yang datang tak lebih dari tiga puluh orang, di ruangan dengan meja besar dan lampu hias yang menggantung di tengah ruangan. Kue ulang tahun bertingkat tiga sudah disiapkan di ujung meja. Para pelayan berdiri berjajar di belakang setiap kursi. Siap melayani keinginan setiap tamu undangan. 

Beruntung posisi Selena ditempatkan beberapa kursi dari sepasang kursi utama. Sehingga ia berada cukup jauh dari posisi Lucca dan Pamela. Wajahnya tertunduk dalam, menghindari tatapan Lucca yang langsung mengarah padanya.

Begitu Lucca dan Pamela berdiri di ujung meja, lagu selamat ulang tahun memenuhi seluruh ruangan. Acara berlanjut dengan memejamkan mata dan mengucapkan harapan, tiup lilin, dan pemotongan kue. Lucca tentu saja memberikan potongan kue pertamanya untuk Pamela. Yang mendapatkan decak kagum akan kemesraan pasangan tersebut.

Mafia Boss's BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang