Delapan

9.8K 812 62
                                    

"Jadi?" tanya seorang pemuda kepada pemuda lainnya yang duduk dihadapannya.

Di ruangan ini tidak hanya ada dua orang tetapi ada empat.

"Abang kerja sama dengan Jo'Company?" tanya pemuda itu yang tak lain adalah Reynan.

Pemuda yang berhadapan dengan Reynan adalah Kakak ke-3 nya, Erzando Dariel Auriville. Usianya baru 20 tahun. Seorang CEO muda yang terkenal dengan kecerdasannya dan kepintarannya dalam memimpin perusahaan.

Ed'Company, itulah nama perusahaan yang dipimpin oleh Erzan. Perusahaan properti yang telah tersebar diberbagai daerah.

Di samping pemuda itu ada, Ernest Reinaldo Auriville. Kakak sulung Reynan yang berusia 24 tahun. Dia juga seorang CEO muda berbakat terkenal dengan kekejamannya dalam berbisnis.

Ern'Company. Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, perusahaan besar yang sangat dikenali banyak orang. Perusahaan dengan cabang yang tersebar luas bahkan di luar negri.

Dia juga menjabat sebagai kepala sekolah di SMA Arville. Sekolah milik sang Ayah.

"Iya, kenapa?"

"Aku ingin bertemu dengan CEO Jo'Company."

"Untuk apa?" tanya Erzan lagi memancing adiknya untuk bercerita karena tidak biasanya adiknya meminta hal seperti itu.

"Hanya bermain?"

"Tentu."

"Jika aku ingin abang menarik saham yang ada di perusahaannya, abang mau?"

"Berikan alasan."

"Dia menyakiti milikku."

"Milikmu?" tanya Ernest membuka suara setelah lama menyimak.

"Jangan bilang ada sangkut pautnya sama anak kecil tadi sore?" sahut Erlan juga ikut membuka suara.

"Ayah, atau lebih tepat iblis." Ujar Reynan dingin dan datar.

"Jelaskan dengan benar." Titah Erzan menatap Reynan dingin meminta penjelasan lebih lanjut.

"Louvel Zidanne Shaquille."

Reynan melirik abang sulungnya yang tampak sedang berpikir.

"XI IPS 1. Murid nakal yang selalu bikin ulah, benar?" tanya Ernest setelah mengingatnya.

Ia sering mendengar nama itu bahkan ia sering mendengar aduan dari guru-guru tentang bagaimana nakalnya anak itu.

"Hm. Memang nakal tapi dalam batas wajar, asal tidak ada yang mengganggunya lebih dulu."

"Wajar kamu bilang? membuat anak orang masuk rumah sakit?"

"Makanya cari dulu kebenarannya, jangan terlalu fokus pada berkas mu itu, bang."

"Apa kesalahanku kali ini?"

"Zidan membalas perbuatan siswa kelas IPS 4 karena dia mengejeknya anak haram dan membawa kedua orang tuanya. Rey rasa itu wajar."

"Tentu saja kau bilang wajar, jika yang berada diposisi Zidan adalah kau pasti orang itu akan masuk ke liang lahat bukan rumah sakit lagi." Sahut Erlan tak habis pikir dengan perkataan Reynan.

"Tapi aku tidak percaya jika anak kecil itu sudah kelas XI? dan juga aku rasa dia anak yang polos?" lanjut Erlan.

"Polos bagaimana? kamu tidak tahu saja
nakalnya di sekolah." Sambar Ernest geleng-geleng kepala.

"Tadi aku bertemu dengannya dan dia terlihat sangat polos. Bahkan ku kira Reynan menjadi pedofil."

"Trauma. ****."

Auriville : [Mien]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang