Dua Belas

10.5K 888 49
                                    

"Panggil saja." Ucap seseorang yang baru saja memasuki ruang Kepala Sekolah.

Sudah cukup ia menguping, akhirnya ia masuk diikuti tiga pemuda lainnya. Awalnya ia mencegah mereka, namun salah satu dari mereka memaksa ikut, jadi ia membiarkannya.

"Lho Rey? kalian ngapain?" tanya Zidan terkejut mendapati Reynan datang bersama Kelvin dan kedua temannya.

"Pengumuman! pengumuman! panggilan untuk siswi yang bernama Geisha Salviera kelas XII IPS 4 agar ke ruang kepala sekolah sekarang."

"Kalo sama Rey aja langsung diturutin." Cibir Zidan tidak terima.

Ia merasakan sebuah acakan di rambutnya setelah berkata seperti itu, ia mendongak menatap sang pelaku yang memandang dirinya tenang, Reynan.

"Berantakan njir!"

"Lo abis dari mana? kenapa baju lo berantakan?" tanya Kelvin menyelidik.

"Dari apart. Tenang ae, aman lah. Nih! gue balikin." Jawab Zidan seraya menyerahkan kunci motor Kelvin.

"Bukan masalah motornya, tapi elonya bego!"

"Gue gapapa, gerah aja tadi." Alibi Zidan, sebenarnya ia sengaja bukan gerah. Ia tadi juga sempat ketiduran di apartement, untung saja tidak terlambat untuk kembali ke sekolah.

"Kamu habis bolos?" tanya Ernest menyahut.

"Iya." Jawab anak itu membuat Kelvin, Sean dan Rio menganga tak percaya.

"Rey udah biarin. Lo duduk aja." Ujar Zidan menjauhkan tangan Reynan dari rambutnya dan menyuruh pemuda itu duduk.

"Cuma Rey aja nih? kita engga?"

Zidan melirik sinis Rio, "Lo mau duduk ato engga terserah! bukan urusan gue."

"Jadi, kalo Rey urusan lo nih?"

"Diem, anjing! bukan waktunya bercanda!" ketus Zidan menutupi rasa malunya menyadari apa yang ia lakukan.

"Kelvin, pinjem hp." Lanjutnya meminta kepada Kelvin.

"Buat apaan?"

"Buat telpon temen lo."

"Siapa?"

"Udah cepetan, gue butuh nih!"

Zidan menerima ponsel Kelvin, ia membuka kontak Kelvin dan menekan salah satunya.

"Halo, Bang. Ini gue Zidan."

"Elo? kok pake hp si kambing?"

"Hp gue ga tau kemana, diambil orang tadi pagi."

"Ohh, ngapain? butuh bantuan?"

"Mau main gak?" tanya Zidan ambigu.

"Main? boleh lah kalo ada."

"Hooh, gue ada nih."

"Boleh tuh, lama ga main."

"Ya udah abang kesini, sama bang Jo juga."

"Di mana?"

"Sekolahan gue, langsung ke ruang kepala sekolah. Gue kasih waktu 20 menit, kalo lebih lepas."

"Iye-iye kagak! jangan di lepas. Gue kangen."

"Anjing." Lirih Zidan lalu menutup telponnya.

"Ngundang bang Jo sama siapa lo?" tanya Kelvin seraya menerima ponselnya.

"Bang Niko sama bang Jo."

"Seriusan?! lo kenapa telpon Niko, Zidann!" ujar Kelvin gemas nyaris berteriak.

Auriville : [Mien]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang