Seorang pemuda berlari melewati lorong sekolah yang terlihat sepi. Dengan rambut acak-acakan dan seragamnya yang jauh dari kata rapi.
Langkahnya terhenti pada salah satu pintu kelas yang kemungkinan besar adalah ruang kelasnya. Ia menendang pintu kelas dengan kuat hingga menimbulkan bunyi nyaring.
Brak!
"TELAT LAGI ZIDAN?!" murka guru yang baru menerangkan materi di depan kelas kepada pemuda itu.
Jam telah menunjukkan pukul 08.00 WIB namun pemuda itu dengan santainya masuk ke dalam kelas tanpa sopan santun.Louvel Zidanne Shaquille, kerap dipanggil Zidan. Namanya memang bagus, tapi nama bagus tidak menjamin perilaku yang bagus juga bukan?
Seorang pemuda yang sering dicap badboy, pembuat kerusuhan karena sering melancarkan aksi kejahilannya. Dia tidak terlalu perduli sekitar. Asal ia senang, ia akan melakukannya mengabaikan tanggapan orang. Mungkin itu yang membuatnya dicap demikian.
Prinsipnya, ia hidup untuk dirinya bukan orang lain. Usianya masih 16 tahun, duduk di kelas XI IPS 1.
Dia memang badboy, tapi dia bukanlah playboy. Karena sampai saat ini ia masih belum pernah merasakan apa yang namanya pacaran. Bukan tidak laku, tapi ia malas.
"Menurut Ibu?" tanya Zidan menantang, masih berdiri di depan pintu dengan tas yang ia sampirkan di bahu kirinya.
"LOUVEL ZIDAN!"
Zidan memutar bola matanya malas, "Suruh ngapain? lari? ngepel? hormat?"
"Ke ruang OSIS sekarang!" perintah guru itu, sebut saja Bu Sukma.
"Ngapain? ngepel?"
"Tunggu Pak Rahmad di sana!"
"Kenapa ga di BK aja sekalian?"
"Cepat! jangan membantah!"
"Ck." Decak Zidan pelan, melempar tasnya ke arah meja paling belakang yang langsung ditangkap oleh temannya.
Dengan santai ia berbalik menutup pintu kelas sedikit kencang.Brak!
"Astaga anak itu." Ujar Bu Sukma geleng-geleng kepala.
Zidan merogoh saku celananya, membuka permen mint kesukaannya dan membuang sampahnya asal abai jika orang lain ataupun guru melihatnya."Males banget harus ketemu itu manusia es." Gerutu Zidan.
Tanpa mengetuk pintunya, ia masuk ke ruang OSIS dan mendudukkan diri di sofa yang ada tersedia di dalam sana.
Di sampingnya ada pemuda yang menatapnya datar, ia sadar itu.
"Apa liat-liat!" ketusnya membuat tatapan pemuda itu semakin datar dan dingin.
"Ngapain?" ujar pemuda itu datar.
Evrard Reynandra Auriville, sering disapa Reynan, ketua OSIS SMA Arville. Dingin, datar, cuek dan kejam itu lah dia.
Usianya 17 tahun, 1 tahun lebih tua dari pada Zidan. Bukan Reynan yang tua, tapi Zidan yang terlalu muda. Reynan duduk di kelas XI IPA 1.Sifat keduanya sangat bertolak belakang membuat keduanya sering bertengkar ketika bertemu. Jika Zidan pembuat onar dan suka melanggar aturan, maka Reynan sebaliknya. Sejauh ini mereka tidak berteman ataupun bermusuhan, atau kah hanya belum?
"Disuruh Bu Suk." Jawab Zidan yang lebih terdengar seperti gerutuan.
Reynan kembali fokus pada proposal yang ada di tangannya mengabaikan Zidan yang duduk di sebelahnya.
"Proposal apa tuh?" celetuk Zidan mengintip proposal yang sedang dibaca oleh Reynan.
Plak!
"Anjing!" sewot Zidan ketika mukanya kena gampar proposal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Auriville : [Mien]
Teen FictionRe-upload. Dosanya buat masing-masing pembaca. Thankss.